Title : A Present From Heaven
Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy.
Genre : Romance.
Author : Monita a.ka Kim98happyend
A/N : All cast is important FF ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tokoh, tempat, kejadian, dan isi cerita itu hanya kebetulan Semata.
Disclaimer : Cast bukan milik author. Disini author hanya meminjam nama mereka untuk keperluan cerita semata. FF ini Pure dari Imajinasi Author. Siapapun yang baca ff ini harus dan wajib meninggalkan jejak, jangan jadi pembaca gelap atau pembaca misterius. Typo harap dimaklumi. Jika ada data Pribadi Cast yang dirubah, harap dimaklumi. It's FF right !!!
No Bash
No Copas
No Silenta
Happy Reading !!!Suzy meneguk minumnya kemudian menatap Myungsoo yang tampak senang membuatnya tersedak itu.
"Berhenti tersenyum dan bersihkan badanmu. Aku tak mau virus dari rumah sakit akan bersarang disini." Ucap Suzy.
"Ne, algeuseumnida." Balas Myungsoo menurut dengan nada yang terdengar manis.
"Heoh, aku akan tinggal dengan namja yang selalu berkata tak jelas seperti itu." Dengus Suzy kemudian berjalan kearah kardus yang belum ia bereskan. Ia kemudian berjongkok dan membuka kardus itu.
"Wah, semuanya berisi buku." Gumam Suzy dan duduk mengeluarkan semua buku itu. Matanya sedikit melebar ketika melihat sebuah buku bertuliskan 'human pshycology' disana.
"Ia juga membaca ini?." Gumam Suzy kemudian membawa bukunya ke arah rak kosong dan menatanya. Tak berapa lama Myungsoo keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambutnya yang masih basah.
"Oh, aku akan membantumu." Seru Myungsoo ketika melihat Suzy yang bersila sambil menata bukunya di rak."Hey, kau mempermainkanku." Ucap Myungsoo kesal.
"Apa yang akan kau lakukan jika aku mempermainkanmu?." Tanya Suzy setengah menantang.
"Aku akan membuatmu seperti kepiting rebus setiap kali bertemu denganku." Jawab Myungsoo menggoda dengan mendekatkan wajahnya kedekat wajah Suzy.
"Lakukan jika kau berani." Ucap Suzy tak mau kalah.
"Kau dengar aku baik-baik. Kau akan menyesal jika menantang laki-laki sepertiku. Kau sendiri yang mengecapku sebagai pria byeontae. Seharusnya kau hati-hati dengan apa yang kau katakan." Balas Myungsoo mengingatkan.
"Kau mau menciumku?." Tanya Suzy. Myungsoo tampak terkejut karena Suzy mengatakannya dengan santai.
"Atau karena mulai hari ini aku akan tidur di tempat tidur yang sama denganmu? Neorang (bersamamu)?." Tanya Suzy lagi dengan berani. Myungsoo bahkan hampir lupa cara bernafas karena Suzy dengan santainya mengatakan hal itu.
Suzy mendekatkan wajahnya kearah Myungsoo dan memejamkan matanya. Myungsoo tampak terlihat gelagapan dengan tingkah tak terduga Suzy dan hanya ikut menutup matanya. Namun tiba-tiba Suzy membuka matanya dan tertawa melihat Myungsoo. Membuat Myungsoo membuka matanya kembali dan tampak kaget dan malu karena perbuatan Suzy.
"Kau pasti sangat ingin menciumku." Kekeh Suzy.
"Bagaimana jika aku menciummu?." Tanya Myungsoo dengan nada kesalnya.
"Aku akan memukulmu." Jawab Suzy sambil berjalan kearah ponselnya yang ia taruh di nakas dekat tempat tidur. Namun saat ia berbalik, Myungsoo sudah berdiri dibelakangnya dengan tatapan seakan ingin balas dendam.
"Hey, jangan bercanda." Ucap Suzy kesal.
"Sudah kukatakan padamu sebelumnya. Jangan mempermainkanku." Balas Myungsoo meraih ponsel Suzy dan melemparnya di tempat tidur.
"Myung, aku benar-benar akan menamparmu." Ucap Suzy.
"Kau bilang, kau tak tau perasaanmukan. Aku akan membuktikan bahwa kau juga menyukaiku." Balas Myungsoo
"piryeo opso (Aku tak butuh). Aku akan mengetahuinya dengan sendiri." Ucap Suzy gelagapan karena Myungsoo memegang tangannya dan berdiri tepat didepannya dengan jarak yang sangat dekat.
"Myung, kau tau aku tak menyukai skinship." Ucap Suzy tersendat sambil mengadahkan kepalanya menatap Myungsoo yang menundukkan kepalanya menatapnya.
Myungsoo mengangkat tangan kirinya kemudian menaruhnya di tengkuk Suzy. Pandangannya masih sama dan ia tak goyah.
"Jebal." Ucap Suzy ketakutan sambil memejamkan matanya. Namun tiba-tiba Myungsoo melepas tangannya dan tertawa terbahak-bahak hingga terguling diatas tempat tidur. Ia tampak puas membalas Suzy yang selalu membully dan mempermainkannya itu. Suzy mengepalkan tangannya dengan kesal dan mengumpat dalam hati.
"Aku tak akan pernah menyukaimu. Jeoltae." Gumam Suzy sambilmeraih ponselnya kemudian berjalan keluar. Ia duduk di sofa sambil mendekatkan ponselnya di telinganya.
"Eomma." Seru Suzy dengan nada senang. Myungsoo yang akhirnya menghentikan tawanya keluar dengan wajah bingungnya. Ia berdiri di belakang Suzy kemudian berjongkok dan bersandar di punggung sofa di sebelah Suzy dan mencoba menguping pembicaraan mereka.
"Nde, johaeyeo." Ucap Suzy tersenyum senang.
"Besok sepulang kerja aku akan mampir ke restoran." Ucap Suzy lagi kemudian menutup panggilan itu. Ia menatap Myungsoo dingin.
"Apa yang kau lakukan?." Tanya Suzy dingin. Myungsoo kemudian berdiri dan melompati Sofa dan duduk disamping Suzy.
"Orang tadi, bukankah kau..." Ucap Myungsoo terputus.
Ting...tong...ting...tongg...
Suzy mengedikkan kepalanya kearah pintu menyuruh Myungsoo membukakan pintu. Dengan menghela nafasnya, ia membukakan pintu apartementnya itu.
"Aku tak mengganggukan. Aku bahkan memencet bel dan tidak sembrono masuk." Ucap Ki Bang ketika Myungsoo membukakan pintu. Sementara Myungsoo sudah berlalu kearah dapur mengambil air putih.
"Kau datang disaat yang tepat oppa. Gumawo." Ucap Suzy tersenyum sambil mengikat rambutnya.
"Apa terjadi sesuatu?." Tanya Kibang.
"Aniyo, oppa ingin minum apa?." Tanya Suzy.
"Yang ada saja. Aku tau kulkasmu tak ada isinya." Jawab Kibang. Myungsoo tampak mengerucutkan bibirnya karena melihat keakraban Suzy dengan Kibang itu.
"Yoksi, neo nae oppaya." Ucap Suzy kemudian berjalan membawakan jus jeruk untuk Kibang dan duduk di kursi disebelahnya. Menghiraukan Myungsoo yang masih ada di dapur meminum air putihnya.
"Kau sudah memberesi barang Myungsoo?." Tanya Kibang karena tak melihat ada kardus lagi disana.
"Eoh, Myungsoo juga baru pulang. Hari ini ia melakukan operasi yang memakan waktu sampai 6 jam. Ia bahkan belum makan lagi setelah makan siang tadi." Jawab Suzy. Myungsoo tampak heran dengan perubahan sifat Suzy.
"Myung, kau beruntung akan menikah dengan Suzy. Ya meskipun ia sering memarahiku karena tugasku yang kadang berantakan." Puji Kibang.
"Ia yang sial harus bertunangan denganku sekarang." Balas Myungsoo duduk di kursi yang menghadap Kibang.
"Syukurlah jika kau tau." Timpal Suzy.
"Ban mobilmu sudah kuganti dengan yang baru. Aku juga tak lupa menyiapkan ban serepnya. Mesin mobilmu juga tak bermasalah. Hanya akinya saja yang tidak berfungsi." Jelas Kibang sambil mengulurkan kunci mobil Suzy.
"Syukurlah. Aku akan stress jika mobil itu rusak parah." Ucap Suzy tampak senang.
"Kenapa kau tak bilang jika mobilmu mogok?." Tanya Myungsoo.
"Lalu apa yang mau kau lakukan. Kau saja masih meminjam mobil Kim appa." Jawab Suzy mengejek.
"Dan ini billnya." Ucap Kibang. Suzy meraihnya dan dengan cepat menyodorkannya pada Myungsoo tanpa melihat nominalnya.
"Ini billnya tuan bergaji besar." Ucap Suzy setengah mengejek. Myungsoo mendesis pelan kemudian berjalan masuk ke kamar mengambil ponselnya.
"Myungsoo yang membayarnya?." Tanya Kibang.
"Ne." Jawab Suzy cepat.
"Apa ada lagi yang kalian butuhkan?." Tanya Ki Bang.
"Eumm, belum ada." Jawab Suzy sambil berfikir.
"Aku sudah mengirimnya ke rekeningmu hyeong." Ucap Myungsoo berjalan keluar kamar sambil menatap ponselnya.
"Oh, ya. Apa Suzy sudah menemui ibumu?." Tanya Kibang. Myungsoo tampak terkejut namun kembali menutupi ekspresinya itu.
"Belum saatnya." Jawab Myungsoo santai.
"Aku juga belum siap menemuinya. Siapa tau aku tak jadi menikahinya." Ucap Suzy.
"Hey." Seru Myungsoo.
"Cepat keringkan rambutmu dan pergi berbelanja denganku. Sudah berapa kali aku menyuruhmu." Ucap Suzy kesal.
"Ini baru dua kali. Dua kali." Tekan Myungsoo sambil beranjak dan masuk kedalam kamar.
"Kalau begitu aku pergi. Jika ada yang kalian butuhkan lagi, kalian tinggal hubungi aku." Pamit Kibang.
"Arraseo oppa, hati-hati dijalan." Ucap Suzy mengantarnya sampai kedepan pintu.
"Kajja." Ucap Myungsoo berjalan dengan santai keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Present From Heaven
RomanceCerita tentang cinta yang terpisahkan karena sebuah ego dan kesalahpahaman. Perjuangan Seorang dokter menemukan jati dirinya dan cintanya.