Chapter 21

402 90 20
                                    


Suzy yang mengetahui appanya kembali terjatuh pingsan itu membuka cepat pintu ruangan rawat appanya. Menatap khawatir appanya yang terlihat baik-baik saja berbicara dengan Siwan dan Myungsoo yang ada disana. Tentu saja merencanakan banyak hal agar Suzy tak mengetahui keadaanya. Siwan sebenarnya tak mempercayai semua hal ini. tapi ia tak habis pikir, bagaimana semua hal menyedihkan ini bisa terjadi wanita yang ia cintai dalam diam itu.

"Appa, gwencanha?." Tanya Suzy tak memanggilnya dengan botak. Menyerobot diantara mereka dan duduk ditepi ranjang.

"Ahbeonim hanya dehidrasi dan kelelahan." Bohong Myungsoo yang dilirik Suzy pelan. Tak percaya karena ia sudah curiga bahwa appanya pasti menyuruh mereka berbohong.

"Gwencandanika." Ucap Myungsoo lagi.

"Botak, lebih baik kau menginap disini untuk beberapa hari. Tidak ada penolakan." Ucap Suzy tegas sementara appanya melirik Myungsoo yang mengangguk samar.

"Oppa, sebenarnya apa yang terjadi pada appaku?." Tanya Suzy pada Siwan. Tentu saja ia tau gelagat oppanya itu. Ia akan dengan mudah tau jika ia berbohong. Sementara Myungsoo menatapnya dengan gusar.

"Suzy-ah." Ucap Appanya mencoba menghentikan rasa penasarannya.

"Oppa malhae." Paksa Suzy tegas. Memegang tangan Siwan.

"Gwencandanika." Bentak Myungsoo, membuat mereka tersentak. Myungsoo dengn cepat menarik tangan Suzy dan membawanya keluar sementara appa Suzy memasang wajah kakunya tak terima dengan perilaku Myungsoo pada Suzy.

-------.

"Apa yang kau lakukan?." Ucap Suzy sambil menghentakkan tangan Myungsoo. Melepaskannya dengan paksa.

"Appaku yang ada disana. Berbaring ditempat tidur itu. Apa seharusnya aku tidak khawatir dan bersikap biasa saja?." Tanya Suzy lagi sementara Myungsoo mengacak rambutnya.

"Aku sudah bilang dia baik-baik saja. apa itu tidak cukup untukmu." Jawab Myungsoo.

"Apa kau tidak bisa berpikir dengan benar?. Bagaimanapun juga aku harus tau keadaanya, aku tau kalian sudah bersekongkol untuk menutupinya. Tidakkah seharusnya kau ada dipihakku. Dia orang satu-satunya dalam hidupku. Aku khawatir, aku takut, aku takut dia pergi dari hidupku tanpa aba-aba. Sangat wajar jika aku ingin tau kenapa appaku tiba-tiba sakit disaat ia adalah pria yang tak pernah sakit sebelumnya." Ucap Suzy panjang lebar sementara Myungsoo terdiam. Bingung harus berbuat apa karena semua perintah appa Suzy sebelumnya.

"Lalu apa yang harus aku lakukan jika appamu sendiri yang memintanya. Mempertaruhkan apa yang kumiliki untuk menutupinya darimu. Apa kau tak sadar ia ingin menutupinya demi dirimu?." Tanya Myungsoo frustasi.

"Aku, aku benar-benar tak mengerti dengan pola pikirmu itu." Jawab Suzy kemudian berlalu. Berjalan dengan cepat meninggalkan Myungsoo yang meremat kepalanya frustasi.

---------|||-----------

"Mianhaeyo." Ucap appa Suzy pada Siwan yang termenung disana saat Myungsoo dan Suzy pergi.

"Gwencanseumnida. Saya mengerti keinginan anda." Jawabnya sedikit kikuk. Tak nyaman dengan situasi itu.

"Aku yang salah, seharusnya aku minta untuk tak dibawa kesini. Membuat dia harus meluapkan rasa khawatirnya seperti itu." Ucap Appa Suzy merasa bersalah membagi tanggung jawab ke banyak orang itu.

"Sebelumnya saya minta maaf, tapi bolehkah saya mengutarakan pendapat saya?." Tanya Siwan dengan ragu setelah merenung cukup lama.

"Saya takut Suzy lebih tertekan jika dia tau saat anda menjalani operasi itu. Operasi itu sangat beresiko dan anda sudah tau bahwa kemungkinan anda untuk kembali normal sangat kecil atau bahkan yang terburuk, koma. Bagaimana jika dia mengetahuinya saat anda sudah dalam ruang operasi dan menyalahkan dirinya sendiri karena tak tau hal sepenting ini terjadi pada pria satu-satunya yang ada dihidupnya." Ucap Siwan yang tentu saja membuat appa Suzy terpaku. Tenggelam cukup dalam pada kekalutan yang memang sudah lama ia pikirkan itu.

A Present From HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang