Chapter. 22

414 91 20
                                    

maaf kemarin aku badutin kalian. jangan lupa ramein The Poetry ya <3

------------------------|----------------------

"Kami memang dekat." Ucap Myungsoo membuat Suzy menoleh dengan cepat. Mengontrol ekspresi terkejutnya ketika mendengar suara Myungsoo itu.

"Cukup dekat untuk memanggil ahbeonim?." Tanya Sungjae dengan mata yang mengerjap.

"Tentu saja, aku dokter pribadinya." Jawab Myungsoo sambil menaruh amplop putih itu didepan Suzy kemudian dengan santai meninggalkannya kembali ke mejanya.

"Mwoya ige." Gumam Juhwan berusaha meraih kertas itu namun dengan cepat dicegah oleh Suzy yang dengan sigap mengambilnya.

"Mwoya, apa itu kode rahasia. Kau terlalu overeacting." Dumel Jieun.

"dr. Bae." Ucap Jiyeon yang kebetulan ada di shift yang sama dengan mereka.

"Wae?." Tanya Suzy tak berselera.

"Kudengar appamu di rawat disini." Ucap Jiyeon santai.

"Kau benar-benar kudet tentang hal seperti ini. appaku sudah pulang tadi pagi." Decak Suzy.

"Ah, kukira beliau masih ada disini." Seru Jiyeon.

"Aku menaruh beberapa vitamin dan suplemen di mejamu. Semoga appamu cepat sembuh." Ucap Jiyeon yang terkesan tsundere itu berjalan kearah meja Myungsoo dan Siwan.

"Wah, tidakkah kalian belum baikan dan masih bermusuhan." Decak Jieun tak percaya.

"Dia memang seperti itu." Balas Suzy menatap Jiyeon yang bercengkrama ramah dengan Myungsoo.

----------|||---------

Suzy yang akhirnya bisa menghindar dari teman-temannya itu berdiri dibalik dinding atap kemudian membuka kertas dari Myungsoo tadi. Memasang wajah campur aduknya kemudian menghela nafasnya.

"Kita sudah seminggu tak berbicara. Apa kau tak bisa memaafkanku?. Aku bahkan merawat appamu dengan baik."

"Kau bahkan tak meminta maaf dan memintaku memaafkanmu." Gumam Suzy.

Suzy meremat kertas itu kemudian memasukkannya kedalam tempat sampah dengan santai. Membuangnya tanpa merasa bersalah.

"Jebal." Ucap Myungsoo pelan yang menatapnya dari kejauhan.

----------|||-------------

Jieun yang akan pulang setelah menyelesaikan shiftnya itu terdiam didalam mobilnya. Menggigit kuku ibu jarinya dengan kening yang berkerut. Masih saja memikirkan banyak hal yang berkeliaran di kepalanya itu.

"memang benar dia dokter pribadinya, tapi tidakkah aneh dengan sikapnya itu." Gumam Jieun yang ternyata ada ditempat itu ketika Myungsoo dan Suzy bertengkar.

"Tidak mungkin kan." Gumam Jieun lagi.

------------|||-----------

Suzy yang tau Myungsoo kembali dari rumah sakit itu dengan cepat menutup matanya berpura-pura bahwa ia sudah tertidur. Menajamkan pendengarannya hingga ia bisa mendengar Myungsoo yang menghela nafasnya panjang diikuti suara pintu kamar mandi yang tertutup.

"Kau bisa dengan mudah meminta maaf. Kau tidak harus membuatku sejauh ini." Gumam Suzy.

-------.

"Botak, ini bingkisan dari Jiyeon." Ucap Suzy duduk didepan appanya yang sibuk dengan ponselnya itu. Seperti biasa, pekerjaannya dan mengabaikan kesehatannya.

"Kenapa kau terlihat murung?." Tanya Appanya.

"Aniya, gwencanha." Jawab Suzy tersenyum paksa.

"Kau sudah dengar dari Myungsoo, Nyonya Kim mengundang kita semua ke rumah. Sepertinya Myungsoo sudah mantap dengan keputusannya." Ucap Appanya.

A Present From HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang