Chapter 17

554 103 24
                                    

BACA NB. DIBAWAH BAGI YANG BARU BACA PERTAMA KALI DARI PART INI.

Siwan duduk di depan mejanya sambil fokus menatap hasil CT pasien yang akan ditangani oleh Myungsoo. Ia kemudian membuka ponselnya sambil bersandar pada kursinya dan mengetukkan jarinya di mejanya.

"Annyeonghasaeyo." Ucap Siwan menyapa orang yang ia telepon.

"Nde, bisakah saya meminjam salinan disertasi dari. Prof. James?." Tanya Siwan yang ternyata menghubungi perpustakaan rumah sakit.

"Ah, nde. Saya akan mengambilnya sekarang." Jawab Siwan sambil bangkit dari kursinya.

Siwan keluar dari ruangannya dan berpapasan dengan Suzy selesai dengan panggilannya.

"Oh, kenapa kau ada disekitar sini lagi?." Tanya Siwan sambil memasukkan ponselnya ke sakunya.

"Ah, aku mau ke perpustakaan. Lebih cepat jika lewat sini." Jawab Suzy ikut memasukkan ponselnya ke sakunya.

Siwan mengeluarkan permen dari sakunya dan menyodorkannya pada Suzy yang berjalan disampingnya. Suzy tersenyum cerah kemudian membuka bungkus permen berwarna merah itu.

"Pasien dengan tumor itu." Ucap Siwan terhenti karena ragu harus bagaimana melanjutkannya.

"Tempat tumornya sangat krusial dan kau tak yakin bisa menanganinya dan kau juga tak yakin Kim Gyusu bisa menanganinya." Lanjut Suzy menebak apa yang akan dikatakan Siwan.

"Eung, tingkat resiko sangat tinggi. Meskipun sembuh, pasien itu mungkin tak bisa menggunakan beberapa anggota tubuhnya dengan cukup baik. Hah, kenapa letaknya harus di saraf itu." Hela Siwan. Suzy menepuk punggung Siwan pelan sambil tersenyum.

"Aku yakin saat kalian mengoperasinya nanti kalian akan menjadi tim yang baik." Ucap Suzy sambil tersenyum. Membuat Siwan hanya bisa membalas senyumnya dengan lembut.

"Keundae, kenapa kau terus berjalan denganku oppa?." Tanya Suzy kemudian.

"Aku juga akan ke perpustakaan. Membaca salinan disertasi prof. James." Jawab Siwan yang diangguki Suzy.

"Ah, benar. Disertasi prof. James tidak bisa diakses secara pribadi." Gumam Suzy.

"Ah, keundae apa oppa tau. Prof. James itu, dia berteman dengan Kim Gyusu." Lanjut Suzy.

"Eh, bagaimana kau tau?." Tanya Siwan.

"Kebetulan saja aku tau. Aku sempat bertemu dengannya 2 tahun lalu tanpa sengaja. Benarkan apa kataku, Kim Gyusu ditambah dengan oppa akan menjadi kombinasi dokter yang sempurna." Jelas Suzy.

"Tanpa sengaja apanya." Gumam Siwan pelan.

---------|||-------------

Myungsoo merogoh sakunya mencari koin untuk mesin penjual kopi ketika Sungjae berjalan kearahnya dan memasukkan koinnya untuknya. Sungjae tersenyum ketika Myungsoo terkekeh melihat tingkah Sungjae itu. Myungsoo kemudian menekan tombol kopi yang ia mau dan menunggu kopi itu mengisi cupnya.

"Kau baru saja makan siang?." Tanya Myungsoo pada Sungjae yang berdiri tegap disampingnya.

"Nde, gyusunim." Jawabnya. Sungjae dengan cepat mengeluarkan kopi itu dari mesin sebelum Myungsoo mengambilnya.

"Jangan berlebihan." Komentar Myungsoo meraih kopi yang disodorkan Sungjae.

"Keundae, apa maumu?. Sepertinya kau memiliki niat lain." Tanya Myungsoo dengan mata menyipit.

"Aniyo, jeongmal eopseumnida." Elak Sungjae sambil menggoyangkan tangannya menunjukkan penolakan.

"Ah, aku akan habiskan kopiku. Kau ikut denganku sebentar ke ruanganku." Ucap Myungsoo sambil meniup kopinya yang masih panas.

A Present From HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang