"Pasien yang dirahasiakan identitasnya ini." Ucap Myungsoo terhenti dengan kepala menunduk. Ia kemudian mengangkat kepalanya dan membalas tatapan Siwan.
"Pasien ini adalah Orang tua dr. Bae." Ucap Myungsoo.
"Mwo..Mworagoyeo?." Tanya Siwan tak percaya. Myungsoo menghela nafasnya pelan.
"Saya tau anda mengenalnya, jadi lebih baik saya mengatakannya. Tolong rahasiakan ini dari dr. Bae. Ini permintaan dari pasien sendiri." Jawab Myungsoo.
"Al..algaeseoyo." Balas Siwan terbata. Terlalu terkejut hingga tak bisa menerima kenyataan ini.
"Anda tau Prof. James kan?. Dia teman dekatku. Dia sudah berjanji akan datang ke Korea dalam waktu dekat. Setelah kita membahasnya dengan beliau dan setelah keadaanku stabil, kita bisa melakukan prosedurnya." Ucap Myungsoo sambil berfikir.
Siwan menghela nafasnya berat sementara Myungsoo berdiri dan membungkukkan tubuhnya mengundurkan diri dari ruangan Siwan.
-----|||---------
Suzy melihat deretan dress pengantin berwarna putih itu sambil sesekali menyentuhnya. Melihat detailnya. Minyoung yang sadar hal itu sesekali meliriknya dan menghampirinya setelah selesai dengan urusannya.
"Kau mau mencobanya?." Tanya Minyoung pada Suzy yang berhenti cukup lama didepan dress berwarna pink soft itu.
"Ah, aniya. Hanya melihat bajunya terlihat cocok untuk prewedding." Jawab Suzy sambil melipat tangannya didepan dada dan melihat dress lain.
"Cobalah, lagipula kau sebentar lagi juga akan menikah." Timpal Minyoung.
"Aniya, masih lama. Selama PTSD belum sembuh total aku tak akan menikahinya. " Sergah Suzy.
"Wae?. Apa kau tiba-tiba kehilangan konsentrasi dan banyak pikiran lagi?." Tanya Minyoung khawatir. Menghentikan langkah Suzy dengan memegang lengannya. Suzy berbalik dan tersenyum.
"Bukan itu, tapi aku memang belum sembuh. Saat aku bisa melepaskan pengobatanku aku akan menikahinya. Menyedihkan jika seorang istri ketergantungan obat penenang. Dia saja tidak tau." Komentar Suzy.
"Sekarang kau baik-baik saja, aku tau itu." Balas Minyoung yang hanya mendapat senyuman hangat dari Suzy.
-----------.
Suzy duduk didepan lemari pakaian dan mengeluarkan obat penenang dari tasnya kemudian memasukkannya kedalam kotak yang ada dilemari.
"Eung." Gumam Suzy ketika melihat botol kosong lain disana.
"Aku tak pernah menyimpan botol kosong sebelumnya." Ucap Suzy pelan melihat banyak botol obat penenang dengan jenis lain disana.
Ttititiit.....
Suara pintu terbuka membuat Suzy dengan segera memasukkan kardus itu kedalam lemari dan berdiri. Myungsoo yang melihat Suzy keluar dari kamar perlahan menghampirinya.
"Hari ini kita makan malam apa?. Aku ingin memesan tumis ayam pedas." Ucap Suzy sambil menghidupkan kompor gas untuk memasak air. Myungsoo menghela nafasnya dan memegang tangan Suzy. Menariknya perlahan kedalam pelukannya dan memeluknya dengan erat. Myungsoo mengelus punggung Suzy pelan dan meneggelamkan kepala Suzy didadanya. Membuat Suzy kebingungan dengan Mood-swing Myungsoo yang akhir-akhir ini cukup serius.
"Kau bekerja keras hari ini." Ucap Myungsoo pelan.
"Eh?." Tanya Suzy.
"Diam saja seperti ini sebentar." Jawab Myungsoo mengeratkan pelukannya.
"Apa terjadi sesuatu?." Tanya Suzy yang dibalas Myungsoo dengan gelengan kepalanya.
Suzy menghela nafasnya. Mengelus punggung Myungsoo pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Present From Heaven
RomanceCerita tentang cinta yang terpisahkan karena sebuah ego dan kesalahpahaman. Perjuangan Seorang dokter menemukan jati dirinya dan cintanya.