Sewaktu terik matahari
Retinaku mengarah ke kursi
Di pojok kiriAda insan yang berhasil mencuri perhatian
Membuatku makin penasaran
Hingga terbenaklah sejuta pertanyaanSiapa kamu?
Yang menjeratku dengan senyum menawan***
Sejak saat itu,
Bola mataku selalu mencarimu
Dari mulai pagi hingga siang hariAku kira aku hanya tertarik sementara
Nyatanya kau malah membuatku ingin berkelanaNalarku terus berkata,
Kamu adalah singgasana***
Dikali ketiga pertemuan kita
Aku berhasil menemukan yang kucari
Sebuah nama yang membuatku lupa,
Tentang artinya nestapaMenelusuri segala tentangmu
Adalah kegemaran barukuSenyummu selalu mengikat dalam ingatan
Membuat sanubariku terjebak pada kedamaian
Padahal kamu bukan air tergenang
Keteduhan juga kurasakan,
Walau kamu bukan awan di langit terangSeptember, 2013
KAMU SEDANG MEMBACA
PELUKIS RINDU
PoetryHai pelukis rindu, Karena aku tak pernah punya nyali untuk menyuarakan Maka ku persembahkan aksara yang lahir dari pikiran, kenangan, dan sebuah buku catatan ----- Hangat tak selalu beriringan, dekap tak melulu pada jangkauan, penerimaanlah yang men...