03 - Aneh

1.3K 65 11
                                    

Sama seperti malam malam sebelumnya hari ini Vira sedang bekerja di salah satu cafe dekat kosnya. Dipagi hari sampai sore dia bersekolah dan malamnya dia bekerja paruh waktu di cafe tersebut. Kadang dia merasa kerepotan dengan bekerja karena waktunya untuk belajar akan berkurang. Tetapi dia tidak boleh menyerah dan harus mempertahankan beasiswanya sampai dia lulus nanti. 

 Vira sibuk melayani pengunjung yang kebetulan hari ini agak ramai. mungkin karena hari ini sabtu malam jadi banyak yang datang untuk sekedar hangout dengan teman atau malam mingguan dengan pacar.

Terkadang Vira merasa iri dengan mereka yang berkecukupan, yang dengan mudahnya meninggalkan makanan yang masih sisa setengah di meja begitu saja. Sedangkan dia sendiri untuk makan saja harus berhemat, kalau sedang beruntung dia bisa memakan sisa cake yang tidak laku untuk hari itu.

Bunyi bel pintu cafe terdengar membuat Vira mengalihkan pandangannya kesana. Seketika dia membulatkan matanya kaget.

Ni cowok hantu apa stalker sih kok perasaan gue dimana mana ada dia batin Vira.

Saat Vira masih asik dengan pemikirannya sendiri sambil terus memandangi laki laki itu, tiba tiba yang di pandangi balik menatapnya dengan datar.

Mampus gue. Ketahuan nggak ya ngelihatin dia ?  Vira langsung menunduk takut ketahuan. 

Setelah sekian lama terus menunduk akhirnya dia memberanikan diri untuk menatap laki laki itu kembali. Saat ia sudah mengangkat kepalanya ternyata laki laki itu sudah tidak ada disana. Loh kemana tadi si Adam? -ya laki laki itu adalah Adam yang mungkin sebentar lagi akan dimasukkannya ke dalam daftar orang yang harus ia hindari.

Vira mulai melihat kekanan untuk mencarinya, tapi betapa terkejutnya saat hendak menengok kekiri kepalanya bertabrakan dengan dada bidang seseorang dihadapannya.

"Cari gue ya ?" Tanya Adam masih dengan wajah datarnya.

"E..enggak gue nggak nyariin lo! Jangan kegeeran deh!" Jawab Vira agak terbata. Entah kenapa tiap berada didekat atau berbicara dengan Adam suaranya jadi susah keluar dan akhirnya dia tergagap di depan Adam. 

"Yaudah." Kata Adam datar sambil berbalik ke mejanya.

****

Saat jam sudah menunjukkan angka 10 malam Vira bergegas mengganti baju dan pulang kerumah.

Karena jarak dari rumah ke cafe tidak terlalu jauh, jadi dia memutuskan untuk barjalan kaki. Selain untuk berhemat Vira juga sangat suka berjalan kaki.

Saat melewati gang sempit dan sunyi dia mendengar ada suara langkah yang mengikutinya. Sebenarnya sejak keluar cafe dia memang merasa sedang diikuti oleh seseorang tapi dia tidak memperdulikannya karena Vira berpikir mungkin itu hanya orang yang  kebetulan tinggal di sekitar situ juga yang juga mau pulang kerumah.

Tapi langkah kaki itu tetap mengikutinya sampai sejauh ini. Bahkan saat Vira berhenti langkah kaki itu ikut berhenti juga. Sebenarnya Vira takut untuk berbalik karena dia membayangkan film thriller dan horor yang sering dilihatnya.

Berbagai pikiran buruk menghantui pikirannya. Bagaimana kalau dia di bunuh dan diambil organ dalamnya untuk di jual dan mayatnya akan dibuang begitu saja. Atau bagaimana kalau ia akan di culik dan akan diikutkan dalam perdagangan manusia. Tanpa menunggu lama Vira langsung berlari secepat yang ia bisa.

Karena terlalu fokus berlari Vira tidak sadar ada batu besar dihadapannya dan akhiranya dia jatuh tersungkur di aspal dengan tidak elit dan pastinya sakit. Lututnya mengeluarkan banyak darah karena dia terjatuh dengan lutut yang menopangnya.

"fuuh.. fuuh.. Aduh kok darahnya banyak banget." Vira hampir menangis karena memang lututnya terasa sangat perih. Saat dia sedang asik meniup dan memegangi lututnya tiba tiba bahunya di tepuk oleh seseorang di belakanya.

Badan Vira seketika menegang, takut apa yang dipirkan selama ini menjadi kenyataan. Perlahan Vira mengerahkan kepalanya untuk menengok kebelakang dengan mata terpejam karena dia masih takut untuk melihat kebelakang. Setelah beberapa detik ia tidak merasakan pergerakan apapun dia mencoba membuka matanya perlahan lahan.

"Anjir lo ngapain ngikutin gue!?" Akhirnya Vira bernafas lega saat ia tau orang yang mengikutinya ternyata Adam -orang yang sama dengan yang ditemuinya tadi di cafe.

"Gue nggak ngkutin lo. Jangan kegeeran deh." Jawabnya dengan cuek.

"Kalo nggak ngikutin gue trus lo kenapa jalan di belakang gue. Pake ikut stop segala pas gue stop ?" Sahut Vira masih tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh cowok dihadapannya.

"Emang ada larangan kalo gue mau berhenti ?"

"Ya... e.. enggak sih. Tapi kan lo bikin gue mikir yang enggak enggak!" Sahut Vira masih tidak terima.

"Lo nya aja yang kebanyakan mikir negatif." Adam masih menyahut santai seolah apa yang di lakukannya tidak penting.

"Ya siapa yang nggak takut coba kalo diikutin kayak gitu apalagi gue cewek dan ini udah malem."

"Siapa suruh lo pulang malem ?." Mata agam sesaat meneliti Vira dari atas kebawah. "Emang ada yang nganggep lo cewek dengan penampilan lo yang kayak gini ?" lanjut Adam dengan nada bicara yang terdengar meremehkan. 

"Kayak gini gimana maksud lo!?" Vira menjawab dengan muka merah padam karena malu dan marah.

"Ya gini. Nggak ada manis manisnya sama sekali."

Vira hendak menyahuti lagi kata kata Adam tapi diurungkannya karena kalau dia meladeni Adam mungkin tidak akan selesai dan akan membuatnya semakin naik pitam. Vira yang tidak tahan berbiaca dengan Adam buru buru berdiri dan tidak menghiraukan lukanya yang makin perih dan mengeluarkan lebih banyak darah.

Sedangkan Adam yang di belakangnya hanya menatap datar punggung kecil yang mulai menjauh meninggalkannya.

***

Saat sudah sampai di dalam rumah ia langsung bergegas mandi karena badannya sangat lengket setelah seharian bekerja. Setelah mandi Vira membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, dia masih memikirkan Adam. Mengapa laki laki itu mengikutinya, meskipun Adam menyangkalnya tapi ia tetap yakin kalau Adam mengkutinya. Padahal saat tadi di cafe ia melihat sendiri Adam berjalan keluar cafe.

Perlahan lahan Vira menutup matanya karena ia sangat kelelahan. Beruntung besok minggu jadi dia tidak perlu begadang untuk mengerjakan PR atau sekedar mengulang materi tadi siang.

Saat Vira hampir memasuki dunia mimpi, dia dibuat terkejut oleh suara ketukan pintu. Vira bingung antara membukanya atau tidak. Vira tetap diam di tempatnya sambil menajamkan telinganya apakah orang itu masih disitu atau sudah pergi.

Setelah hampir satu menit tidak ada suara lagi dia membaringkan kembali tubuhnya untuk bersiap kembali melanjutkan mimpinya yang tertunda. Saat dia sudah memejamkan mata suara ketukan pintu itu kembali terdengar bahkan lebih keras dan lebih sering dari sebelumnya.

Vira mencari sesuatu yang bisa dijadikan senjata. Matanya menagkap payung yang ia letakkan di belakan pingtu. Perlahan lahan Vira membuka pintu dan seketika ia memukul apapun yang ada di hadapannya.

"Pergi nggak lo, pergi.. Pergi..." Vira terus memukul apapun yang ada dihadapannya. Sampai sebuah tangan menghentikan pergerakannya.

"Loh Adam lo ngapain disini ?" Tanya Vira yang masih terkejut dengan nafas terengah engah.

"Nggak papa." Setelah mengatakan itu Adam melepas cengkraman tangannya kemudian berbalik dan berjalan menjauh.

Mulut Vira seketika terbuka lebar melihatnya. "Aneh." gumam Vira sambil berjalan kembali ke kamarnya.

****

Maaf kalo nggak nyambung.
Vote + comment plis. Kalo bisa komentar ya yang pedes juga saya terima.

Sekian dan terimakasih

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang