22 - Terjadi Lagi

592 32 2
                                    

Ini adalah hari yang ditunggu seluruh siswa SMA Garuda, pasalnya hari ini adalah hari terakhir ujian.

"Raaa.. ayo, bentaran doang elah,"

Hening.

Melihat Vira tidak bergerak sedikit pun membuat Lili kembali merengek, "Ra, gue laper. Kalo gue pingsan gimana? Lo mau, gotong gue pulang?"

"Ah lebay lo! Biasanya juga kan pergi sendirian kekantin." sahut Vira tanpa mengalihkan tatapannya dari buku.

Lili yang mendengar jawaban Vira semakin mendelikkan matanya.

"Eh biasanya gue sama temen sekelas yang lain, lha ini mereka aja udah nggak ada sama sekali, ya gue males kekantin sendirian. Kayak orang ilang aja, linglung!"

Vira mendongakkan kepalanya, "Siapa suruh nungguin gue?"

Habis sudah kesabaran Lili. Kenapa sifat Vira yang satu ini harus muncul disaat seperti ini,

"Ya tuhan salah gue apa," Lili mendongak "Kenapa punya sahabat macem beginian."

Vira terkekeh kecil, seru juga menjahili Lili seperti ini.

Tadinya memang Vira sudah mau selesai membaca. Tapi karena penasaran bab selanjutnya membuat Vira kembali larut kedalam dunia khayalanya dan melupakan Lili.

"Yaudah ayo. Alay banget sih lo!"

Akhirnya penantian Lili tidak sia sia, dan cacing diperutnya akan tertidur sebentar lagi.

Kantin hari ini sangat penuh. Maklum, karena hari ini hari bebas membuat sebagian besar murid memilih menghabiskan waktunya di kantin.

"Tuh kan penuh, kita balik kelas aja ya?"

Vira sudah hendak membalikkan badan tapi terhenti karena cekalan Lili dibahunya.

"Enak aja balik kelas! Gue udah nungguin berabad abad tau, dan lo seenaknya mundur gitu aja." sela Lili cepat.

Akhirnya mata Lili menemukan bangku kosong. Yah bukan kosong sama sekali sih, karena di meja tersebut sudah di huni oleh dua orang yang berbeda jenis kelamin.

"Tuh ada kosong, ayo kesana."

Lili menarik tangan Vira kearah meja yang dimaksud tanpa menghiraukan raut muka Vira yang perlahan mulai menegang.

"Hei, boleh gabung nggak? Nggak ada meja sama sekali soalnya." tanya Lili enggan. Kalau saja tidak terpaksa, Lili tidak mau berdekatan dengan Aluna.

Sedangkan yang diajak berbicara hanya mengangguk dan perlahan tersenyum lebar setelah melihat siapa yang berada dibelakang Lili.

"Duduk aja, kosong kok bangkunya."

Lili dengan separuh hati duduk disamping Aluna, tidak jauh berbeda dengan Vira yang sudah sangat ingin melangkahkan kakinya pergi sejauh jauhnya dari orang yang kini sedang menatap lekat dirinya.

"Lo tunggu sini ya gue pesenin." langkah Lili terhenti dan kembali menguncapkan sesuatu berupa bisikan ketelinga Vira, "Awas aja kalo lo kabur, gue bocorin rahasia lo sama Adam!"

Sesaat tubuh Vira menegang dan raut mukanya semakin memucat.

Setelah kepergian Lili, dua orang dihadapannya kembali melanjutkan acara mengobrolnya tanpa menghiraukan Vira sama sekali. Seolah Vira tidak terlihat disini.

Apalagi banyak tatapan mata tidak suka yang ditujukan kearahnya.

Vira semakin bergerak gelisah dibangkunya dan tangannya kini mulai mengeluarkan keringat dingin.

"Lo kenapa, Ra? Muka lo pucet banget." itu suara Aluna.

Sesaat Vira merasa kecewa, kenapa harus Aluna yang bertanya. Padahal Vira sudah menunggu Adam untuk mengajaknya berbicara.

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang