16 - Confused

750 31 0
                                    

Pagi ini Vira harus menelan kekecewaan karena motor yang biasa terparkir rapih dihalaman kosnya hari ini tidak terlihat. Melainkan berganti dengan mobil berlogo lingkaran dengan warna biru dan putih serta tiga huruf diatasnya.

"Lo ngapain disini?"

"Mau ngitungin mobil lewat." Jawab Diko sarkatik sambil memutar bola matanya membuat Vira tersenyum canggung.

Diko berjalan kearah Vira yang terlihat kecewa meskipun bibirnya menyunggingkan senyum, "Silahkan masuk tuan putri." Diko berkata sambil membukakan pintu penumpang disamping kemudi.

"Tumben bawa mobil?"

"Kan gue mau jemput tuan putri, jadi harus pake yang berkelas dong." Diko kembali berucap dengan nada sarkatik tapi dengan nada menggoda sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Ck! Apaan sih." Vira tersenyum malu dan menunduk guna menyembunyikan rona merah dipipinya.

Aduh pipi gue norak banget sih, kenapa bentar bentar merah!. Vira membatin sambil memainkan ujung tali tasnya saat sudh berada didalam mobil.

"Gimana sekolah lo selama ini?" Diko memulai obrolan karena merasa suasana yang semakin canggung.

"Ya gitu.."

"Lo tau nggak selama ini gue terus berdoa supaya bisa satu sekolah lagi sama lo. Dan saat papa bilang mau pindah kesini lagi gue senengnya bukan main. Bahkan gue udah bikin list apa aja yang bakalan gue lakuin sama lo kedepannya nanti."

Vira hanya diam karena bingung harus merespon seperti apa. Memang Vira bukan cewek lugu yang pendiam, tapi saat dihadapkan dengan kenyataan yang bahkan tidak pernah ia bayangkan sontak saja membuat Vira mati gaya.

Melihat Vira yang tidak mengeluarkan kata kata membuat Diko kembali melanjutkan dengan cepat, "Gue nggak bermaksud membebani lo atau apapun itu dengan omongan gue barusan. Gue cuma mau bilang ke lo aja karena gue terlalu seneng dengan bisa ketemu sama lo lagi."

"Lo orang pertama yang mau temenan sama gue yang tanpa memandan status sama fisik gue. Jadi lo termasuk orang yang spesial dihidup gue."

Pernyataan beruntun Diko membuat Vira panas dingin ditempatnya, ia tidak menyangkan kalau Diko akan mengeluarkan kata kata seperti itu.

"Emm gue boleh tanya?"

Mendengar pertanyaan Vira membuat Diko tertawa, "Lo mau tanya ke gue aja kayak mau tanya kepresiden, Ra."

Vira meringis di tempatnya sambil menggaruk keningnya yang tidak gatal, "Lo sejak kapan berubah kaya gini?"

"Emang gue power rangers yang bjsa berubah?" Diko terkikik geli mendengar pertanyaan Vira.

Sedangkan Vira mengerucutkan bibirnya sebal, ia sudah memilih kata yang tepat agar Diko tidak tersinggung. Tapi respon cowok disebalahnya membuat ia menyesali tindakannya.

"Lo nggak mau turun? Betah banget ya di mobil gue? Nanti pulang sekolah gue anterin lagi kok!"

Vira melihat sekekliling dan seketika meringis melihat ia sudah berada di parkiran sekolah. Saking sibuknya untuk mengutuk Diko didalam hatinya membuat Vira tidak sadar kalau mereka sudah sampai di parkiran sekolah.

Vira menoleh saat mendengar suara knalpot motor yang sangat dihafal telinganya. Matanya mencari cari dimana asal suara sampai berhenti di gerbang dan menemukan motor Adam melewati tempatnya berdiri saat ini.

Tapi ada yang sedikit menganggu perasaannya kali ini. Seorang cewek duduk manis dibelakang boncengan motor Adam, tempat yang selalu ia duduki saat Adam mengantar atau menjemputnya.

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang