3

10K 574 8
                                    

"Rasya..." Panggilan Bu Astuti selaku guru etika sekolah Angkasa Jaya ketika seorang pemuda melewatinya dengan tatapan yang hanya tertuju pada layar handphone. Like, Duh, anak ini gak pernah punya teman apa gimana? Sekalinya teman buat ajak ngobrol malah ribut saling debat pakai kata-kata tidak senonoh untuk ukuran anak sekolah yang masih kelas sepuluh.

Pemuda itu menghentikan langkahnya dan menunduk dengan sopan baru kemudian bertanya kepada Bu Astuti yang sudah sesepuh di Angkasa Jaya. "Siang, Bu Astuti. Saya mau ke kantin, Bu. Gak nonjok orang lagi, Bu sumpah" Kata Rasya sambil membentuk huruf V dengan tangannya yang bebas

Bu Astuti menggelengkan kepalanya lalu menatap Rasya dari ujung kaki sampai rambut. Bagus. Rasya hari ini pakai atribut sekolah dengan lengkap kecuali baju seragam olah raga pada bagian atas dan celana abu-abu yang bukan pasangannya.

"Rasya Atmanegara. Ibu kayaknya minggu lalu minta kamu bawa orang tua kamu ke sekolah. Kalo enggak, minggu depan ibu hukum loh" Ancam Bu Astuti dengan nada yang santai namun tersirat ketegasan di dalamnya

Kalau sudah begini, Rasya dengan ikhlas dan sukarela menerima hukuman dari Bu Astuti. Apalagi kalau dihukumnya gak boleh masuk sekolah selama dua minggu. Rasya bisa liburan ke mana saja dia mau kalau begitu ceritanya. Umroh juga boleh.

"Iya. Bu. Orang tua saya..." Rasya melirik ke arah lain mencari inspirasi untuk ide berbohongnya kali ini. Enaknya kemana kali ini Rasya bilang orang tuanya pergi? Ke surga? Enggak mungkin. Rasya yakin kedua orang tuanya terlalu banyak dosa buat pergi ke tempat suci itu. Umroh? Halah, Papa saja gak kepikiran buat mengingatkan Rasya sholat. Terus kemana dong?

"Rasya..." Panggil Bu Astuti mengikuti arah pandang Rasya yang sama sekali tidak ada apapun. Kemudian ibu itu kembali memandang Rasya dengan menunggu. Begini-begini, Bu Astuti cukup mengerti kenakalan Rasya masih batas wajar. Seenggaknya gak ikutan jualan narkoba seperti kakak kelasnya tahun lalu. Gila saja, kalau Rasya yang imut-imut bin ganteng itu bandar narkoba. Batal khayalan Bu Astuti punya cucu mantu seperti Rasya. Rasya kan calon cucu mantu idaman Bu Astuti buat cucunya yang masih dalam kandungan

Rasya mengangguk sambil menyengir kepada Bu Astuti. "Oh, iya. Kawinan... Orang tua saya pergi kawinan sodara heheh" Rasya nyengir saja kan, biasanya Bu Astuti ikutan nyengir kalau Rasya nyengir. Untung dia ingat akan ada acara pernikahan, si Anak Ibu Haji.

"Gitu, ya?" Yah, batal deh ketemu sama orang tua Rasya dan membicarakan perjodohan. Eh? Bukan. Maksudnya membicarakan insiden pemukulan Rasya terhadap dua orang kakak kelasnya minggu kemarin.

Si anak kelas sepuluh ini gak salah-salah amat sih. Menurut saksi mata, Rasya katanya ditodong uang jajan sama kakak tingkatnya. Terus, Rasyanya gak mau kasih karena -aslinya Rasya memang pelit- alasannya sok manusiawi bilang merampas milik orang lain adalah haram. Makanya Bu Astuti sama kepala sekolah tidak langsung menghukum Rasya malah mau bicara sama orang tuanya. Kok bisa mendidik Rasya sekeren itu?

Lah, Bu Astuti sama Pak Kepala Sekolah aja yang tidak tahu kalau Rasyanya males keluar uang buat bedebah macam kakak tingkatnya. Sekali dikasih kan bisa keterusan. Ini adalah ajaran Kakak Hotpink565 yang dicurhatin Rasya soal piramida sosial disekolahnya. Kata kakak Hotpink565,

"Kalo ada yang malak tuh hidupnya sampah. Lo gak mau jadi sampah kan? Jangan kasih duit lo ke anjing-anjing sialan kayak gitu"

Dan sugesti kakak Hotpink565 tertanam dalam benak Rasya. Hasil bergaulnya dengan perempuan legend di Adults Only itu berbuah manis. Koleksi kata-kata kasar Rasya mungkin bisa dijadikan buku legendaris.

Kembali lagi ke Bu Astuti yang sudah menatap Rasya dengan tenang dan kemudian menepuk pundak anak muda itu dengan gerakan lembut, "Ya, sudah. Rasya, jangan nonjok anak orang lagi ya kalo marah. Ibu gak mau lho ada adegan kekerasan di sekolah ini"

Si Ibu Astuti, enggak mau ada adegan kekerasan di sekolah tapi lihat anak cewek roknya pendek langsung dipukul pakai penggaris kayu sepanjang 60 meter dengan ketebalan satu cm pas di bagian paha. Itu bukan adegan kekerasan ya? Kata Om Mangojuice sih itu adegan bdsm.

"Heheh, iya Bu. Mari Bu" Rasya melipir pamit dengan sopan

TVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang