Yang Rasya inginkan cuma pelukan hangat sekarang. Ranita itu keibuan banget tapi gak bisa memeluk Rasya sehangat seperti seorang ibu. Badannya panas dari tadi pagi. Arya yang gak bertanggung jawab itu bukannya gak peduli tapi memanfaatkan kesempatan ini buat memanggil Arsy.
Rasya sih oke saja. Dia nyaman berada di antara kedua orang itu. Sebenarnya sejak Rasya melihat mereka berdua berjalan melewati Rasya, Rasya sudah menganggap si Arsy sebagai Mama dan Arya sebagai Papa.
Berawal dari aksi heroik membela Rasya di kepala sekolah. Arsy yang membersihkan luka Rasya dan Arya yang selalu megecek apa Rasya sudah makan dan tidur kalau menginap di rumahnya. Dan banyak hal yang membuat Rasya selalu ingin melihat ke dua orang itu.
Acara makan siang bareng yang Rasya selalu ikutin kalau Arya dan Arsy ada bersamanya. Mereka bakalan selalu memberikan perhatian seperti orang tua kepada Rasya.
Eh, si goblok papinya malah bikin maminya minggat. Rasya jadi makin sedih. Kemudian dengan ide bergelimang diotaknya Rasya mengetikkan pesan pribadi melalui whatsapp kepada Arsy
Rasyaganteng: Mami
Rasyaganteng: Mami Asya sakit :(Masih centang satu. Tandanya belum keterima. Yah. Jangan merusak impian Rasya dong. Besok Papa Mamanya akan bercerai dan Rasya enggak mau dengar soal semua itu. Dia mau Mami Arsynya yang kemarin habis beliin Rasya baju baru sama polaroid dan Papi Aryanya yang habis jemput dia pulang ke rumah.
...
Diem-diem. Arya ngintip dibalik pintu buat ngecek Rasya yang masih ngambek sama dia karena bikin Arsy marah. Ah. Kalau begini kan kelihatan siapa yang jahat. Tapi demi. Arya menikmati ini semua. Begini kali rasanya bini ngambek dan pulang ke rumah mertua meninggalkan anak dan suami.
Lah mulai ngaco dia.
"Sya makan. Mbok Man masakin bubur" lalu Arya mengecek suhu tubuh Rasya dengan telapak tangannya
Anak itu sudah menggigil dan Arya mengambilkan byebye fever baru buat dikompres. Males aja ambil handuk buat kompres. Males saja.
Rasya menggelengkan kepalanya dan berkata kemudian dengan lirih nada orang sakit yang bikin Arya minta omongannya diulang. "Om Arya. Lo mau kan jadi Papi gue ya?"
Arya kebingungan dong. Anak laki-laki itu menangis dalam tidurnya.
"Papa sama Mama gak pernah kepingin gue. Gue pengen banget rasain punya orang tua sekali aja" Rasya menggenggam tangan Arya lebih kuat, "Gue mau Kak Arsy disini..."
"Mbok Man! Mbok! Bantuin bawain barang Rasya!" Arya teriak-teriak dan menyibak selimut Rasya lalu menggendong anak laki-laki itu. Ini sih sudah kritis. Kalau mati kan Arya juga yang repot.
...
Arsy datang ke rumah sakit dengan panik karena Rasya kritis. Sama saja kusutnya karena memang Arsy juga sedang merangkai ulang kehidupannya. Baru saja dia masuk ke lorong yang akan membawanya ke ruangan Rasya. Dia malah lihat sosok Arya yang sedang duduk ditemani Raditya.
"Kenapa?" Kata Arsy bertanya kepada Raditya menjaga intonasi suara biar enggak ditegur suster jaga yang seliweran
"Demam berdarah" jawab Arya kemudian menatap Arsy dari atas hingga kebawah. Perempuan itu, kenapa selalu terlihat seksi disaat apapun?
Arsy sama sekali enggak menggubris Arya dan kembali bertanya kepada Raditya. "Kok bisa?! Gak dikasih makan?! Makanya rumah diberesin dong! Kan anak orang yang hampir mati jadinya"
Raditya meringis karena dia sama sekali enggak merasa bersalah dalam keadaan ini tapi dia yang jadi korban amukan Arsy.
Perawat keluar dan berbicara setelah memandang ketiga orang itu bergantian. "Rasyanya dari tadi ngigau Papi sama Maminya. Mungkin bisa ditemani. Tapi salah satu saja ya"
"Maminya saja, sus" kemudian Arya mempersilahkan Arsy yang sama sekali tidak menatapnya
Raditya menggelengkan kepalanya. "Kalau Papinya kapan bisa masuk sus?"
Suster menutup pintu dan kemudian melirik jam tangannya. "Satu jam lagi ya Pak. Kasihan anaknya masih harus tunggu hb naik dulu. Kita berdoa saja ya"
Kedua pria itu menghela nafas. Kakeknya Rasya sedang diluar negeri dan baru tiba besok lusa. Sehingga pertanggung jawaban ada pada Raditya dan Arya yang kebagian beban. Orang tua Rasya tidak bisa dihubungi. Benar-benar deh. Kenapa pula ada orang tua macam begini.
"Kalo begini, gue beneran pengen masukin Rasya ke KK gue deh biar jadi anak gue aja..."
"Hah?"
"Gue tau rasanya orang tua pergi begitu aja, Dit. Emak bapak gue kabur soalnya dari rumah"
"Ye, itumah salah elu aja dulu bikin malu"
"Ya, serius tapi gue. Biar gue bikin KK sendiri aja nanti Rasya masuk di KK gue jadi anak"
"Gila, lo. Terus satunya lagi siapa? Arsy gitu?"
Iya. Lah dodol si Arya.