Bapak bos lagi resah gundah gulana. Pak Bos tadi tanya apa ada Rasya mampir ke kantor. Bukan kenapa, tapi salah satu kartu kredit Arya dibawa bocah itu dan sekarang bocah itu menghilang. Minggu lalu bahkan Arya sempat mencari rumah Rasya. Untungnya dapat alamat Rasya. Dan kata orang rumah. Rasya sudah enggak pulang lima hari. Gila.
Anak setajir Rasya kabur dari rumah. Arya yang panik karena kartu kredit yang dia pinjamin itu kan limitnya paling besar. Wah, bisa bangkrut Arya kalau tiba-tiba Rasya gesek beli salah satu ninja sport keluaran baru.
Akhirnya Arsy juga yang kena sasaran buat ikutan cari Rasya. Mau bagaimanapun juga, Rasya itu nurut sama kakak hotpinknya. Panutan hidup Rasya kan Arsy. Akhirnya sepulang kerja, Arsy jemput Arya ke kantor dan langsung dapat sambutan paling hangat sedunia dari pegawai Arya. Terutama kaum pria
"Bu Arsy" beberapa pegawai tersenyum ke Arsy dan Arsy hanya tersenyum canggung lalu naik lift bersamaan dengan mereka
"Bu, katanya Rasya kabur dari rumah" si rambut pendek mulai terlihat khawatir
Arsy juga kaget. Dia mana tahu kalau si anak serigala macam Rasya bisa kabur dari rumah. Jadi ini alasan Arya panik?
"Ini gak ada hubungannya sama Rasya yang gak setuju sama Mbak Kanaya, kan?"
Eh? Mana Arsy tahu. Kanaya siapa pula.
"Iya. Mungkin Rasya gak setuju Papinya nikah sama siluman macam Kanaya"
"Iya, Bu Arsy. Seegois-egoisnya kita. Janganlah korbankan anak"
"Bu Arsy balik sama Pak Arya dong, Bu"
Wah. Bleguk juga si Arya. Bukannya konfirmasi masalah ini, malah semakin dibiarin saja. Arsy toh mau menjelaskan juga terlalu malas. Toh lumayan juga kalau gosipnya ditambah-tambah.
Arsy mulai mengumpulkan air matanya, "Gimana ya? Saya tahu sih saya agak keras, Arya jadi gak betah sama saya. Saya juga sayang kok sama Rasya. Tapi kalian lihat kan yang berkhianat siapa? Kalau saya gak sayang Rasya saya pasti sudah menikah sekarang. Yang mau sama saya banyak yang saya tolak. Si Arya malah ngejer perempuan itu"
Padahal Arsy gak yakin juga perempuan yang mana. Biar mampus si Arya suka bikin hari-hari Arsy melenceng jauh dari perkiraan karena chat berbau sexual harassment yang setiap saat cowok itu kirimkan.
Pegawai di dalam lift itu mengangguk setuju. "Kasihan Rasya..."
Arsy mulai terisak sedikit. "Rasya kemarin marah sama Papinya. Padahal kurang apa ya sama Rasya? Saya sih terima saja kalau perempuan itu mau menerima Rasya. Tapi Arya saja sampai sekarang baru terbuka sama perusahaan saja kalau sudah punya anak"
Wah. Bakat akting Arsy sepertinya perlu diasah terus nih. Pegawai di dalam lift sudah mulai ikutan berkaca-kaca. Mereka bahkan ikut turun dan berjalan menuju kantor Arya.
"Bu Arsy. Kalau masih cinta sama Pak Arya kenapa enggak balik saja?" Salah satu pegawai cowok mulai ikut terhanyut
Hah? Cinta? Boro-boro. Arsy mah mending kecebur di kawah ijen daripada jatuh cinta sama Arya yang suka cari ribut sama dia satu tahun belakangan ini. Amit-amit jijay. "Bukan cinta. Tapi kepikiran Rasya aja kan kalau hilang seperti sekarang. Ibu mana yang gak sedih anaknya hilang"
"Pak Arya gimana sih? Punya mantan istri seperti Bu Arsy malah memilih Mbak Kanaya yang kayak ular itu. Enggak jelas memang"
Mereka tidak tahu saja kalau Kanaya sudah ada di depan kantor Arya dan kebingungan melihat pegawai Arya berbondong-bondong mengerumuni satu perempuan "Siapa yang kayak ular?"
Arsy mendongakan wajahnya dan menatap ke satu sumber suara yang mengintrupsi drama kondangnya sebagai mantan istri tersakiti dan sedang sedih anaknya kabur dari rumah
"Arya punya anak sama perempuan ini?" Kanaya menyipitkan matanya ke arah Arsy yang juga menatapnya dengan tajam.
Arsy tidak bisa melepaskan pandangannya dari mata Kanaya yang sudah mengintimidasinya terlebih dahulu. Perempuan itu berjalan ke arahnya dan menatap dengan tajam
"Belum puas lo hancurin hidup gue?" Tanya Kanaya dengan sinis kemudian kembali menatap Arsy dari ujung kaki hingga kepala, "Jadi elo juga punya anak dari Arya?"
"Pecun. Ngapain lo di kantor Arya? Kok lo kenal sama Arya?" Tanya Arsy enggak terima
Pegawai kantor Arya langsung ramai berdiri merekam dua perempuan yang sedang saling adu pandangan itu. Jelas mereka semua mendukung ibu Arsy yang minggu lalu habis anterin mereka majalah sama donat gratis dibanding Mbak Kanaya yang datang dengan muka ditekuk dan omelan cadasnya
"Dua tahun lalu. Setelah tunangan gue tau semuanya dia pergi ninggalin gue"
"Ya karena lo fitnah tunangan orang kalo lo hamil anaknya dia padahal itu anak mantan cowok lo"
Kanaya menjentikkan jarinya kemudian tersenyum dengan sinis, "Boom. Tebak siapa mantan pacar gue?"
"Kana? Arsy?" Arya menyembulkan kepalanya dari balik pintu ruangannya
Arsy memandang nyalang kepada Kanaya dan Arya bergantian. "Brengsek!"