20

5.7K 569 7
                                    

Anakibuhaji: Kenapa sepi akhir2 ini?
Anakibuhaji: Aku bawa oleh2 nih habis liburan

Lupakansaja: Liburan? Honeymoon kali
Lupakansaja: Mau dong, Safira. Bawa apa aja? Kali ada buat anak Kak Radit

Anakibuhaji: Ada dong
Anakibuhaji: Aku bawa banyak
Anakibuhaji: Buat kak Arsy cantik, ada liontin cantik katanya bisa bikin doa terkabul
Anakibuhaji: Aku mau kasih ke Kak Arya juga buat seserahan ke tunangannya
Anakibuhaji: Buat Rasya juga ada dong, dipake ya kalo liburan sama Papa Mama

Raditya meringis membaca kolom chat. Arya sudah datang kepadanya. Dan semua cerita tentang rumitnya masa lalu yang membelit Arya dan Arsy. Pantas saja sejak pertama kenal, mereka berdua tidak pernah akur. Sudah garis takdir ternyata.

Arya sempat panik dengan kartu kreditnya tapi masih lebih panik karena tidak berhasil mengubungi Arsy. Radit jadi merasa bersalah. Padahal kan Rasya ada di rumahnya sedang sakit karena mogok makan.

Anak laki-laki itu bilang sedang mencari apartement murah. Dan akhirnya Radit mendengar sendiri bagaimana Rasya dan kehidupan 14 tahunnya yang menyedihkan. Enggak tahunya malah Raditya kenal sama kakeknya Rasya. Lah, akhirnya Rasya dititipi ke Radit dan diminta tolong buat mencarikan anak remaja itu apartement sesuai keinginannya.

"Sudah. Lo makan dulu. Rasya lagi gak pengen diganggu. Nanti gue panggilin deh"

Arya mengangguk dengan canggung. Dia butuh Rasya buat membujuk Arsy. Mau bagaimana juga, Rasya itu paling ada saja idenya buat memanggil kedatangan Arsy.

Pria itu merasa sangat-sangat... Apa ya? Tiba-tiba dia bisa merasakan bagaimana Arsy terluka waktu perempuan itu berjalan meninggalkannya di kantor. Begitu-begitu, Arya masih punya hati dan rasa tahu diri.

"Mungkin lo itu gak kepikiran nikahin Kanaya karena tahu sikapnya begini kali ya? Diapain Arsy sama cewek lo?"

Arya menggaruk tengkuknya. "Ah. Katanya sih cuma ditanyain kalo Arsy punya anak Rasya sama gue gitu"

"Wah. Terus?"

"Terus gue gak biasa aja liat Arsy yang biasanya marah-marah sama gue tiba-tiba ngebatu"

Raditya mengernyitkan dahinya. Masa sih jatuh cinta? Kenal juga baru dua bulan lebih dikit. Yah kalo di AO dihitung sih mereka berarti udah kenal selama satu tahun lebih dan memang jadi pasangan paling panas.

Tapi Raditya setuju saja sih kalau Arya jatuh cinta. "Terus sudah cari ke kantornya?"

Arya mengangguk. Mau masuk saja enggak boleh. Gosip di kantor Arsy lebih parah dan bikin fans Arsy garis keras pasang barikade bikin Arya gak bisa menyentuh pos satpam sekalipun. Kalau enggak salah pas Arya mau cari Arsy, satpamnya langsung keluar pagar dan marah-marah

"Pak, sudahlah Pak. Bu Arsy itu lagi sedih. Anaknya kabur dari rumah karena Pak Arya keukeuh mau menikah lagi. Dan apa Pak? Bapak mau kesini cari anak bapak saja. Sorry-sorry Pak. Bu Arsy lagi sakit gak pernah kerja. Sakit hati Pak Arya khianati"

Raditya ngakak sejadi-jadinya. Drama banget tapi sumpah ini lucu. Bagaimana enggak? Pak satpam kantor Arsy saja sampai bilang begitu. Fix dosa Arya terlalu besar. Kalau sudah begini, Raditya cuma bisa menahan tawanya sebelum disembur Arya pakai kata-kata sakti.

"Sekarang gue tanya deh. Lo kalo ketemu Arsy mau ngapain? Minta maaf? Kenapa penting banget maafnya Arsy buat lo?"

Arya tertegun, "Ya, karena gue adalah orang yang bikin rencana hidup dia berantakan. Coba kalo Kanaya gak hamil. Kalo gue lebih perhatian sama Kanaya supaya dia gak selingkuh. Apa gak bahagia tuh si Arsy sekarang sama suaminya?"

Raditya mengangguk membenarkan. Bagaimanapun juga, Arsy pasti yang paling tersakiti dengan semua kesalahan Arya dan Kanaya.

"Tapi gue kangen sih ribut sama dia"

Bah. Statement seperti ini yang meyakinkan Raditya kalau Arya sama Arsy ini sebenarnya sudah terjebak love and hate relationship dari sejak jaman AO.

"Gue gak nyangka aja orang seperti Arsy mengalami kerugian besar karena kesalahan gue"

Raditya mengangguk. Kalau tidak salah Arsy juga pernah menyebutkan alasan kenapa dia melepas perawan adalah khilaf untuk mencari pelampiasan. Wah. Dosa Arya besar juga.

Detik berikutnya Raditya mau komentar, Rasya sudah turun dari tangga membawa tasnya dan menatap Arya. "Gue pindah ke tempat Arya, bang"

Arya hanya menghela nafas. Kemudian pamit kepada Raditya setelah menerima rentetan kalimat semangat dari Raditya. Mengajak Rasya memasuki mobilnya dan kemudian hening sepanjang perjalanan.

"Menurut lo bang, kenapa gak ada orang yang menginginkan gue ya?"

"Apaansih anjing. Gak usah drama gitu. Lo bisa kok hidup sendirian. Nih, gue aja sendirian"

"Papa sama Mama mau cerai aja gitu soalnya"

"Kok lo enteng banget ngomongnya"

"Gue udah feeling soalnya. Pas gue dibuang begitu aja"

Sialnya. Arya malah kepikiran kalimat terakhir Rasya.

TVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang