6. Kesal

1.1K 48 1
                                    

Kinan menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi. Ia mendengus kesal lalu menghidupkan wastafel guna merapikan poninya yang sedikit berantakan. "Nyebelin banget sih!" gumam Kinan.

Ia kembali teringat dengan kejadian kemarin saat Zaky -dengan entengnya- memanggilnya dengan sebutan cewek mesum.

"Gue kan bener-bener gak sengaja!" kesalnya.

Ia mematikan keran air yang sebelumnya ia gunakan untuk mencuci tangan, merapikan seragamnya yang sedikit lecek lalu keluar dari kamar mandi.

"Heh!"

Kinan tersentak. "Loh.." Kinan memutar bola matanya. "Ngapain disini? Mau ngintipin anak cewek?" cibirnya.

"Asal ngomong lo. Lo dicari Aya tuh." Zaky menatap dengan wajah datar miliknya.

"Oh.. Yaudah." jawab Kinan kikuk. Ia sedikit takut dengan perubahan yang terjadi di wajah Zaky.

"Ngapain lo nunduk?" tanya Zaky.

Kinan mengangkat kepalanya, menatap Zaky sekilas, lalu kembali menunduk. "Gak kenapa-napa."

"Yaudah yuk!" Zaky berjalan mendahului Kinan sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Mau kemana?"

"Ke kelas Aya. Atau lo udah tau kelasnya dimana?" tanya Zaky cuek yang dibalas gelengan pelan dari Kinan.

"Yaudah ayo. Gue tunjukin kelasnya." Zaky kembali berjalan mendahului Kinan. Ia melangkah ringan sambil sedikit bersiul tanpa mempedulikan Kinan di belakangnya yang tergesa-gesa demi untuk menyamakan langkah kecilnya dengan langkah lebar Zaky.

"Kak jalannya jangan cepet-cepet kenapa?" kesalnya. Pasalnya, Kinan hampir saja terjatuh akibat tali sepatunya yang terlepas. "Tali sepatu aku kebuka, tunggu bentar."

Zaky berhenti berjalan lalu bersandar di dinding sambil memperhatikan gerak-gerik Kinan yang tengah mengikat tali sepatunya.

"Udah selesai?" tanya Zaky saat Kinan sudah kembali berdiri.

Kinan mengangguk. "Udah."

Mereka pun kembali berjalan, namun kini, Kinan sudah berada di samping Zaky.

"Zaky!"

Mereka serentak menoleh saat Gilang memanggilnya dari arah lapangan. "Kenapa?" tanya Zaky sambil menaikan sebelah alisnya. Mulutnya hanya bergerak tanpa mengeluarkan suara.

"Lo tadi di panggil sama Pak Surya, katanya suruh ke ruangan dia!" teriak Gilang.

"Oke!" balas Zaky. "Gue ketemu Pak Surya dulu." ucap Zaky sambil berjalan meninggalkan Kinan.

"Loh, terus aku gimana dong?"

"Jalan aja sendiri! Aya kelas sebelas mipa satu." ucapnya jutek lalu pergi meninggalkan Kinan.

***

Kinan berjalan dengan santai menuju ke ruang guru. Setelah mengerjakan tugas sebanyak playlist lagu dihpnya, ia membawa tumpukan buku di kedua tangan lalu berjalan menaiki tangga.

"Permisi." Kinan membuka pintu ruang guru lalu mendorongnya dengan tubuhnya. Kosong. Tidak ada orang disana.

Ia meletakkan buku di meja guru yang memberinya tugas tadi, lalu menutup kembali pintu yang tadi ia masuki.

Kinan berjalan dengan santai menuruni satu-persatu anak tangga tersebut sambil sesekali bersenandung riang. Tibalah ia di depan ruang osis. Apa Zaky ada di dalam?

Kinan membuka sedikit pintu ruang osis itu. Namun suasananya sama seperti ruang yang kumasuki sebelumnya. Kosong.

"Ngapain lo disana?" tanya seseorang yang berhasil mengagetkan Kinan.

"Kak Zaky?"

"Lo ngapain disini?" ulang Zaky sambil mengintip ke dalam ruang osis.

"Ng-nggak kenapa-napa kok." jawab Kinan gugup.

"Ohh lo nyariin gue ya" smirk tercipta di wajah Zaky. "Suka lo sama gue?" ia mendekatkan wajahnya ke wajah Kinan dengan senyum jahil miliknya.

"Idih kepedean banget jadi orang." Kinan mendorong tubuh Zaky hingga menjauh darinya. "Aku ke kelas dulu."

PRANG!!

Sebuah benda terdengar jatuh dari arah UKS. Kinan langsung berhenti. Pintu itu tepat berada di samping kanannya. Zaky yang juga mendengar suara itu langsung berlari ke arah Kinan.

"Lo tadi denger suara gak?" tanya Zaky dengan alis yang bertaut.

Kinan mengangguk. "Kayaknya dari dalem deh, kak." ia melirik ke arah pintu kayu yang berwarna cokelat tua tersebut.

Zaky berjalan ke arah pintu yang dimaksud oleh Kinan. Perlahan namun pasti, Zaky mendorong pintu kayu itu hingga sepenuhnya terbuka. Isinya hanyalah dua buah ranjang dengan sprei putih, meja kecil di sampingnya, dan beberapa alat medis lainnya. Tidak ada siapa pun disana.

Kinan mengedarkan pandangan. Sebuah benda tergeletak di lantai denganb isi yang berjatuhan. "Kak!" ia mengambil wadah berbahan stainless steel tersebut lalu menunjukkannya ke arah Zaky.

"Ssttt!"

Kinan sedikit menunduk mengikuti gerakan Zaky. Zaky menyibak semua tirai yang menutupi ranjang-ranjang di UKS itu. Tetapi tidak ada seorang pun disana. Ia lalu berjalan ke sisi lain. Memeriksa setiap sudut ruangan ini namun tetap saja hasilnya nihil.

"Udah kak, kita pergi aja." ajak Kinan yang mulai merasa ketakutan.

Zaky menghela napas. Mengedarkan pandangannya ke semua arah lalu kembali menghela napas. Ia berbalik arah lalu menutup pintu dengan pelan setelah sebelumnya melirik sebentar ke arah dalam UKS.

(✔) METANOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang