"Benar kamu yang namanya Kinan?"
Surya menaikkan sebelah alisnya sambil menatap Kinan. Lelaki dua puluh tiga tahun itu memang merupakan guru termuda di SMA Nusantara. Ia mengajar pelajaran Kimia sekaligus merangkap sebagai staf di bagian sarana dan prasarana. Itulah mengapa Kinan harus datang menemuinya kemari perihal kejadian kemarin.
"I-iya Pak."
Surya tertawa. "Gak usah tegang. Saya nggak gigit kok." candanya yang sama sekali tidak membuat Kinan merasa lebih santai.
"Kalau boleh tau, saya dipanggil karena apa ya, Pak? Apa soal saya yang ngegebrak meja kemarin?" tanya Kinan ragu-ragu.
Surya meletakkan tangannya di dagu. "Sebenarnya, iya. Zaky kemarin yang ngasih tau ke saya." jawabnya santai.
Kinan mendengus kesal. Jadi, dirinya dipanggil gara-gara Zaky yang melaporkan dirinya. "Mejanya gak kenapa-napa kan, Pak?"
Surya mengangguk. "Iya, mejanya gak kenapa-napa." jawabnya sambil tersenyum.
Kinan pikir, jika Karin yang berada di posisinya saat ini, ia akan tersenyum dan berteriak bahagia. Bagaimana tidak? Surya dengan senyumannya yang menyejukkan itu terpampang nyata di hadapannya. Jika siswi lain hanya bisa menatapnya dari kejauhan atau hanya saat Surya mengajar dikelas, lain halnya dengan Kinan yang bisa bicara dengan santai dengan Surya. Jangan lupakan wajahnya yang tampan serta senyuman yang selalu merekah di wajahnya.
"Terus, kenapa saya dipanggil kesini? Kan mejanya gak kenapa-napa. Gak mungkin kan, bapak mau minta saya buat ganti mejanya."
Surya lagi-lagi tertawa. "Kamu tuh lucu banget, sih? Saya jadi inget adik saya di rumah." curhatnya.
Kinan menautkan alisnya kebingungan. "Emang wajah saya mirip adik bapak?"
Surya menggeleng. "Nggak sih, adik saya lebih imut dari kamu."
Kinan mendengus kesal. "Yaudah Pak, saya mau pamit ke kelas, nanti gurunya masuk." pamit Kinan sambil berdiri dari duduknya.
"Eh tunggu, tunggu."
Surya ikut bangkit lalu mengambil beberapa buku dan spidol di mejanya. Ia kemudian berjalan ke arah Kinan.
"Bapak mau kemana?"
"Mau ngajar." jawab Surya santai.
"Ohh bapak ada kelas pagi?"
Surya mengangguk. "Yaudah yuk, ngobrolnya sambil jalan aja." ajak Surya. Kinan hanya bisa mengangguk lalu mengikuti Surya.
Mereka berjalan bersebelahan menelusuri koridor yang masih sedikit ramai. Beberapa murid menatap ke arah Kinan yang sedang berjalan berdampingan dengan guru cogan disekolah mereka.
"Ngapain Kinan jalan sama pak Surya?"
"Beruntung banget dia."
Lebih dari dua kali Kinan mendengar ucapan yang sama yang dilontarkan oleh para murid yang masih berada di luar kelas-yang kebanyakan perempuan. Kinan yang merasa sedikit risih, melirik ke arah Surya yang tetap berjalan dengan santai di sebelahnya.
"Bapak ngajar di kelas berapa?" tanya Kinan yang mulai merasa risih dengan tatapan-tatapan yang menghujaninya.
Surya tersenyum. "Kelas sepuluh." jawabnya singkat.
Kinan hanya mengangguk singkat. "Oh iya Pak, kak Zaky ngomong apa sama bapak kemarin?"
"Kemarin saya yang telpon Zaky." Surya memberikan senyuman kepada beberapa murid yang melintasinya. "Saya cuma mau nanya mikrofon yang dia pake pas acara PLS dia taro dimana."

KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) METANOIA
Novela Juvenil"Kakak gak ada kerjaan banget ya. Gak bisa berhenti gangguin aku? Salah aku apa sama kakak?" "Masih nanya salah lo apa. Mau gue kasih tau ke semua orang kalo lo itu cewek mesum?" Highest rank : #10 in putih #11 in abu # 6 in abu # 5 in abu # 4 in abu