"Karin?"
Sontak mereka berdua yang tadinya tengah asyik berbincang-bincang, mengalihkan pandangannya ke sumber suara.
"Bener kan, Karin?" tanyanya memastikan.
Karin menggangguk. "Dio!"panggilnya.
***
Orang ini...
Mata Kinan melotot tidak percaya. Apa benar sekarang yang sedang ada di hadapannya adalah seorang Dio Nagarjuna? Dio yang sama dengan Dio yang ia kenal dulu sewaktu SMP?
Kepalanya menggeleng pelan. Tidak, tidak mungkin. Dio yang ia kenal, ia yakin bahwa dia sudah pergi jauh meninggalkan kota ini. Pergi jauh dari kehidupannya sebab ia pernah berjanji untuk tidak mengusik kembali kehidupan Kinan.
Lalu sekarang, mengapa ia ada disini?
"Lo udah mulai masuk sekolah ya?" tanya Karin berbasa-basi. "Oh iya duduk sini." ia menunjuk kursi yang ada di hadapannya.
Dio melemparkan senyumannya. Bukan pada Karin, tapi kepada gadis yang duduk di sebelahnya.
Bagaimana mungkin ia tidak mengenali orang yang pernah mengisi hatinya. Kinan Putri. Nama yang selama beberapa bulan belakangan selalu berputar-putar di dalam otaknya. Satu-satunya nama yang ia pikirkan sebelum tidur. Tujuannya datang ke sekolah ini juga sama, karena seorang Kinan Putri. Menjelaskan semua kesalahpahaman yang pernah ada, lalu mungkin, kembali menjalani hari-harinya seperti dulu. Memperbaiki apa yang telah ia rusak dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih kuat. Intinya, Dio ingin kembali bersama dengan Kinan.
"Hai Kinan." sapanya.
Alis Karin bertaut. "Loh? Lo udah kenal sama Dio?" tanya Karin pada Kinan. Sedangkan gadis itu hanya menatap malas, tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaan Karin.
"Ohh gue lupa bilang, Kinan itu mantan gue."
Kinan mendengus pelan seiring dengan jeritan tertahan dari gadis di sampingnya. "Jadi lo mantannya Kinan?!"
Dio mengangguk lalu mengalihkan pandangannya ke arah Kinan yang tengah mengaduk-aduk isi gelasnya yang sudah kosong. Hanya berisi es batu yang mulai mencair.
"Kok lo nggak ngasih tau gue sih kalo lo pernah punya cowok seganteng Dio?!"
"Ngapain juga gue harus bahas masa lalu? Masa lalu ya udah, biarin aja berlalu." jawab Kinan malas. "Eh, gue duluan ya. Mau liat pengumuman osis."
Kinan beranjak dari tempatnya, namun pergelangan tangannya ditahan oleh Dio. "Nan, gue perlu bicara sama lo."
Kinan melepaskan tangan Dio dari pergelangan tangannya. "Nanti aja, gue lagi ada urusan."
Dio hanya bisa menatap kepergian Kinan. Ia menunduk lalu menatap Karin. "Maaf ya, lo pasti bingung sama apa yang terjadi."
Karin mengangguk. "Kalian putus karena apa?"
"Satu cewek, gue selingkuh di belakang Kinan dan dia mutusin gue gitu aja tanpa mau dengerin satupun alasan dari gue." kepalanya menunduk.
Saat Karin baru saja ingin menimpali perkataan Dio yang menurutnya apa yang dilakukan Kinan itu sudah benar, laki-laki itu kembali berbicara.
"Gue tau gue salah, gue juga gak mau selingkuh di belakang Kinan karena gue sayang banget sama dia, tapi, sikap Kinan justru malah bikin gue gak nyaman sama dia. Gue tetep lanjutin hubungan gue dibelakang Kinan, sekaligus hubungan gue sama Kinan yang sama sekali gak jelas. Dia, gak pernah ada waktu buat gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) METANOIA
Teen Fiction"Kakak gak ada kerjaan banget ya. Gak bisa berhenti gangguin aku? Salah aku apa sama kakak?" "Masih nanya salah lo apa. Mau gue kasih tau ke semua orang kalo lo itu cewek mesum?" Highest rank : #10 in putih #11 in abu # 6 in abu # 5 in abu # 4 in abu