"Bagi seluruh siswa siswi yang mendaftarkan diri sebagai calon anggota osis tahun ajaran baru, harap berkumpul di depan ruang osis sekarang."
Suasana kelas mulai riuh saat panggilan tersebut terdengar. Novi yang sedang mengajar di kelas tersebut langsung mau tak mau harus menghentikan kegiatannya yang sedang menulis di papan tulis.
"Yang dipanggil silahkan meninggalkan kelas." ucapnya sambil membenarkan ujung jilbabnya yang sedikit berantakan.
Hampir sepertiga dari murid yang ada di kelas sepuluh mipa satu bangkit lalu berpamitan pada Novi.
"Lo nggak ke ruang osis, Nan?" tanya Karin sambil memutar-mutar bolpoin di tangannya.
"Emang gue ikut daftar? Nggak jadi kan."
"Oh masalah itu, udah tenang aja. Tadi pagi, gue udah ngomong sama kak Zaky kalo lo mau ikut seleksi, dan katanya nama lo udah dicatet sama kak Dania." jelas Karin.
Mata Kinan langsung melotot. Ternyata itu alasan mengapa Karin dan Zaky mengobrol bersama tadi pagi.
"Oh jadi itu yang lo omongin sama kak Zaky tadi pagi?"
Karin mengangguk. "Kenapa? Lo bilang mau ikut kan kemaren."
Kinan mendengus sebal. Berarti lagi-lagi dan mau tak mau ia harus bertemu dengan Zaky. Ia rasanya sedang menjilat ludahnya sendiri setelah berteriak pada Zaky agar Zaky tidak mengganggunya lagi. Lihat sekarang, justru dirinya lah yang akan menghampiri Zaky.
"Good luck, Kinan!"
***
"Kinan Putri?"
Kinan menahan napasnya. Ia melihat ke arah Siska yang sedang berdiri di depan pintu ruang osis sambil memegang selembar kertas di tangannya.
"Saya kak!" Kinan mengangkat tangannya lalu bangkit dari kursi yang ia duduki lima belas menit yang lalu.
"Masuk ya, di wawancara sama Dewa." ucap Siska ramah. "Nina Azalia?"
Kinan menghela napas lega. Setidaknya ia tidak harus di wawancarai dan duduk berhadapan dengan Zaky.
Kinan mendorong pintu tersebut agar terbuka lebih lebar, matanya langsung disambut dengan tatapan tajam dan menusuk milik Zaky. Ia buru-buru mengalihkan pandangannya lalu berjalan cepat ke arah Dewa.
"Loh? Kinan? Lo daftar juga?" tanya Dewa begitu melihat Kinan yang sudah duduk di hadapannya.
Kinan membalas dengan anggukan. "Iya kak. Dipaksa sama Karin." candanya.
Dewa terkekeh pelan. "Yaudah deh, kita mulai aja ya." Dewa mendorong pelan kertas yang ada di atas meja ke arah Kinan. "Diisi dulu."
Kinan mengangguk lalu mengambil pena yang disodorkan Dewa kepadanya.
Sementara Kinan tengah sibuk mengisi data di kertas tersebut, Zaky diam-diam melirik melalui ekor matanya. Ia memperhatikan setiap gerak-gerik Kinan juga wajah Dewa yang sekarang tengah tersenyum kecil sambil memperhatikan Kinan. Tanpa sadar ia berdecak pelan. "Sialan." gumamnya.
"Apa kak?"
Zaky langsung tersadar lalu berdehem pelan. "Nggak, gak ada apa-apa. Udah belom ngisinya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) METANOIA
Teen Fiction"Kakak gak ada kerjaan banget ya. Gak bisa berhenti gangguin aku? Salah aku apa sama kakak?" "Masih nanya salah lo apa. Mau gue kasih tau ke semua orang kalo lo itu cewek mesum?" Highest rank : #10 in putih #11 in abu # 6 in abu # 5 in abu # 4 in abu