17. Gubrak

538 24 0
                                    

"Heh, Gubrak!"

Kinan tersenyum miris saat semua mata teman-temannya tertuju padanya. Kelas yang semula ribut juga langsung hening saat kehadiran laki-laki tersebut ke kelasnya.

"Lo gak ikut rapat osis tadi, kan?" tanya menginterupsi.

Alisnya bertaut. Sejak kapan dirinya menjadi anggota osis?

"Maaf ya kak, mungkin kakak salah orang. Aku gak ikut rapat osis karena aku emang bukan anggota osis." jawab Kinan sarkastik lalu kembali pada tugasnya. Menyalin catatan dari buku Tian.

Zaky tertawa meremehkan. "Apa lo bilang tadi? Coba ulangin. Lo bilang lo bukan anggota osis?!"

Kinan tidak terlalu mempedulikan ucapan Zaky dan masih tetap dengan kesibukannya. Pelajaran selanjutnya akan segera dimulai dan dirinya harus menyelesaikan catatan tersebut sebelum hidupnya berakhir di tangan guru killer.

Zaky yang merasa diabaikan, langsung menarik buku catatan Kinan dan mengangkatnya di udara. "Lo jangan main-main sama gue! Gue ketua osis, dan lo tau itu!"

"Balikin kak!" Kinan mencoba menggapai buku catatannya, namun usahanya sia-sia. Mengingat tinggi badan Zaky yang mungkin dua kali lipat dari tinggi badan Kinan.

"Gak, lo jawab dulu pertanyaan gue. Kenapa lo gak ikut kumpul osis?"

Kinan menghentakkan kakinya kesal. "Kan aku emang bukan anggota osis! Gak mungkin kan, aku mau ikut rapat juga!"

Zaky menurunkan tangannya yang masih berada di udara lalu menatap Kinan dengan senyuman miring di wajahnya. Dengan secepat kilat, Kinan pun meraih buku catatannya lalu kembali ke tempat duduknya.

Zaky mengetikkan sesuatu di handphone-nya lalu keluar dari kelas.

TING!!!

Sebuah pesan masuk ke hp Kinan.

From : Kak Zaky jelek!

Zaky mengiriminya foto sebuah kertas dengan banyak daftar nama. Kinan mengernyit, lalu membaca judul besar yang terpampang diatas kertas.

Daftar Nama Anggota Osis Tahun 2017/2018

"Loh? Kok, ada nama gue?!"

Zaky tersenyum miring. "Baru nyadar lo?" Zaky yang awalnya bersandar di dekat pintu berjalan ke arah Kinan lalu duduk di atas meja.

"Ta-tapi waktu itu-"

"Iya iya, gue tau kalo nama lo salah tulis disana, kan? Nama lo yang ada disana Putri Kinan kan bukan Kinan Putri?" laki-laki itu tersenyum mengejek. "Typo dikit doang elah."

Kinan menatap Zaky sinis. "Oke, terus? Kalo aku emang bener anggota osis emang kenapa? Kakak mau hukum aku gara-gara gak ikut rapat osis, iya?" ucapnya sarkastik.

Zaky berdecak pelan. Ia merasa ekspresi yang ditunjukkan Kinan padanya benar-benar menghibur. Wajah garang dan tatapan sinisnya membuat perempuan itu mirip dengan ibunya ketika sedang marah.

"Lo mirip ibu gue kalo lagi marah." Tanpa sadar kalimat itu justru terlontar dari mulut Zaky.

"Hah?"

Zaky buru-buru berdiri lalu berdehem pelan. Sedikit bingung dengan sikapnya barusan. "Pokoknya lo harus dihukum karena gak ikut rapat osis!"

Kini, giliran Kinan yang berdecak pelan lalu memandang Zaky dengan malas. "Ohh, jadi gini ya sistem kerja di osis? Kalo gak hadir dalam rapat, anggotanya dihukum? Meskipun rapatnya gak guna gitu?"

Zaky mulai kesal mendengar perkataan Kinan. "Gak guna lo bilang?!" tanpa sadar suaranya sedikit meninggi. Zaky memalingkan wajahnya ke kiri, menatap jendela yang sedikit berdebu, lalu kembali kepada gadis di hadapannya.

"Lo masih punya urusan sama gue. Biar gue tunjukin gimana sistem kerja osis SMA Nusantara yang sebenarnya." ucap Zaky sebelum pergi meninggalkan kelas.

***

"Karin, lo jadi nemenin gue kan?" Tanya Kinan, mengurungkan niatnya untuk memasang helm.

Karin berdehem pelan. "Kayaknya gue gak bisa deh nemenin lo beli novel hari ini. Gue hari ini lagi ada urusan." tolaknya.

Kinan menautkan alisnya. Pasalnya, bila sudah berhubungan dengan toko buku dan novel, sahabatnya ini akan sangat antusias. Tapi, kenapa sekarang malah ia menolak mentah ajakan Kinan yang bahkan telah disetujuinya beberapa hari yang lalu.

"Ohh yaudah kalo emang lo gak bisa, lain kali aja." jawab Kinan sambil tersenyum. Tidak mungkin dirinya akan memaksa Karin untuk ikut dengannya sementara gadis itu sedang ada urusan lain yang ia yakin jauh lebih penting daripada menemaninya ke toko buku. "Ada urusan apa emangnya?"

"Huh?"

Kinan lagi-lagi menautkan alisnya. Apa Karin sedang memikirkan sesuatu sampai-sampai tidak fokus. "Lo lagi mikirin apa sampai gak fokus gitu?"

Gadis itu diam sejenak. Lalu membuka suaranya. "Kalo misalnya, lo ditawarin buat jadi MC di acara pensi, lo mau nggak?"

"Jadi MC?"

Karin mengangguk. "Misalnya nih, osis lagi ngadain acara, terserah deh acara apa, lo lebih milih jadi MC apa ngisi acara aja, nyanyi misalnya?" gadis itu mengangkat sebelah alisnya.

"Hmm, kalo gue sih lebih milih buat ngisi acara daripada jadi MC, soalnya lo tau sendiri, kan kalo gue tuh kaku pake baget kalo udah di depan banyak orang. Apalagi jadi MC yang harus ngomong terus sampe acara selesai." jawab Kinan.

"Iya juga sih, suara lo kan bagus, udah pasti lo lebih milih jadi pengisi acara daripada jadi MC." komentar Karin.

"Kenapa? Lo ditawarin jadi MC? Acara apa?"

Karin menggelengkan kepalanya. "Kan gue cuma mau nanya aja."

"Yaudah, gue balik dulu deh." pamit Kinan sambil memasang helm-nya. "Bye!"

"Bye!" Karin membalas lambaian tangan Kinan lalu kembali duduk di jok motornya. "Gue harus gimana dong?"

Udah lama gue ga update ya ampun, rasanya udah lumutan wattpad ini 😢
Gue cuma, yaaa udah ngerasa ga ada feel gitu dan alurnya juga rada gaje.

Gue bingung, mau lanjutin apa unpub aja😞

(✔) METANOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang