Kinan merapikan poninya yang sedikit berantakan akibat memakai helm. Setelah ia merasa penampilannya sudah agak lebih baik dari sebelumnya, ia berbalik dan berjalan ke arah kelas.
Kinan memutar-mutar kunci motor di tangannya sambil bersenandung kecil. Matanya manatap ke sekeliling, belum banyak orang yang datang karena ia datang tepat jam enam lewat lima belas menit. Orang lain mungkin masih sibuk dengan sarapannya, atau mungkin masih ada yang tertidur di kasurnya.
Alis Kinan bertaut saat ia melihat dari arah kelasnya, Karin berjalan dengan seorang laki-laki. Mereka menyusuri koridor dengan santai. Sesekali Karin tersenyum ke arah laki-laki itu.
Kinan menyipitkan matanya. "Kak Zaky?!" sesegera mungkin Kinan menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Ngapain Karin pagi-pagi udah ketemu sama orang nyebelin kayak dia. Mana senyum-senyum segala lagi." gumamnya.
Kinan yang merasa posisinya kurang strategis untuk memantau gerak-gerik dua orang disana, memilih untuk berjalan sedikit lebih dekat. Kinan bersembunyi di balik tembok yang berada tidak jauh dari tempat Karin dan Zaky sekarang berada.
Sekarang mereka tengah duduk di kursi panjang yang ada tepat di depan kelas dua belas ips. Walaupun posisi Kinan sudah sangat dekat dengan mereka, nyata ia tidak mampu mendengar sedikitpun obrolan dari keduanya.
Ia mendengus pelan lalu kembali melanjutkan aksinya ketika tiba-tiba sebuah suara yang memanggil namanya berhasil mengangetkannya.
"Lo ngapain disini?" tanya Gilang sambil menatap ke arah yang sama dengan Kinan. "Zaky? Ngapain sama tuh cewek?" ia kembali menatap Kinan.
Kinan mengisyaratkan Gilang untuk tetap tenang dengan telunjuk yang ia tempelkan di bibirnya. "Aku juga nggak tau, makanya sekarang lagi nyari tau." bisiknya hampir tanpa suara.
Gilang mengangguk. "Dia temen lo yang di pecel lele waktu itu kan?" tanya Gilang yang langsung membuat pipi Kinan merona karena malu. Kejadian memalukan itu kembali terputar dalam ingatannya.
"I-iya. Aku sama Karin minta maaf ya, kak."
Gilang terkekeh pelan. "Udah gak papa, lagian juga itu bukan salah kalian. Cuma asal kalian tau, Zaky orangnya gak bisa makan makanan pedas, makanya dia marah banget waktu itu." jelas Gilang.
"Kata Karin waktu itu, dia dipanggil sama kak Zaky juga gara-gara masalah nasi goreng yang ketuker. Apa mungkin sekarang mereka lagi bahas hal yang sama?" selidik Kinan.
Gilang menautkan alisnya. "Yakali cuma gara-gara nasi goreng. Lagian juga, waktu itu Zaky gak makan nasi gorengnya. Dia pesen baru dan nasi goreng itu gue yang habisin." jelas Gilang sambil terkekeh pelan saat mengingat wajahnya yang berubah menjadi merah setelah menghabiskan dua porsi nasi goreng super pedas malam itu.
Kali ini Kinan yang menautkan alisnya bingung. "Terus, mereka ngobrolin apa sekarang?"
Kinan memutar kembali tubuhnya dengan tujuan untuk kembali melanjutkan kegiatan mengupingnya. Namun, wajahnya malah menabrak tubuh seseorang sampai ia meringis kesakitan sambil memegang hidungnya.
"Ngapain kalain disini? Mau nguping?" sebelah alis Zaky terangkat sambil menatap Gilang dan Kinan bergantian. "Atau, kalian lagi pacaran? Sori, gue gak maksud buat ganggu." Zaky berjalan melewati mereka berdua namun buru-buru ditahan oleh Gilang.
![](https://img.wattpad.com/cover/120012235-288-k362226.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) METANOIA
Teen Fiction"Kakak gak ada kerjaan banget ya. Gak bisa berhenti gangguin aku? Salah aku apa sama kakak?" "Masih nanya salah lo apa. Mau gue kasih tau ke semua orang kalo lo itu cewek mesum?" Highest rank : #10 in putih #11 in abu # 6 in abu # 5 in abu # 4 in abu