⭐5

2.2K 126 5
                                    

"Nay!"

Saat sedang melangkah masuk ke kelasnya, seseorang dari belakang memanggilnya. Nayla menoleh ke belakang.

Ternyata itu Firsya.

"Ada apaan, Fir?"

"Lo jadian ya, sama Zidan?" tanya Firsya.

Mata Nayla melotot.

"Apaan, sih? Siapa bilang?"

"Yaelah, Nay! Enggak usah ngeles, deh!"

Kali ini Nayla melongo tak percaya.

"Kata siapa, Fir!?"

Jika Nayla tau siapa yang sudah membuat gossip itu, pasti ia sudah menyumpal mulutnya dengan buku setebal 5 cm.

"Kemarin, pas pulang sekolah, lo jalan sama Zidan 'kan?"

"Hah? Kok lo tau sih?" tanya Nayla heran.

"Yaiyalah gue tau!"

"Oke.. Nah, terus lo tau dari siapa?"

Firsya mendecak sebal, karena Nayla tak kunjung nyambung dengan perkataannya.

"Gue tau dari mata gue!" ucap Firsya menyerah, karena ia tahu, berbicara dengan Nayla sama dengan berbicara buku yang berjalan.

"FIRSYA! OY!" Nayla mengejar Firsya yang sudah menghilang di balik pintu kelasnya.

🔳🔲🔳

"Itu tuh, Nayla, cewek yang suka sama Yudha."

"Itu kan, Nayla yang jenius dan kutu buku itu? Kok bisa suka sama Yudha ya?"

Kalimat itu terdengar di telinga Nayla saat ia sedang berjalan di koridor menuju perpustakaan saat jam istirahat.

Kalimat demi kalimat ia dengarkan di setiap langkahnya, tapi ia tak peduli.

Begitu sampai di perpustakaan, ia langsung membuka pintu dan terkejut dengan pemandangan di dalamnya.

Baru kali ini, ia melihat Zidan sedang berada di perpustakaan.

Nayla terus melangkah masuk dengan pandangan yang tak lepas kepada Zidan.

Nayla segera mengalihkan pandangannya, ia segera menuju ke rak buku Biologi.

Setelah sekian lama memilih buku, akhirnya ia menggendong 3 buku yang masing-masing tebalnya hampir 3-4 cm.

Nayla duduk di meja yang berseberangan dengan Zidan.

Sepertinya, kali ini Zidan benar-benar fokus dengan bukunya.

Zidan menoleh ke depan, dan pandangan mereka berdua bertemu. Nayla berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain, tapi yang ada ia malah melihat Zidan membereskan bukunya dan beranjak pergi.

Tidak! Ternyata Zidan sedang melangkah ke arah tempat Nayla duduk, dan.. Zidan duduk di samping Nayla.

Nayla tidak mempedulikan Zidan, malah dari tadi ia ingin menghindar dari Zidan agar gossip kedekatan mereka berdua tidak menjadi perbincangan teman sekelasnya lagi.

"Nay?"

"Hm?"

"Pulang ini temenin gue, yok?" tanya Zidan dengan volume suara yang sangat rendah.

Nayla menoleh sebentar ke arah Zidan, lalu kembali fokus dengan bukunya.

"Kemana lagi? Gue sibuk!" jawab Nayla agak ketus.

"Belajar di rumah gue"

"Gue sibuk!" kerus Nayla lagi.

"Hmm.. Besok?"

"Nanti gue kasih kabar!"

🔲🔳🔲

Hari ini minggu, tapi Nayla bukanlah tipe orang yang selalu bangun siang saat hari minggu.

Selesai sholat, ia langsung naik keatas menuju ruang kamarnya untuk membaca novel. Ya, sudah menjadi kebiasaan Nayla, setiap minggu pagi membaca novel.

"NAYLA!" teriakkan mama nya terdengar dari atas.

Nayla langsung turun kebawah, biasanya mama nya minta bantu sesuatu di dapur, tapi pagi ini, ia melihat mama nya sedang duduk manis sambil mengobrol dengan seorang lelaki.

Tunggu, lelaki itu sangat familiar di mata Nayla. Ya, dia adalah Yudha.

Mama nya pun menoleh ke belakang, dimana Nayla sedang berdiri mematung di tangga.

"Nayla, ini ketua osis kamu, kan?katanya kamu hari ini ada rapat, ya?kenapa kamu gak bilang, sayang?" tanya mama Nayla lembut.

"Engg-"

Belum sempat Nayla meneruskan perkataannya, Yudha sudah memotong perkataan Nayla terlebih dahulu.

"Masa lo lupa, Nay?"

"Yaudah, kamu siap-siap dulu, ya!" perintah mama nya.

Nayla hanya menuruti perintah mama nya itu, karena tidak ada sejarahnya ia membantah perkataan mama dan papa nya.

🔲🔳🔲

Yahh..
Cuma 500 words nih.
Maaf ya, author lagi bedmud:v
Oke deh, sekian ceritanya.
Ditunggu vomment kalian.
Muachh😘
Seeya

Olvidarse [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang