⭐3

2.7K 146 5
                                    

Saat Nayla akan melangkah masuk ke dalam kelasnya, teriakkan dari Firsya dan Dilla sudah terdengar jelas.

Nayla yakin, pasti mereka akan menagih hutang cerita Nayla.

"Nayla!" pekik Firsya dan Dilla bersamaan, sedangkan Nayla hanya mendengus kesal.

Firsya dan Dilla mendekat ke meja Nayla.

"Apa?" tanya Nayla pura-pura tidak tahu.

"Ih! Katanya lo mau cerita sama kita?" Dilla memasang wajah kesalnya.

"Nanti aja, deh, pas jam istirahat kumpul di meja gue, ya?"

"Sip, Nay!" jawab Firsya dan Dilla kompak.

Firsya dan Dilla pun kembali ke tempat duduk mereka, tapi setelah itu, Nayla melihat Zidan beranjak untuk menghampiri meja Nayla yang berada di baris kedua dari kiri dan paling depan.

"Nay!" panggil Zidan sambil duduk diatas meja Nayla.

"Ih, lo apaan sih, Dan? Enggak sopan duduk di atas meja!" ucap Nayla kesal.

"Lo pulang nanti ada waktu, gak?" tanya Zidan mengabaikan perkataan Nayla tadi.

Nayla diam sebentar, tampak sedang berpikir.

"Gak ada. Emangnya, ada apa?"

"Bisa temenin gue ke toko buku, gak?"

Pertanyaan Zidan sukses membuat mata Nayla melotot.

"Kok gue, sih? Lo kan bisa ajak yang lain! Gue curiga sama lo!" jawab Nayla seperti tidak terima.

"Gue minta tolong, Nay, kali ini aja, ya?" pinta Zidan dengan wajah memelasnya dan Nayla hanya memalingkan wajahnya.

"Emangnya, lo mau beli buku apa?"

"Buku pelajaran." jawab Zidan singkat.

"Ya.. Buku pelajaran lo tinggal pinjem aja deh, di perpustakaan."

"Buku di perpustakaan udah banyak yang jelek!" jawab Zidan.

"Idih, banyak tingkah! Yaudah, tapj bentar aja!" ucapan Nayla membuat senyum semangat terukir di wajah tampan Zidan.

"Yaudah, pulang sekolah nanti, ya!" ucap Zidan, lalu kembali ke meja nya.

🔲🔳🔲

Seperti yang telah di janjikan Nayla, jam istirahat ini, sudah ada Firsya dan Dilla berkumpul di meja Nayla.

"Jadi gimana, Nay, lo bisa suka sama kak Yudha?" tanya Dilla mendahului Firsya yang akan memberikan pertanyaan duluan tadi.

Firsya mendengus kesal.

"Gue gak tau secara jelas gimana gue suka dia!" jawab Nayla.

"Yaelah git-"

Omongan Firsya terpotong karena tiba-tiba seorang kakak kelas masuk ke dalam kelas mereka. Audya Sherri.

"Bisa kita ngobrol sebentar, Nay?" tanya Audya.

Dan Nayla hanya mengangguk, lalu mengikuti Audya yang telah keluar dari kelasnya lebih dulu.

Sedangkan Firsya dan Dilla, hanya menatap bahu Nayla yang mulai meninggalkan kelas.

"Kak Audya itu, pacar kak Yudha, kan?" tanya Dilla kepada Firsya.

"Yaelah bego!entar Nayla di bully sama kak Audya!" ucap Firsya heboh.

"Yaelah, Fir! Enggak mungkin!" bantah Dilla.

Sedangkan Firsya hanya mendengus.

🔳🔲🔳

Taman belakang sekolah sepi. Hanya ada Audya dan Nayla.

Nayla pikir, ia akan di bully habis-habisan oleh Audya. Dan ia hanya bisa bisa pasrah jika itu terjadi.

"Nay, lo deket ya, sama Yudha?" tanya Audya membuka pembicaraan.

"Gak terlalu sih, kak." jawab Nayla.

"Hmm.. Gue boleh minta tolong, Nay?"

"Tolong apa ya, kak?"

Audya tampak berpikir sebentar.

"Gue minta tolong, lo jaga jarak sama Yudha, bisa ya?"

DEG!

Nayla mencoba untuk kembali mencerna perkataan yang baru saja diucapkan oleh Audya.

"Nay?"

"Hmm.. Bisa kok, kak!" jawab Nayla berbohong.

"Makasih, ya, Nay. Jujur, gue terkadang iri sama lo, Nay."

"Maksudnya, kak?"

Audya menghembus nafas nya kasar, lalu mendongakkan kepala nya untuk menatap langit yang saat ini sedang mendung.

"Gue iri, Nay. Gue selalu sebel sama lo, gue selalu anggap lo itu cuma tukang caper di sekolah ini, gue selalu kesel, karena lo dengan mudahnya bisa deket sama Yudha. Maaf, Nay, gue gak bisa lagi nyembunyiin ini. Gue tau, kita kenal udah lama, Nay, tapi jujur, gue memang iri sama lo!" setitik air mata mulai jatuh dari sudut mata Audya.

Nayla memerhatikan wajah kakak kelas nya itu lekat-lekat.

"Kenapa harus iri, kak? Gue dibandingkan sama kakak, gue kalah jauh, kak. Kakak tuh lebih ber-talenta, cantik, dan lebih famous, kak. Justru gue yang harus iri sama kakak, tapi gue gak pernah ada niat buat iri sama kakak. Dan jujur, kak, gue sebenernya suka sama kak Yudha."

Sontak, Audya menoleh kearah Nayla dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Gak apa-apa kok, Nay, gue ngerti itu. Semua manusia punya hak buat suka sama seseorang, tapi gue mohon, Nay, gue pengen nya Yudha juga berjuang sama gue. Gue udah terlalu sering ngerasain rasanya berjuang sendirian. Gue suka Yudha dari kelas sepuluh, Nay. Dan dia baru nembak gue sekarang, tapi gue ngerasa, dia nembak gue karena terpaksa, Nay!" kali ini air mata mengalir deras di wajah Audya.

"Gue tau gimana perasaanya, kak. Gue janji, kok, gue bakal ngejauh dari kak Yudha dan gue gak bakal ganggu hubungan kalian. Gue doain semoga hubungan kalian bisa langgeng ya, kak."

"Makasih ya, Nay!" ucap Audya masih dengan wajah sembab nya.

Nayla hanya tersenyum.

🔲🔳🔲

Oke.
Author tau, part ini gak ada bapernya sama sekali.
😝😝
Ditunggu vomment kalian.
Makasih😘😘
Seeya

Olvidarse [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang