Sejak tadi siang, langit sudah mendung. Dan akhirnya, gerimis pun datang.
Terlihat Nayla yang sedang menunggu di halte depan sekolahnya. Ia sedang menunggu Zidan yang sedang mengambil mobil nya di parkiran sekolah.
Tinn..!
Nayla yang sedang memainkan handphone, lantas menoleh ke asal suara.
Ternyata itu bunyi klakson mobil Zidan.
"Tunggu disitu dulu, Nay!" perintah Zidan.
Nayla yang tadinya siap beranjak ke arah mobil Zidan, langsung diam di tempat, karena bingung.
Tak lama, Zidan turun dari mobil dengan membawa dua buah payung.
"Untuk apa, Dan?" tanya Nayla dengan wajahnya yang heran.
Zidan terkekeh sebentar, "untuk ojek payung, Nay"
"Hah?" Nayla tambah heran.
"Anjir! Bego juga lo ternyata. Haha..." ucap Zidan sambil tertawa.
"Ih, Zidan, apaan sih? Lo ngapain bawa payung?" tanya Nayla sekali lagi.
"Untuk kita lah, Nay! Biar enggak kena hujan!" jawab Zidan.
Nayla pun hanya ber- oh.
🔲🔳🔲
Selama perjalanan di dalam mobil, tidak ada percakapan apapun di antara Nayla dan Zidan.
Nayla sibuk melihat keluar jendela, sedangkan Zidan fokus menyetir.
"Dan?" panggil Nayla.
"Hmm?"
"Lo tuh, kok cuek banget sih, jadi cowok?" tanya Nayla.
Zidan menaikkan alisnya sebelah, "cuek?"
"Iya. Irit ngomong, gak peduli sekitar, padahal lo itu kan, ketua kelas, Dan."
"Mereka semua, gak tau gue yang sebenarnya, Nay." jawab Zidan, lalu terkekeh
"Lo udah pernah pacaran belum, Dan?" tanya Nayla. Kali ini dengan hati-hati.
"Wah, emang kenapa, Nay?lo mau sama gue?"
"Najis banget, ih!"
"Habisnya, lo nanya kayak gitu. Gue udah pernah pacaran sekali, Nay."
"Oh, gitu."
🔳🔲🔳
"Lo mau nyari buku apa, Dan?"
Zidan berpikir sebentar.
"Fisika sama Kimia, Nay!" jawab Zidan semangat.
"Oh, di sana tuh. Yuk!" ajak Nayla.
Saat sedang mencari buku yang di cari, Zidan hanya bermain handphone. Hal ini membuat Nayla kesal.
"Zidan? Lo nyari juga, dong!" Nayla sengaja membentak Zidan.
Zidan langsung gelagapan.
"Hah? Apa, Nay?"
Nayla mendengus kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/121105724-288-k633490.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Olvidarse [TAMAT]
Teen FictionNayla sadar kalau ia salah menaruh perasaan. Nayla sadar kalau perasaannya akan sia-sia. Seharusnya dari awal Nayla berhenti, namun hati dan pikiran Nayla tidak sejalan. Pikiran Nayla menyuruh berhenti, tetapi hati Nayla tetap tertuju kepada orang i...