⭐13

1.3K 67 6
                                    

Nayla, Firsya, dan Dilla pun sampai di café yang berada dekat dari rumah Nayla.

Begitu mereka melangkah masuk, mereka mendapati Farhan yang sedang duduk di meja dekat jendela café dengan raut wajah gelisah.

"Biar gue!" tegas Firsya.

Dilla menarik nafas nya. Jujur, ia merasa sangat takut, ia masih trauma dengan kejadian waktu itu.

Dilla tinggal sendirian di Indonesia, ia tinggal di sebuah apartemen. Ayah dan bunda nya tinggal di German, karena urusan bisnis yang tidak bisa ditinggal begitu saja. Sebenarnya Dilla punya seorang adik, tapi adiknya memilih tinggal bersama ayah dan bunda nya.

Farhan yang merasa terpanggil, menoleh ke asal suara, dan mendapati Nayla, Firsya, dan Dilla yang berjalan mendekat ke arah nya.

"Nayla!syukurlah lo ikut!" seru Farhan lega.

Nayla pun bingung dengan perkataan Farhan, "maksud lo?"

"Kalian duduk dulu. Tenang, kursi ini gak gue kasih lem atau permen karet" jelas Farhan.

Baru kali ini, Dilla melihat sisi lain dari seorang Farhan. Farhan yang Dilla kenal adalah Farhan yang keras kepala, angkuh, dan arogan, tapi lain dengan Farhan saat ini.

"Gue ganteng, ya?" tanya Farhan dengan pede.

Dilla pun tersadar, bahwa sedari tadi ia memperhatikan Farhan.

"Udah, deh!langsung ke inti!" kesal Nayla.

Farhan pun menjelaskannya.

Nayla merasa tak percaya dengan apa yang dijelaskan oleh Farhan.

"LO BOHONG!" bentak Nayla sambil menggebrak meja, dan berhasil membuat seluruh pengunjung café menoleh ke arahnya.

Farhan menceritakan tentang apa yang baru saja ia dengar dan lihat.

"Kak Yudha tuh gak pernah suka apalagi cinta sama kak Audya!" seru Nayla kelepasan.

"HAH!?" kaget Farhan.

Farhan tadi menceritakan bahwa tadi ia mampir dahulu ke café dekat sekolah mereka, dan tak sengaja ia melihat Yudha dan Audya sedang berbicara serius. Karena ingin mendengar apa yang dibicarakan kedua nya, Farhan pun mengambil tempat duduk yang berada dekat Yudha dan Audya.

"Gue gak bohong, Nay. Gue punya bukti!" Farhan tak mau kalah.

Nayla pun menelan ludahnya kasar, "mana?"

Farhan pun mengeluarkan tape recorder miliknya, dan memperdengarkan percakapan antara Yudha dan Audya tadi.

"Tapi baguslah, dari dulu gue emang pengen mereka balikan" ucap Nayla dengan pelan.

"Bodoh, Nay. Lo suka kak Yudha, kan?lo cinta dia, kan?perjuangin dia, Nay!" seru Firsya kesal.

Nayla menghela nafasnya, "percuma gue berjuang, Fir. Karena gue tau, kak Yudha sama kak Audya pasti bakal bersatu."

Dilla ikut sedih, karena ia juga pernah merasakan hal yang sama seperti Nayla.

"Nay, lo tau kan, gue juga sedang berjuang. Gue berjuang untuk dapetin hati seorang cewek yang gak pernah lihat gue ada. Dia cuma fokus sama mantan nya yang selalu bikin dia sakit. Gue selalu berusaha buat dia seneng, tapi sepertinya gagal, dan gue sampe hampir khilaf saking keselnya gue sama dia. Perasaan itu tidak bisa dipaksakan, Nay. Sekalipun selalu bersama, jika tidak ada rasa, itu percuma!" jelas Farhan yang sepertinya sedang menyindir Dilla.

Nayla hanya tersenyum, "bilang langsung sama orangnya, jangan cuma berani nyindir doang!"

Dilla pun blushing.

Olvidarse [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang