⭐17

1.2K 56 9
                                    

Zidan menghentikan langkahnya.

Andrean Ferliansah Putra. Ya, ia melihat orang itu sekarang sedang berada di depan pagar sekolahnya.

Mau apa lagi dia sekarang! -geram Zidan dalam hati.

Tanpa menunggu apa-apa lagi, Zidan langsung berlari mengejar Yudha untuk membicarakan sesuatu yang penting.

Firsya yang menyaksikan itu, langsung berteriak memanggil Zidan. "Zidan!lo mau kemana, woi!" teriak Firsya lantang.

Nayla yang mendengarkan, langsung melihat keluar jendela dan melihat sendiri Zidan yang sedang mengejar... Yudha!

Muncul berbagai pertanyaan di otak Nayla dan mungkin juga Firsya.

"Pengen ke kantin nih, gaes!" teriak Dilla heboh sendiri.

Firsya menoleh ke arah Dilla yang berjalan ke arahnya sambil memasang sorot mata tajam andalannya. Dilla yang melihat tatapan itu, hanya menyengir saja.

Nayla pun ikut menyusul Dilla dan Firsya yang sedang berdiri di depan pintu.

"Hai, mantan!" seru Dilla sambil melambaikan tangannya ke Andrean.

Pletak!

Sebuah jitakan mendarat mulus di kepala Dilla. "Untung Andrean gak lihat lo!" kesal Firsya.

Dilla kembali menyengir.

"Eh, kok Zidan tadi kayaknya lari ngejar kak Yudha, ya?" tanya Nayla tiba-tiba.

Firsya mengangguk.

"Hah?emang Zidan sama kak Yudha udah baikan?" tanya Dilla.

Nayla dan Firsya hanya mengabaikan pertanyaan Dilla, karena mereka tak tahu jawabannya.

🔲🔳🔲

"Yudha!"

Yudha yang merasa nama nya terpanggil, langsung menoleh ke belakang.

"Mau apa lo?mau balas dendam atas apa masalah kita dulu?maaf gue gak ada waktu!" ketus Yudha, lalu melanjutkan kembali langkahnya.

"Yudha!" Zidan kembali memanggil Yudha, tetapi Yudha tetap mengabaikannya hingga tubuhnya yang tinggi tak terlihat lagi di koridor kelas 10 IPS. Zidan pun kembali mengejar Yudha yang berbelok menuju ke arah taman belakang.

🔳🔲🔳

"Woi!lo gimana, sih?"

Rama yang sedang duduk di kursi taman sambil memejamkan matanya, langsung tersadar.

"Apa?"

"Lo malah kesini. Andrean udah datang, dan sekarang dia nunggu di depan gerbang."

Rama tersenyum miring. "Lo bilang, gak usah tanggapi mereka. Yaudah, biarin aja mereka." jawab Rama santai.

Karena kesal, Yudha merebut rokok dari tangan Rama, lalu membuangnnya ke tanah, "ini urgent, Ram!gak ada waktu buat kita main-main!" tegas Yudha.

Rama mengacuhkan perkataan Yudha.

Yudha semakin kesal dengan Rama.

"Yudha!"

Lantas, Yudha dan Rama menoleh.

"Lo kenapa ngikutin gue?" tanya Yudha dengan nada dingin.

Olvidarse [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang