Chapter 9

11.4K 453 15
                                    

Alend Pov.

Aku hari ini berniat untuk membawa Alexa untuk tinggal dirumahku, sebenarnya ada apa dengan aku ini? Menyuruh pelacur tinggal dirumahku? Menikah denganku? Ahh dimana otak mu Alend? Kepintaran mu sudah pudar?

Aku menggelengkan kepalaku seray memijit dahiku yang sedikit nyeri. Apalagi semenjak kejadian tadi bertemu dengan Theresa. Dia begitu seksi dan bibir nya selalu saja menggoda. Tetapi Alexa juga tak kalah jauh dengannya.

"Tuan Alend, diminum dulu teh nya." Bi Mirna meletakan secangkir teh hangat di meja ruang tamu.

Aku hanya berdeham dan mencoba untuk mencari kontak Alexa. Aku telfon dia atau tidak? Jika iya, pasti dia tidak akan mau mengangkatnya.

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke apartemennya. Dengan mengambil jaket kulit dan sepatu kets biru milikku.

Tepat pada pukul 11 siang,aku sampai didepan pintunya. Ada rasa sedikit ragu untuk mengetuk pintu—tetapi pintu itu sudah dibuka duluan oleh Alexa. Ia hanya memakai kaos putih polos dan rok berwarna pink selutut dengan rambut yang di cepol berantakan.

"can-cantik!"

Apa kataku? Apa aku sudah gila memujinya? Shit! Aku benar-benar keceplosan. Aku menggelengkan kepalaku.

"kau bilang apa?" Ia sempat menyodorkan telingannya dengan tersenyum sinis.

"tidak" ketusku dan mengalihkan pandanganku ke arah lain.  Ia akhirnya memutuskan untuk mengambil sendal yang berada di depan pintu lalu masuk dan menutup pintunya kembali,tapi aku menahannya.

"kenapa?"Tanyanya heran. Kok dia tampak biasa saja semenjak aku merusaknya?

"eh-" Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. " aku mau kau tinggal dirumahku."

Kenapa aku jadi gugup gini? Tolonglah Alend,sadarkan dirimu sendiri Alend. Aku mencoba menutup mataku beberapa saat dan membukannya lagi.

"Aku tidak mau." Jawabnya dengan senyuman sedikit sopan.

Jika aku menjadi dirinya,mungkin aku akan menjawab 'iya mau' karena orang yang menyuruhnya tinggal dirumahnya itu sungguh tampan dan kaya raya serta incaran para wanita.

"kau sudah jadi milikku! Dan kemarin sudah kubeli serta aku bayar kepada Queen agar kau tidak usah berkerja lagi disana." uh sudah berapa kalimat yang aku lontarkan kepadanya? Biasanya aku sangat irit berbicara dan dingin kepada semua orang kecuali Brantley dan Mama.

" Kenapa kau selalu memaksaku?!"

"Ak-Aku takut kamu hamil karena aku..." suara ku sedikit mengecil saat kata-kata terakhir yang ku lontarkan.

Ia terkekeh geli. "hanya itu?"

"iya." singkat,padat,dan jelas bukan?.

"jika aku memang hamil,aku akan tinggal dirumahmu dan juga menikah dengan mu." Alexa melepas kunciran rambutnya,membuat rambutnya tergerai jatuh dan cantiknya tidak hilang. Sial! Ini kedua kali sepertinya aku memuji dia.

"buktinya sekarang aku tidak ada tanda-tanda kehamilan bukan?" lanjutnya lagi.

Aku menarik tangannya keluar—mendengar suara meringis aku tidak menggubrisnya dan terus berjalan menuju parkiran.

"lepaskan ak-" aku langsung mendorong tubuhnya untuk masuk kedalam mobil dan menutup pintu mobil dengan kencang.

" Tolong diam... Aku tidak akan menyakitimu jika kamu diam sekarang!" tegasku dan langsung menyalakan mobilku meninggalkan gedung apartement yang begitu besar ini.

***

Aku melihat wajah Alexa yang sangat benci denganku. Tapi wajah nya menjadi begitu menggemaskan bagiku layaknya ingin kumakan semua tubuh serta wajahnya.

ALEXA.J (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang