Chapter 12

9.8K 330 15
                                    

Maaf ya kalau typo berkeliaran!

Alend Pov.

Kejadian tadi membuat ku frustasi sendiri dengan gadis kecil itu. Aku sengaja tidak mengantarkannya pulang karena aku takut refleks menamparnya lagi. Semenjak kedatangan Alexa,aku benar-benar hampir seratus persen melupakan Theresa.  Aku harap dengan ada nya Alexa bisa melupakan Theresa dariku.

Sambil menunggu kepulangan Alexa. Aku memesan dua box pizza dan satu cup es krim untuknya. Aku yakin sekali dia akan menyukainya dan memaafkan semua kesalahanku.

Suara hentakan kaki terdengar sekali dari kedua telinganku,aku langsung turun menuju pintu rumah dan disana terlihat jelas wajah Alexa yang sangat lemas, matanya merah,bibirnya sedikit basah karena air mata.
Aku langsung memeluk badan Alexa dengar erat dan mencium,hidung,mata dan bibir nya sekilas.
Ia tidak menolak—wajahnya terlihat pasrah.

"Aku mohon maafin aku..." aku mengangkat wajahnya. Ia tidak menjawab dan hanya terdiam menatap ku balik.

"kamu mau maafin aku kan?" Tanya ku lagi sambil membelai pipinya.

"aku capek Alend..." suara lirihnya membuatku menghembuskan nafas panjang.

"sebelum istirahat kamu ikut aku dulu." Aku langsung menarik lengannya menuju kulkas dan mengeluarkan dua box pizza dan satu cup es krim. Aku bisa melihat wajahnya berubah dengan seulas senyum saat melihat apa yang aku keluarkan dari kulkas.

Alexa mengambil dua box dan satu cup es krim tersebut,tetapi aku menahannya dengan senyum jailku. "Ada 2 syarat kalau kamu mau ini."
Alexa memutarkan bola matanya sebal.

"pertama,kamu harus maafin aku. Kedua,kamu harus cium aku yang lama.... Banget." Ia melotot ke arah ku dengan tatapan tak percaya. Sedangkan aku mengangkat satu alis kanan ku dengan senyum miring.

"yaudah kalau gak mau sih gak apa-apa." Aku menaruh kembali di kulkas,tetapi Alexa menahan badan ku. Ia langsung melumat bibir ku dengan lembut.

Astaga!

Ini pertama kalinya ia mencium bibirku,bibir nya sangat lembut dan nikmat. Aku membalas ciumannya dengan memegang tengkuknya. Mungkin sekitar beberapa menit kami berciuman dan akhirnya Alexa menjauhkan wajahnya dariku sambil menunduk malu.

"masih malu aja." Aku menyentuh dagunya dengan mengulum senyum.

"yaudah sini makananya." Aku tertawa geli melihat wajahnya yang menggemaskan itu.

"tapi di maafin gak nih?" Tanyaku. Tetapi ia langsung menarik begitu saja makanannya dan beranjak pergi ke meja makan.

"ya kalau gak mau maafin aku bakal ngulangin perbuatannya lagi."

"IYA BAWEL!" Teriakan Alexa menggema ke seluruh ruangan. Aku tersenyum puas melihat gadis kecil itu sudah senang dan memaafkannya.

Aku merenggangkan seluruh badan ku yang terasa pegal di atas kasur mengerjakan pekerjaan kantor. Sebenarnya sakit demam ku belum kunjung sembuh,tetapi aku tidak mau menampakan di depan Alexa. Takut aku merepotkannya.

Gadis kecil itu sudah tertidur pulas di sebelahku. Aku merasa benar-benar nyaman berada di sebelahnya,tetapi aku belum bisa yakin untuk melupan Theresa. Aku masih bingun dengan kata hatiku.

Aku meletakan laptop ku di nakas dan  mendekatkan tubuhku untuk melihat wajah Alexa dari belakang. Ku belai rambutnya dengan lembut. Dengkurannya terasa halus di dengar. Karena mata ku tak kuat untuk bertahan,kantuk yang sudah berat. Jadi aku terpaksa harus tidur,padahal aku masih ingit melihat wajahnya. Aku mencium sekilas bibirnya dan dahinya.

"Good night! Calon istriku." aku menutupi badannya dengan selimut tebal sampai di pinggangnya. Aku memeluk badannya dari belakang dengan erat dan menenggelamkan wajahku ke leher belakangnya.

ALEXA.J (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang