Tentang "Kita" ( Kau dan Aku )

768 61 72
                                    


Terima kasih, Tuan ...
Kau hadir membawa seulas senyum dan harapan
Bukan secawan anggur cinta yang memabukkan

Lalu kita,
Kau dan aku, Tuan ...

Kita sama bercerita
Tentang white dan mocca
Asa juga cinta
Serta rindu yang menggila

Ajari aku cara tersenyum ceria
Memberi arti tiap napas terhela
Jua rasa sehangat memeluk senja

Namun, Tuan ...
Akankah ini selamanya?
Ataukah hanya sekedip mata?

Ah, Tuan ...
Janganlah menggoda jiwa
Dengan canda manja dan air mata

Surakarta, 170917, 15.50

Secangkir kopi kuseduh di wajah malamMelangitkan hangat senyumLalu percakapan kita, NonaBermula Di bibir basah secangkir kopiMalam membuka sepiMenawarkan sunyi di gelap mimpiKita menepiDi dendam rindu yang api

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Secangkir kopi kuseduh di wajah malam
Melangitkan hangat senyum
Lalu percakapan kita, Nona
Bermula

Di bibir basah secangkir kopi
Malam membuka sepi
Menawarkan sunyi di gelap mimpi
Kita menepi
Di dendam rindu yang api

Caraku tersenyum, Nona
Coba kau baca
: pada Tuhan yang maujud
Kujatuhkan asa dalam sujud
Sekalipun angan cinta tak terwujud

Nona,
Jangan hati gelisah
Usap mata basah
Di depan masa
Puisi indah masih sisa
Percayalah!

Adapun aku dalammu
Entah berapa waktu
Sebab beradaku tak tentu
Tak tahu

Nona,
Sekejap atau lama adalah sama
Bila pun nanti aku di hilang masa
Tuhan masih akan ada di sana
Di hati cahaya
Puncak muara rasa
Dalam do'a kita bercengkrama

Kediri, 170917

Milistyara - Asyharie

Mengeja SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang