MASIH TENTANG RINDU

189 20 9
                                    


Mungkin puisi ini akan jadi teramat melankoli
Pada ribuan keping rindu terbalut malam sepi
Mungkin jua menjadi senandung neraca bimbang
Pada bayangan wajah di antara gemintang

Sudah,
Hari ini kuhabiskan bergelas tuak
Bersama berjuta angan kian retak
Bak tembikar rapuh
Selalu mengeluh

Oh ya,
Mungkin benar, puisi ini memang tampak begitu melankoli
Antara demdam berapi
Atau cinta tak bertepi

Namun keping rindu tengah mengguru
Tak elakkan rasa sakit memburu
Dalam hasrat pun mengerang
Setubuhi rindu yang terlarang

Surakarta, 220917, 21.03

Mengeja SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang