TETAPLAH BAHAGIA ( KOLAB )

112 14 23
                                    

🌈🍃🌈🍃🌈

Angin...
Tolong sampaikan pesan yang mengudara
Meliuk bebas berhembus dengan jiwa
Raga tanpa lelah merobek hati yang merajam
Sosok tanpa jeda yang beryanyi; prosa sendu yang menghujam

Disaat aku diam bersama sepi
Khayalku berpetualang tentang resah rindu merongrong hati
Tentang rasa sakit yang memar membiru karna tanpa rasa
Tentang seberkas muara air yang jatuh jua karna tanpa rasa

Aku ingin jadi seperti gelembung udara
Bebas...

Menyelinap masuk memenuhi ruang hati tanpa bait
Terus mengeja huruf yang mengalir bersama darah yang mengait

Sekarang...
Izinkan aku menyapa pagi dengan uapan embunnya
Menikmati rinai meradang pada musim yang melewati porosnya
Senyum bersama tamparan angin yang menerbangkan daun
Riang kala sinar sang surya coba hangatkan kulit jadi hitam legam

Hai,
Untuk wanita yang mampu berdamai dengan hatinya
Tetaplah bahagia
Dan selalu bahagia

Aku yang hanya seonggok daging terseok diantara sampah
Juga mencoba untuk tak lagi menjadi sampah
Belajar bersamamu untuk bahagia
Senantiasa senyum tanpa jeda
Karena bahagia...

🍁🍃🍁🍃🍁

Teruntuk lelaki yang sanggup berdamai dengan hatinya
Tiap detiknya perjuangkan asa demi bahagia
Tak lupa aku membalas pesan yang mengudara
Dengan segenap harap do'a; moga tercipta

Lihatlah angin begitu antusias
Menyampaikan pesan meski tak melalui kertas
Hanya membisik mesra di telinga
Menghembus lembut menyejuk di dada

Lalu tentang sepi mengurai rindu di hati
Entah pada siapa aku tak mengerti
Yang jelas tak ingin aku melihat lebam itu
Menjadi sebab jatuhnya titik bening sendu

Jika diperbolehkan berpendapat
Ada ucap yang teramat ingin kusemat
Hingga kau mengerti arti diri
Bukan sekadar singgah lalu beranjak pergi

Dengarlah
Aku tak ingin kau seperti gelembung
Yang indahnya tiada berujung
Meski ia bebas terbang dengan indah
Namun sekedip mata; ia pun pecah

Sekarang ...
Pagi menyapa kita dengan ceria
Embun di dedaun jua bunga-bunga
Pun saat rintik merinai mengecup sang tanah
Membasah pula rindu di batas gelisah
Serta semilir sang bayu meniupkan rasa syukur
Tentang segala nikmat yang tiada terukur
Sedang mentari sehangat pelukan bunda
Selalu terjaga hingga senja tiba

Teruntuk lelaki yang sering kusebut Tuan
Yang selalu memaksa merajut kerinduan
Kini dapat kutangkap bahasamu melalui pesan
Semoga bahagia hadir mengindahkan

Satu lagi,
Ini bukanlah sebuah puisi
Mungkin sekadar ungkapan hati
Tentang bahagia senyum berseri
Tetap dicari meski sembunyi

☔🍃🌞

stefanwanz - Milistyara
Riau - Surakarta, 031217, 22.55



🍃☔🌞

stefanwanz - Milistyara
Riau - Surakarta, 031217, 22.55

Mengeja SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang