Hanya Ingin Bercerita

99 13 26
                                    

Saya melihat seekor burung merpati betina di atas pohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saya melihat seekor burung merpati betina di atas pohon. Sering kali ia bertengger di sana sambil sesekali turun ke rerumpun padi di bawahnya, ketika ia mulai lapar. Sebegitu sering saya perhatikan, hingga satu ketika saya memberikan sebuah nama untuknya. Aurora ... nama yang cantik bukan?

Namun suatu hari saya mendapati Aurora dengan sayap kirinya patah. Mungkin ia terluka oleh si empunya hamparan sawah seisinya. Saya turut trenyuh melihat keadaan Aurora sedemikian rupa. Terbesit dalam pikiran saya untuk merawatnya. Tapi saat itu ketika saya hendak meraihnya dari dahan pohon, tiba-tiba hujan turun begitu deras. Membuat saya terpaksa mengurungkan niat.

Esok harinya, saya berniat melanjutkan rencana saya untuk menolong Aurora. Namun ketika saya tiba tepat di bawah pohon itu, datanglah seekor merpati jantan. Tanpa pikir panjang saya langsung menyebutkan nama yang pas untuknya. Edward, nama yang sangat saya inginkan tertera dalam cerita fantasy saya.

Hari berikutnya saat mentari mulai merekah dari ufuk barat. Saya dengar ada suara-suara yang tak biasa mampir di telinga. Suara burung merpati yang sungguh merdu. Apakah mungkin itu suara dari Aurora? Ah, tidak mungkin. Selama ini saya tidak pernah mendapatinya bersuara semerdu itu. Iramanya seperti melodi cinta yang mengalun indah. Saya mulai penasaran dan ingin memastikan apakah benar Aurora sedang bernyanyi menyambut pagi. Ataukah ada burung lain yang membuka paruhnya untuk berdendang bersama udara sejuk di pagi hari. Betapa terkejutnya saya ketika mendapati Edward bertengger di samping Aurora sambil bersuara dengan begitu merdu. Di satu cakarnyw mencengkeram ranting pohon dengan kuat. Sedang cakar lainnya mencengkeram beberapa helai batang padi yang berisi dan telah menguning. Entah apa maksud dari Edward si merpati jantan itu. Apakah ia hanya sekedar singgah dan menggoda Aurora. Ataukah menginginkan agar Aurora merasa terhibur dan tak lagi sendirian. Masih jua tak saya mengerti hasrat terpendamnya. Setelah saat itu, setiap pagi  Edward selalu datang menemui Aurora, dengan melakukan hal yang sama. Dan sesekali saya dengar suara Aurora pun mengiring nyanyian merdu Edward, yang menyatu dengan alam.

Satu ketika saya ingin melihatnya dengan pandangan yang cukup dekat. Saya sungguh tak menyangka. Di dada Edward seperti bekas luka. Bulu-bulunya sangat jarang, dan bisa di bilang dadanya tanpa bulu-bulu putih. Entah karena apa ....

-

Seminggu kemudian saya kembali ke pohon itu, untuk melihat keadaan Aurora. Saya begitu merindukannya setelah beberapa waktu saya sibuk dengan pekerjaan saya. Saya lihat sayapnya yang patah hampir sembuh. Dan mungkin sekarang ia telah dapat terbang sendiri untuk mencari makan. Tapi ada yang berbeda, saya melihat kesedihan di mata Aurora. Lantas, di mana Edward berada?

Dua hari saya berhasil memantau Aurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua hari saya berhasil memantau Aurora. Saya bingung, mengapa baru-baru ini saya rasa, ia begitu sering terbang ke sana ke mari, seperti tanpa tujuan?
Apakah ia mencari Edward? Entahlah,,,

Saat saya hendak pulang ke rumah, tak sengaja saya melihat Edward berkelebat terbang ke arah pohon yang berlawanan arah dari pohon tempat Aurora bertengger. Lalu ke mana ia terbang. Saya berlari mengikutinya. Dan akhirnya saya melihatnya hinggap di sebuah pohon yang cukup rindang. Saya pun memperhatikan apa yang sedang ia lakukan di sana.

Terdengar suara lirih bersahutan. Seperti bayi burung berebut makanan. Ternyata Edward tengah meloloh beberapa bayi burung yang saya kira, belum lama ini menetas. Yang paling tragis yang saya saksikan. Induk dari beberapa bayi burung merpati itu, tengah terkapar. Dengan lubang di dada dan darah yang telah mengering. Sebuah peluru senapan angin telah bersarang di dada induk merpati itu, dan merenggut nyawanya.

******

Hi ... Guys,,, saya ingin mengajak kalian berlatih membuat puisi tentang cerita pendek di atas. Ya,,, itung2 ngasah kemampuan kita, bercerita melalui diksi yang indah dalam puisi. Yang berminat dan tertantang dengan ajakan saya, langsung aja, tulis puisi kamu di kolom komentar. Terima kasih ....



Salam Literasi,

Ara


Mengeja SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang