Rembulan Berkabut Semalam

116 16 5
                                    

Si putih pucat merundung di langit kelam
Seperti menanti kejora di pekatnya malam
Tak ada beda diriku
Menanti bersua denganmu

Hanya saja semalam tak mampu kuungkap
Hasrat di hati rasa berkarat
Baru pagi mentari merangkak membagi sinarnya
Baru juga kusuarakan melalui metafora

Kabut semalam pada rembulan
Mewakili lebam rindu tak tertahan
Namun tak dapat kutemui senyuman
Mungkin dalammu mencacikan

Tak mengapa bila diriku
Serasa angin berlalu bagimu
Berhembus menyemilirkan
Tapi tak selalu membahagiakan

Terkadang buatmu risih jikalau datang bersama debu
Membuat matamu perih ketika serbuknya mulai merancu

Ah! Apalah aku ini?
Sekadar mengoceh tanpa arti
Jangan hiraukan;
Tataplah kepada yang lebih menyenangkan

Surakarta, 061217, 09.17

Mengeja SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang