RERANTING YANG MERENTANG

1.5K 102 66
                                    


Di sudut sebuah rumah yang mungil
Taman halaman tak seberapa luas, aku tumbuh sebagai pohon

Dedaunan rimbun
Subur dengan sulur-sulur ranting memanjang
Hingga halamanmu nampak dari atas

"Bila saja aku tumbuh di sana," kataku pada angin.

Namun, ia hanya membawa dedaunan kering
Sebelum kausapu di penghujung hari

IBNU NAFISAH
Kendari, 02 April 2017
😀

Dan andai bila saja
Gemuruh Bumi bergetar hebat...
Bongkahan tanah beterbangan bagai daun kering itu
Akarmu terangkat oleh badai yang tengah menari-nari di sana...
Dan Andai bila saja
Kita dipertemukan
Tapi mungkin itu adalah pertama
Untuk menjemput kenyataan terakhir...

😀

Sehelai daun yang jatuh di halamanmu
Sedikit terkoyak oleh angin
Sembari menatap langit ia berkata, "biarkan aku sejenak berbaring di sini."
Dan setelahnya kaudatang membersihkan halaman itu.
😀

Itu hanya secuil dari rindumu yang tengah merandu
Mungkin

Itu hanya sebait puisi kata cinta yang terpendam
Mungkin

Namun jika itu mungkin
Dan masih hanya jika mungkin
Mungkinkah??
😊

Ribuan helai daun yang berjatuhan di halaman rumahmu.
Hanya satu yang kaupungut di antara jemari tangan.
Ruas-ruas daunnya bertulang lima berwarna keemasan di bawah sinar senja yang mulai menghilang
Kautertarik pada bentuknya yang unik, mirip jemari tangan, pikirmu
Lalu sekelebat angin berhembus kencang menerbangkan daun itu bagai layang-layang putus di tangan

😁😁
Meski angin telah menerbangkan daun itu bersama debu

Tapi telah kurekam keindahannya dalam benakku..

Itu berulang
Dan berulang lagi
Sampai musim gugur itu usai...
Berganti musim semi yang kau tunggu..

Dan tak lagi dapat kulihat daun itu beterbangan di halamanku
Meski rindu begitu mengguruh...
Rindu..
😊

Lihatlah
Daun daun kembali berguguran
Dan kaukembali mengambil satu di antaranya
Kaukenali merek
Bentuk, warna, dan bahkan rasanya yang bertekstur kasar di telapak tangan
Seperti yang sering kaukatakan ini unik
Dan mereka berakhir pada sebuah sampah di depan rumahmu
😃

Meski sampah...
Itu bukanlah sampah yang ingin kubakar...
Biarkan daun daun itu terkubur dalam tanah
Hingga ia lumat dimakan ulat Hancur juga lebur...
Menjadi apa yang sering mereka sebut pupuk ...
Namun dia akan berputar kembali dalam rantai itu..
Rantai yang menghubungkan antara tanah juga batang batangmu...

Apakah ini sebuah puisi??
Entah...
Mungkin ini hanya pemikiran gila...
Entah...
😀😀

Lalu hari ini daun daun itu berguguran lagi
Dan lagi
Lagi
Seperti biasa kausapu
Terus
Dan terus
Angin inikah yang menggoda
Atau pohon besar itu
Ah, kau hanya tersenyum memandang daun di tangan kecilmu

Ibnu Nafisah - Milisty Ara
Kendari-Surakarta, 020417

Mengeja SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang