di album bts yg baru ini, kalian paling suka lagu yang mana?
kalau aku sih suka separohnya doang wkwkwk. DNA, Pied Piper, Serendipity sama MIC Drop.
Outro meskipun bikinan yoongz kok kurang sreg :3
Yoongi mengajak tiga anak itu untuk makan bersama. Mereka tidak lagi ke restoran Yukgaejang, tapi pergi ke restoran Galbi. Lokasi restoran itu cukup jauh dari keramaian kota namun dekat dengan lokasi lomba, dengan pelanggan yang juga jarang, tempat itu dipilih Yoongi karena cocok untuk menghindari kamera paparazzi. Mereka datang saat pelanggan terakhir keluar.
Keempat orang ini memilih menduduki meja di tengah-tengah ruangan. Yoongi dan Yoonjung bersebelahan, sementara di seberang mereka ada Sena dan Jimin.
"Semuanya sudah menulis pesanan? Kalau begitu, aku akan memesan," ucap Yoongi sebelum beranjak dari kursinya menuju loket pemesanan. Tapi di sana tidak ada siapa-siapa, kepalanya menoleh ke sana kemari mencari yang punya restoran ini.
"Ahjumma-nim! Ahjumma-nim!"
Tak lama kemudian muncullah seorang wanita paruh baya yang datang terburu-buru dari dalam. "Maaf membuat Anda menunggu."
Suara ini....
Yoongi merasa jika seseorang seperti baru saja memukul jantungnya saat mendengar suara yang cukup familiar itu. Bahkan suara itu terlalu familiar meski telah 20 tahun lebih lamanya. Cepat-cepat dia memakai kembali tudung jaketnya ketika wanita tersebut mendongak untuk menatapnya. Ia pun berdehem, berharap dengan begitu jantungnya akan berhenti untuk berdetak terlalu semangat.
Tingkat aneh Yoongi barusan menjadi tanda tanya sendiri bagi bibi pemilik restoran. Ia berusaha melihat wajah Yoongi, namun Yoongi juga membarenginya dengan menghindar. Tahu-tahu bibi itu tersenyum, menyadari sesuatu.
"Ah ... kau artis ya? Gwaenchana-yo, di sini jarang dikunjungi reporter."
Yoongi hanya tersenyum sebagai jawaban. Tanpa bibi itu tahu, dia sibuk memperhatikan raut mukanya. Dulu wanita ini sangat cantik dan langsing, dia masih ingat jika dia sering direngkuh dengan lembut oleh kedua lengannya yang kurus namun terkesan melindungi itu. Akan tetapi sekarang tampaknya berat badannya bertambah, diikuti dengan kerutan di beberapa titik wajahnya. Ia baru menyadari jika waktu tenyata telah berlalu lebih cepat dari yang ia bayangkan.
"Apakah ada yang bisa saya bantu?"
Yoongi tersentak. Buru-buru dia menggeleng dan membungkuk 90 derajat penuh sebelum beranjak. Namun saat berbalik dia menabrak seseorang. Itu Yoonjung, meringis setelah berbenturan dengannya.
"Gwaenchanha?" tanyanya cemas sambil mengusap lembut dahi Yoonjung, karena anak itu mengaduh kesakitan di bagian sana.
"Gwaenchanha-yo. Appa, aku mau ke toilet."
"Toilet?"
Gadis itu mengangguk. Kemudian terdengar sahutan dari belakang Yoongi. Suara yang benar-benar familiar di telinga pria itu.
"Toiletnya ada di sana. Ayo kuantar."
Yoonjung pun reflek melepaskan diri dari ayahnya demi mengikuti kemana wanita itu pergi. Keduanya entah bagaimana bisa menjadi sangat akrab. Bibi itu menanyakan siapa nama Yoonjung, dan Yoonjung membalasnya dengan penuh semangat. Yoongi menyunggingkan senyum getir. Jika saja mereka tahu kebenarannya, mungkin interaksi diantara keduanya tidak akan seakrab itu.
Dia sendiri kembali ke meja tadi. Duduk dengan cara menghempaskan diri tepat di depan Sena. Membuat Sena yang semula tenang membaca novel sambil mendengarkan lagu dari earphone yang dipakai bersama dengan Jimin, mengangkat kepala dengan alis terangkat. Otomatis dia menutup novelnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Single Parent [myg]
FanfictionSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY STORE Kau tahu bagaimana sulitnya mencintaimu yang bahkan pantas kupanggil sebagai ayah?