36

1.2K 179 9
                                    

aku tau dia ngga kemana-mana, aku tahu aku ngga pernah ketemu dia langsung, dan aku juga tahu kalau dia nggak tahu aku bernapas apa enggak, aku kangen Min Yoongi 

aku tau dia ngga kemana-mana, aku tahu aku ngga pernah ketemu dia langsung, dan aku juga tahu kalau dia nggak tahu aku bernapas apa enggak, aku kangen Min Yoongi 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nuna ... Nuna?"

"U-uh?"

Taehyung menghela napas. Dia menangkup kedua pipi kakaknya supaya menoleh padanya. "Ada apa denganmu? Sejak tadi kau melamun terus."

"Maaf."

"Kenapa minta maaf segala? Kau tidak melakukan kesalahan apa pun." Taehyung mengelus pipi kakaknya dengan kedua ibu jarinya. "Sekarang jangan melamun lagi dan makan, hm?"

Sena mengangguk patuh.

Yoongi yang duduk tepat di hadapan Sena dan sejak tadi memperhatikan gerak-gerik mereka, juga membuat ekspresi serupa seperti Taehyung. Jengah melihat Sena terus seperti ini. Ah dia sangat benci perlakuan Sehun dan Daena pada gadisnya. Bahkan hanya dengan melihat raut wajah mereka saja, Yoongi tahu seberapa bencinya mereka pada anak ini. Mereka tahu Jungkook kecelakaan bukan karena Sena tapi mereka tetap menyalahkan Sena karena Senapantas mendapatkan itu.

Sekelebat ide pun muncul di kepala Min Yoongi. Dia menoleh pada Taehyung.

"Yaa, setelah ini kembalilah ke ruangan anak itu."

Taehyung mendongak dengan mata indahnya yang melebar. "LaluHaengnim dan nuna?"

"Kurasa kakakmu butuh sedikit udara segar. Aku akan mengajaknya jalan-jalan sebentar."

Sena yang mendengarnya sama sekali tidak melayangkan protes. Dia sendiri memang membutuhkan itu. Tidak ingin bertemu dengan orangtuanya untuk sementara waktu.

Usai makan, Taehyung pun kembali ke ruangan Jungkook, sementara Sena dan Yoongi pergi ke taman rumah sakit. Keduanya duduk di sebuah bangku kayu yang berada tepat di samping lampu taman. Jas milik Yoongi telah berpindah tempat ke tubuh Sena.

Yoongi duduk menghadap Sena dengan kedua kaki menyilang di atas bangku. Tangan kanan menopang dagu dengan siku bertumpu pada kakinya sendiri. Mata kecilnya menatap lurus pada si gadis yang lagi-lagi melamun.

"Harusnya hari ini menjadi hari yang menyenangkan untukmu."

Sena perlahan menoleh.

Yoongi menghela napas. Ia membuang muka pada rumput hijau yang menjadi tempat berpijak Sena. "Kalau saja aku tidak mengajakmu keluar hari ini, mungkin ini tidak akan terjadi."

Sena pun meraih tangan Yoongi yang bebas. "Ahjussi, kau ini bicara apa?"

Yoongi balas menggenggam tangan Sena meski tidak memandang si pemilik tangan dalam genggamannya. "Hari ini kau seharusnya hanya tinggal di rumah, melakukan apa pun yang kau sukai di rumah, bukannya mendapatkan apa yang seharusnya tidak kau dapat. Mian."

Single Parent [myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang