"Jadi kau belum sekalipun pulang ke Busan?! Wah ... apa kau tidak merindukan orangtuamu?"
Sena tersenyum tipis. Sementara bibirnya sibuk mengunyah potongan kecil daging ayam. "Ne."
"Keurom. Kau sudah tiga tahun di Jepang dan sekarang kau harus tinggal di Seoul. Aku tahu bagaimana perasaanmu," ujar Yoongi sambil menegak air minumnya.
"Ahjussi sendiri hanya tinggal bersama Yoonjung selama sepuluh tahun ini?" tanya Sena, berniat mengalihkan pembicaraan.
"Hm, hampir sebelas, sebentar lagi Yoonjung ulang tahun."
PAK! Sena memukul dahinya sendiri yang membuat Yoongi menatapnya kaget.
"Wae? wae?"
"Aku lupa kalau Yoonjung akan ulang tahun sebentar lagi. Lima belas Mei berarti ... satu dua tiga lima ... lima hari lagi?! Ah, aku belum membelikan hadiah untuknya." Bahu Sena jatuh setelah dia menyadari jika dia belum menyiapkan hadiah kejutan untuk kawan yang telah dianggapnya sebagai adik perempuannya sendiri itu. Kesibukannya di sekolah membuatnya melupakan hari penting Yoonjung. Pasti Yoonjung akan marah jika saja Yoongi tidak mengingatkannya.
"Kukira ada apa. Gwaenchanha. Aku juga belum menyiapkan hadiah untuknya," sahut Yoongi dengan tenang sambil memasukkan sesumpit nasi ke mulutnya. "Kalau kau mau, setelah ini kita beli hadiah untuk Yoonjung."
Bahu Sena langsung tegak kembali. Wajahnya berbinar cerah mendengar penuturan Yoongi. "Benarkah? Apakah saya boleh ikut?"
"Aku kan bilang 'kita'. Kau tidak dengar?"
"Ah begitu ya? Haha, sepertinya ada sesuatu yang salah dengan telinga saya." Sena dengan bodohnya tertawa sambil mengorek kuping. Ia terlalu malu karena tidak serius mendengar kalimat Yoongi.
Yoongi sendiri tersenyum melihat tingkah idiot gadis di hadapannya. "Habiskan makananmu."
"Baik!" jawab Sena dengan semangat sebelum memasukkan sesumpit besar nasi ke mulutnya, membuat pipinya menggelembung dan mengundang gelak tawa si duda berkarisma. Wajah bodoh Sena yang mengerjap-ngerjap dengan pipi menggelembung makin membuat ledakan tawa lelaki itu.
"Kiyeowo," gumamnya sembari menyeka air mata yang berhasil lolos dari pelupuk matanya.
--
Dari sekian puluh orang yang lalu lalang di jalanan Dongdaemun, kita bisa menemukan dua tokoh utama kita di sana. Sena dan Yoongi, dengan jarak yang cukup aman untuk tidak disebut pasangan, tengah menyusuri jalanan Dongdaemun sambil mengamati satu persatu toko yang mereka lewati. Tujuan mereka kemari adalah untuk mencari hadiah ulang tahun Yoonjung lima hari mendatang. Tapi sejak tadi mereka sama sekali belum masuk ke toko mana pun.
"Oh! Apel! Yoonjung suka apel!" seru Sena dengan semangat sambil menunjuk stan buah-buahan.
Yoongi memandang sekilas stan buah-buahan yang ditunjuk Sena sebelum mengalihkan pandangannya pada toko boneka. "Yoonjung juga suka dengan boneka."
"Boneka? Apa beli boneka saja ya?"
Bukannya berbelok masuk toko boneka, mereka berdua hanya melihatnya saja sambil berlalu.
"Hm, kurasa tidak. Tahun kemarin aku sudah memberikannya Kumamon seukuran tubuhnya. Mungkin selain boneka."
"Topi. Apa Yoonjung suka topi?" Sena bersuara lagi begitu mereka melewati toko topi. Tapi lagi-lagi, hanya dilewati.
"Aku tidak yakin. Yoonjung jarang membeli topi. Daripada topi, dia lebih sering beli sepatu," jawab Yoongi saat mereka sedang lewat di depan toko sepatu. Sepatunya kelihatan bagus dan berkualitas meskipun dilihat dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Parent [myg]
FanfictionSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY STORE Kau tahu bagaimana sulitnya mencintaimu yang bahkan pantas kupanggil sebagai ayah?