35

1.2K 186 5
                                    

lagi-lagi aku ngerasa ga puas sama cerita ini T^T

"Jimin!! Aku datang!!"

Yoonjung merentangkan kedua tangannya dengan bahagia. Menyambut wajah baru bangun tidur Jimin yang kesal karena harus membukakan pintu di tengah-tengah kegiatan bercintanya dengan selimut dan bantal.

"Apa aku menyuruhmu datang?" tanya lelaki itu.

Yoonjung menggeleng dengan cerianya.

"Trus kenapa kau datang?"

Yoonjung lantas mengerucutkan bibirnya. "Kau tidak ingin bertemu dengan kekasihmu?"

"Ani. Pulang lagi sana."

Saat Jimin akan menutup pintu, Yoonjung segera menaruh satu kakinya di ambang pintu. Jeritannya sanggup membuat Jimin urung menutup pintu. Lelaki itu sekarang malah terlihat sangat khawatir.

"Gwaenchanha? Kakimu tidak sampai terluka 'kan?"

Yoonjung menggeleng sambil nyengir. Jimin menghela napas.

"Jangan pernah mengulangi ini lagi, mengerti? Kakimu bisa-bisa terluka bahkan bisa saja sampai pincang kalau kau meletakkan kakimu seperti ini."

"Ne, algeseummida."

Sekali lagi Jimin menghela napas. Ia pun membuka pintunya lebar. "Masuklah."

Yoonjung pun dengan semangat segera melangkah masuk bahkan sampai menggantikan Jimin menutup pintu. Jimin tampak terheran dengan sikapnya. Ini bahkan masih terlalu pagi untuk bangun dan Yoonjung sudah terlihat seperti seseorang yang akan berpesta seharian penuh dengan ditemani musik club. Apa yang membuat Yoonjung sesemangat ini? pikirnya.

"Jimin, ayo masak," seru Yoonjung yang entah bagaimana sudah sampai di dapur.

Jimin sendiri menghampiri sofa, menghempaskan tubuhnya di sana. "Tidak ada yang bisa dimasak di sini."

"Siapa bilang? Aku membawa banyak sekali bahan-bahan makanan dari rumah."

Jimin yang posisinya memang membelakangi Yoonjung, langsung menoleh usai mendengarnya. "Aku tidak lihat kau bawa itu tadi."

"Tentu saja. Bagaimana kau bisa lihat kalau matamu masih banyak beleknya, Park Jimin."

Jimin berdecak keras. "Yaa."

"Tidak percaya? Cek sendiri saja sana."

"Awas kau kalau bohong." Jimin cepat-cepat turun dari sofa dan beranjak menuju kamar mandi. Yoonjung sendiri menanggapinya dengan gendikkan bahu.

Jimin kembali tak lama kemudian dengan wajah yang lebih segar sehabis mencuci muka dan sikat gigi. Dia cemberut mendapati tawa menyebalkan dari Yoonjung.

"Sudah kubilang 'kan? Aish, kau ini menjijikkan sekali ternyata. Iyuuh..."

Jimin mengabaikannya dan memilih untuk duduk di salah satu kursi konter. Memperhatikan apa yang dilakukan Yoonjung saat ini.

"Apa yang akan kau masak?"

"Aku sebenarnya ingin membuat Jjamppong, tapi karena kau tidak suka seafood jadi aku akan membuatkanmu Yangnyeom Tongdak hari ini."

Jimin menopang dagu di atas meja, tertarik dengan makanan yang akan dibuat Yoonjung. "Oke, mari kulihat seberapa bagusnya kau dalam memasak."

Yoonjung nyengir. "Jangan remehkan gen Min, Tuan Park."

Jimin tersenyum simpul.

Tidak sampai satu jam kemudian, Yangnyeom Tongdak yang dijanjikan Yoonjung akhirnya terhidang juga di depan mata. Jimin tak bisa mengedipkan matanya barang sekali. Berulang kali dia menelan air liurnya yang terus mendesak untuk keluar. Yoonjung sendiri yang tersenyum dengan ekspresinya langsung memberinya sumpit.

Single Parent [myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang