"Aku pulang."
"Selamat datang!!"
Sena yang sempat dibuat terkejut, tak lama kemudian tersenyum lebar. Ia ikut merentangkan tangannya, berlarian kecil menghampiri seorang pria yang menggendong anak perempuan tiga tahun yang tadi sama-sama memberinya kejutan selamat datang.
Mereka berpelukan erat. Sena menciumi gemas pipi gembul si gadis mungil, dan sebuah kecupan manis di bibir si pria. Pipinya merona saat pria itu mengusap lembut rambutnya.
"Bagaimana ujianmu hari ini? Lancar?"
Sena mengangguk semangat. "Semua soalnya kuselesaikan dengan baik."
"Baguslah, gadis pintar."
"Aku sudah bukan gadis lagi."
"Bagiku kau akan selalu menjadi seorang gadis. Dan kurasa, sekarang gadisnya perlu makan. Gadis mungil ini juga sepertinya butuh makan."
Mereka tersenyum pada gadis mungil itu. Bibir tebal merahnya yang tadi terus meminta perhatian kedua orangtuanya, kini merengut karena baru diperhatikan. Mustahil Yoongi dan Sena akan melewatkan keimutan itu begitu saja. Keduanya kompak menguyel-uyel pipi si mungil sebelum berpindah ke ruang makan.
"Aku memasak semua ini untukmu. Habiskan." Yoongi menaruh mangkuk berisi sup krim jagung tepat di depan Sena, diikuti dengan piring kecil berisi kimchi dan masih banyak lagi.
Sena memandang semua makanan di depannya, terpana. Kemudian dia tersenyum dan mengangkat kedua jempolnya. "Kau memang terbaik, Oppa."
Yoongi tersenyum lebar, puas, bahkan kedua bahunya terlihat lebih tinggi dari beberapa sekon lalu.
"EKHEM!"
Sena nyaris saja terjungkal. Ia, begitu juga Yoongi, sama-sama menoleh ke asal suara. Seorang lelaki tampan jangkung keluar dari kamar pasangan itu dengan wajah bersungut-sungut.
"Hyung! Kau tega sekali! Aku sudah menunggu sejak tadi aish!"
Sena langsung menoleh pada Yoongi, meminta jawaban.
Yoongi sendiri cuek melihat wajah cemberut lelaki itu. "Ya, aku lupa. Sena, adikmu yang menyebalkan ini datang. Kejutan."
Taehyung menghentak-hentakkan kedua kakinya gemas. "Sudah bukan kejutan lagi sekarang, Hyung!!"
Yoongi berdecak. "Ah sudahlah diam. Duduk. Jangan bertingkah seperti anak kecil. Kau tidak malu dengan Eunjoo?"
Taehyung mencebik. Mau tak mau dia duduk di kursi kosong sebelah kakaknya. Bersidekap dengan bibir mengerucut.
"Kapan kau datang?" tanya Sena sembari menyendok sup krim jagungnya.
"Empat jam lalu. Hyung ini mengusirku begitu aku datang. Menyebalkan."
Sena tersenyum geli, memandang Yoongi dan Taehyung bergantian. "Kalian tidak pernah berubah sejak dulu."
"Apanya tidak berubah?!" sewot Taehyung. "Tinggiku sudah bertambah lima senti. Lihat! Jakunku juga sudah kelihatan jelas. Dan sekarang usiaku sudah sembilan belas. Aku bahkan sudah lulus SMA lebih awal darimu. Aku sudah berubah banyak."
Rasa-rasanya ingin sekali Yoongi melempari Taehyung dengan kimchiyang dibuatnya. Beraninya menyentak Sena-nya.
"Arasseo, arasseo. Kau memang berubah banyak."
Taehyung kembali duduk anteng sambil bersidekap. "Kembali lagi ke topik. Hyung, kau tadi sudah janji akan memberitahu nuna kejutan kalau aku datang. Dan apa buktinya? Padahal aku sudah menggantikanmu memandikan dan bermain dengan Eunjoo. Kau tahu tidak, Hyung, aku ini baru datang dan kau sudah menyuruhku mengurusi bayi lucu yang sedang tertawa-tawa padaku itu. Dikiranya perjalanan dari Seoul ke Hawai itu hanya membutuhkan waktu dua detik?"
Tawa Eunjoo semakin keras, meramaikan ruang makan yang membuat tiga orang dewasa di sekelilingnya gemas. Termasuk Taehyung, rasa kesalnya pada Yoongi menguap begitu saja dan malah menyerang Eunjoo dengan cubitan-cubitan gemas di pipi.
"Cakiit!!"
Taehyung menjerit beberapa detik kemudian setelah Yoongi menggeplak tangannya.
"Aku akan mulai tinggal di sini, sekolahku sudah selesai."
Sena mengangguk semangat. "Kau bisa membantuku mengurus Eunjoo."
"Dan aku dengan Sena akan pergi honeymoon ke Eropa."
"WHAT?! YOU CAN'T DO THAT TO ME!!"
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Parent [myg]
FanfictionSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY STORE Kau tahu bagaimana sulitnya mencintaimu yang bahkan pantas kupanggil sebagai ayah?