Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Tidak terasa, esok sudah pergantian tahun. Seoul sedang diselimuti oleh kristal-kristal salju yang menumpuk hingga menutupi tanah, rumput, bahkan jalan raya. Hampir di setiap mata memandang, kota metropolitan Korea Selatan tersebut didominasi oleh warna putih.
Sena tiba-tiba merasakan punggungnya menghangat saat sedang melamun di teras. Reflek ia menoleh, dan tersenyum saat mendapati siapa pelakunya.
"Kau mengagetkanku, Ahjussi."
"Aku memanggilmu berkali-kali, Sayang. Sedang melamun, hm?"
"Ahjussi sendiri sudah selesai?"
Yoongi mengangguk. "Maaf membuatmu menunggu lama. Hoseok paling tidak bisa menjelaskan sesuatu tanpa banyak bicara."
Sena terkekeh. "Kalau Hoseok ahjussi tahu, dia akan sangat kesal,Ahjussi."
"Aku tidak peduli. Ngomong-ngomong, kau baik-baik saja?"
Mendapati sorot mata Yoongi yang berubah sendu, Sena membalasnya dengan senyuman. "Meskipun tidak tega, ayah tetap harus menerima konsekuensi dari perbuatannya."
"Kenapa kau cantik sekali seperti malaikat, hm?"
"Memang Ahjussi pernah bertemu malaikat cantik sebelumnya?"
Yoongi menggeleng. "Ini pertama kalinya."
Sena hanya mengulas senyum tipis sebelum membuang muka ke depan. "Hujan saljunya sudah tidak selebat tadi."
Yoongi membetulkan posisi pelukannya dengan mendekap kedua tangan Sena –yang terlipat di perut- juga. "Ah dingin ... little Sena tidak boleh kedinginan."
Kini bergantian tatapan Sena yang menyendu. "Ahjussi...."
"Hm?"
"Kenapa kau tetap menyukaiku, meski kau tahu kondisiku seperti ini?"
"Aku sudah tidak menyukaimu. Aku mencintaimu. Apakah itu belum cukup menjawab pertanyaanmu barusan?"
"Tapi aku—"
"Kalau kau hamil karena pria lain memang kenapa? Aku tidak masalah, Sena. Karena bukan dirimu sendiri yang menginginkannya. Justru aku akan membencimu kalau kau memilih untuk mengakhiri hidupnya atau hidupmu sendiri."
Sena menunduk. Memperhatikan kedua tangan Yoongi yang memeluk perut dan kedua tangannya. Memang, perutnya masih belum terlihat membesar. Tapi, berdasarkan diagnosis dokter, di dalam perutnya terdapat sesuatu yang tumbuh bernama janin. Dan usia janin itu masih 2 minggu.
Sena langsung mendongak saat Yoongi memutar tubuhnya. Hidung Yoongi tampak memerah, kulitnya memucat karena efek kedinginan. Tapi, kedua tangan Yoongi yang menangkup pipinya terasa hangat. Ia tidak ingin tangan ini pergi begitu cepat.
"Berhenti memenuhi pikiranmu dengan hal-hal yang negatif, Sena. Saat ini kau memiliki nyawa lain yang harus kau jaga dengan baik. Masa depannya nanti ada di tanganmu."
Yoongi mengelus surai hitam Sena dengan penuh rasa sayang. "Aku tidak akan membiarkanmu susah sendiri, Sena. Setelah Yoonjung berangkat ke Kanada, ayo menikah dan membangun hidup baru di Hawai. Kita bisa mengajak Taehyung ikut serta, kalau kau mau."
"Ahjussi baru saja melamarku?"
Pria itu mengangguk. "Hm. Ini lamaran yang pertama."
"Lamaran yang sesungguhnya harus dilakukan dengan cincin dan bunga, Sayangku," lanjut Yoongi sambil mencium gemas pipi Sena yang kebingungan dengan pernyataan pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Parent [myg]
FanfictionSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY STORE Kau tahu bagaimana sulitnya mencintaimu yang bahkan pantas kupanggil sebagai ayah?