38

1.2K 184 15
                                    

Happy New Year!!

wah, aku bentar lagi 20 XD

***

Jimin menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Lenguhan menggema di ruangan tersebut, diikuti desisan dan helaan napas. Pipinya masih terasa berdenyut. Sakit. Pukulan Taehyung tidak main-main. Ia rasa beberapa tulang wajahnya retak.

Dulu mereka memang sering sekali berkelahi. Sampai-sampai baru akan berhenti setelah salah satu dari mereka berdarah atau menangis. Dulu apa yang mereka ributkan tidak jauh-jauh dari merusak mainan, atau ada salah satu yang tidak sengaja mendorong yang lain sampai jatuh, malah terkadang hanya karena masalah memperebutkan lolipop. Namanya juga anak kecil, laki-laki, berkelahi karena hal-hal remeh itu wajar.

Tapi sekarang, mereka sudah cukup dewasa untuk tidak berkelahi karena hal-hal remeh. Mungkin memang masih sering. Ada suatu peristiwa saat mereka kelas 3 SMP, Jimin mencium Hong Seungjoo. Sebenarnya, Jimin tidak benar-benar menciumnya, Jimin hanya melakukan napas buatan karena Seungjoo, yang notabene teman sekelasnya waktu itu, tenggelam hingga tak sadarkan diri saat keduanya latihan untuk mengikuti olimpiade olahraga cabang renang. Niat Jimin hanya untuk menyelamatkannya, tapi Taehyung keburu dibakar cemburu dan berakhirlah mereka tak saling sapa sampai hari kelulusan tiba.

Namun setelahnya hubungan mereka justru semakin erat. Keduanya seolah anak kembar yang tak akan bisa terpisahkan, kecuali oleh waktu. Bahkan saat kasus Yoonjung pun, mereka kembali lagi lengket seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

Akan tetapi, karena sekarang fokus permasalahan mereka ada pada Sena, Jimin tidak yakin apakah dia dan Taehyung bisa kembali seperti sediakala.

Taehyung adalah tipe yang sangat protektif, terlebih pada orang dicintainya. Bahkan sampai saat ini Taehyung belum bisa memaafkan Jungkook perkara kematian Hong Seungjoo. Lalu bagaimana dengan nasibnya yang menjadi pelaku atas hilangnya kegadisan Sena?

"Eungh ... pusing...."

Ia meraih bantal dan memeluknya. Mencoba tidur. Akan tetapi momen epicitu digagalkan oleh sebuah suara. Ia pun segera meraih ponselnya sambil menyumpah.

Yoonjung

Jimin menyesal telah menyumpah. Bagaimana kalau tiba-tiba dia tertimpa karma? Pesan masuk dari pacar sendiri bukanlah sesuatu yang pantas diberi sumpah serapah. Ia tersenyum sembari membukanya.

Hei, kau di mana?

Ini sudah hampir bel. Cepat!!

Kau sakit?

Kenapa tidak masuk sekolah?

Garis bibirnya tampak semakin panjang. Ia pun memosisikan tubuhnya tengkurap dengan kedua tangan memegang ponsel, mengetik balasan.

Uh, hari ini aku tidak masuk. Tolong izinkan.

Tidak sampai 5 menit, pesan dari Yoonjung pun datang.

Wae? Jadi kau benar sakit? Aku akan ke tempatmu sepulang sekolah.

Jimin reflek menggeleng. Kemudian dia sadar kalau Yoonjung tidak akan bisa melihatnya.

Aku tidak sakit. Jangan kesini. Nanti aku lembur.

Jimin menghela napas lega setelah membaca balasan dari kekasihnya.

Arasseo. Jangan lupa makan siang.

Hm. Aku akan mengingatnya, sayang. Belajar yang rajin, uh?

Single Parent [myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang