Kyoko terbangun dari tidur lelapnya semalam. Gadis itu masih terlentang di atas futon. Bola matanya tak bergerak. Dia menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Ketukan pintu Yamami pun tidak dihiraukan oleh Kyoko. Gadis itu masih mematung. Ketika ponselnya berdering, baru Kyoko tersadar dari lamunannya.
"Moshi moshi!" ucap Kyoko ketika mengangkat telepon setelah melihat nama yang menelepon. Wajah Kyoko begitu senang, terlihat dari senyuman di wajahnya, "hai, wakarimashita. Arigatou, Sensei." Kyoko menurunkan ponsel dari telinga. Dia membiarkan dirinya untuk bahagia sejenak. Matanya bergeser menangkap kamera yang diberikan Matsumoto tadi malam. Kamera itu sudah tidak berkedip. "Heh? Baterainya habis." Kyoko tampak bingung.
Di tengah kebingungan Kyoko, suara Yamami terdengar kembali dari luar. "Kyoko!"
Kyoko mengikat rambutnya lantas keluar kamar. "Haaaaii," jawab gadis itu dengan manja.
Yamami menoleh ke arah Kyoko dan melontarkan senyuman. "Ohaiyo Kyoko-chan!" sapa hangatnya.
"Ohaiyo!" sapa balik Kyoko seraya menggeser kursi makan, "maaf semalam pulang terlalu malam."
Yamami memberikan semangkuk nasi, sup miso dan tsukemono kepada Kyoko.
Merekapun sarapan bersama setelah beberapa hari ini Kyoko sibuk dengan urusannya sendiri. "Itadakimasu!" ucap mereka bersamaan seraya merapatkan kedua telapak tangannya.
"Ne, Kyoko!" panggil Yamami di tengah aktivitas sarapan mereka.
"Hai," jawab Kyoko seraya menyuap nasi beserta tsukemono ke dalam mulutnya.
"Bagaimana proses konsultasinya?"
Kyoko menghentikan kunyahannya. Dia diam sejenak lantas menyelesaikan kunyahan. Kyoko beranjak dari kursi lalu masuk ke dalam ke kamar, mengambil kamera yang sudah habis baterai. "Hai!" Kyoko menyerahkan kamera kepada Yamami ketika kembali ke meja makan.
"Nani kore?" tanya Yamami bingung.
"Kamera," jawab Kyoko singkat. Dia melanjutkan makannya.
"Untuk apa?"
"Untuk merekam aktivitas ketika tidur."
"Heh?" Yamami semakin dibuat bingung.
Kyoko menghentikan aktivitas makanannya. "Kemarin pagi, saya bangun tidur mendapati baju tidur tergeletak di lantai. Sedangkan gaun melekat di tubuh beserta riasan lengkap," jelas Kyoko.
"Heh? Bukankah kau sudah tidur?" tanya Yamami, kini ikut menghentikan makannya.
Kyoko mengangguk. "Tapi saya tidak ingat apa yang saya lakukan dengan pakaian seperti itu."
Yamami teringat kejadian beberapa waktu lalu. Pertama kali dia melihat keanehan yang dilakukan Kyoko di tengah malam. "Ternyata saya tidak lagi berhalusinasi," ucapnya.
"Heh? Nani?" Kyoko mendengar Yamami bicara namun tidak jelas.
Yamami beranjak dari kursi dan berpindah ke samping Kyoko. "Kyoko, beberapa waktu lalu, saya pernah lihat kau melakukan sesuatu di tengah malam. Saya kira memang kau yang melakukan. Tapi saat pagi, saya tanya apa yang kau lakukan semalam, kau malah berbalik tanya. Kau ingat kejadian itu?" Yamami mengingatkan sebuah kejadian.
Kyoko mencoba mengingat pertanyaan Yamami pagi itu. "Ya, saya ingat," Kyoko membulatkan kedua matanya menatap Yamami, "apa ini ada hubungannya?" lirihnya.
Mereka hening satu sama lain. Masing-masing sibuk dengan pikirannya. Kyoko semakin diserang rasa takut. Sedangkan Yamami merasa ada titik terang untuk kesembuhan gadis di sampingnya.
"Kau mandi sana! Bawa kamera ini ke Matsumoto-sensei," perintah Yamami.
"Hai." Kyoko bergegas ke kembali ke kamarnya setelah mengambil kamera dan dimasukkan ke dalam tas.
*****
Kyoko memasuki rumah sakit. Entah sudah berapa kali dia keluar masuk tempat ini. Rasanya sudah tidak asing lagi. Dia tidak ingat bagaimana pertama kali masuk rumah sakit ini, yang Kyoko ingat sudah berada di dalam sebuah bangsal.
Kyoko melewati resepsionis rumah sakit. Seketika seorang lelaki paruh baya berhenti di depannya dengan arah berlawanan. Lelaki itu menatap tajam ke arahnya. Kyoko diserang kebingungan. Lelaki itu mendekat dan berkata tajam. "Kenapa Anda berada di depan saya?"
"Heh. Maksudnya?"
Lelaki itu terus mendekat membuat Kyoko mundur.
"Saya tekankan, jangan sampai Anda mengatakan apa yang terjadi waktu itu!" lanjut lelaki itu lagi seraya menjulurkan telunjuknya di depan wajah Kyoko.
Kyoko tak lagi bertanya. Dia diam.
"Kalau sampai Anda mengatakan kepada polisi, Anda akan celaka!" Lelaki itu terus mendekat sehingga menyudutkan Kyoko hingga ke dinding.
Kyoko tak bisa berkata apapun. Mata Kyoko berubah. Kini dia berbalik menatap tajam ke arah lelaki di depannya. Ada amarah yang terpendam dari raut wajah Kyoko.
"Kyoko-san!" suara seorang wanita terdengar dari ujung lorong rumah sakit-tempat Kyoko dan lelaki itu berada.
Lelaki itu menoleh ke arah suara itu. "Kyoko? Itu nama Anda? Saya catat! Ingat! Saya serius dengan ancamannya," tekannya lagi di depan wajah Kyoko lantas pergi meninggalkan Kyoko yang masih mematung dengan wajah kesal.
Mia mendekati Kyoko. "Ohaiyo, Kyoko-san!" seru Mia lagi.
Kyoko mengangguk salam kepada Mia.
"Mau bertemeu Matsumoto-sensei?"
Kyoko menjawab dengan anggukkan lantas pergi ke ruangan Matsumoto.
--------------------
Moshi moshi : Halo (Ketika mengangkat telepon)
Wakarimashita : mengerti (formal)
Miso : Bumbu khas Jepang yang dibuat dari fermentasi rebusan kedelai, beras, atau campuran keduanya dengan garam. Biasanya dibuat untuk sup, yang terkenal sup miso.
Tsukemono : Acar (Terbuat dari sayuran yang direndam dalam garam atau cuka)
Itadakimasu : Selamat makan
Ne : Hei
Hai : di sini mengartikan 'ini' saat memberikan sesuatu. Hai bisa diartikan sesuai situasi.
Musik : 星の中の君 (Hoshi no nakanokimi) - Uru
![](https://img.wattpad.com/cover/83190043-288-k990833.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Me
Mystery / ThrillerTAMAT Rank #1 of hashtag geisha: 1-18 Mar 2019 Rank #1 of hashtag dua kepribadian: 19-26 Mar 19 9-12 Apr 19 9-13 Jun 31 Jul-5 Aug 2020 Yang sedang bebicara dengan kamu bukanlah orang yang kamu kenal Bukan pula dengan karakter yang kamu ketahui Dia s...