Sepanjang malam Koyoko hanya menangis. Dia tidak pedulikan lagi perutnya yang lapar. Terakhir makan, seingatnya tadi siang. Anak itu ingin sekali ke dapur untuk mencari makanan yang bisa di makan tapi takut dimarahi ibunya jika tertangkap basah. Ia meringis lapar seraya memegang perutnya. Dia tertidur namun tak lama. Tiga puluh menit kemudian anak itu terbangun lantas keluar kamar seolah tak takut apapun. Dia membuka lemari tempat biasa Shoko menyimpan makanan. Anak itu mengambil satu bungkus rumput laut kering lantas kembali ke kamarnya. Belum sampai dia ke kamarnya, Shoko sudah berdiri di depan pintu dapur dengan bertolak pinggang. Wajahnya geram.
"Siapa yang suruh makan? Kau sudah berani melanggar aturanku?" pekik Shoko.
Kyoko bergeming mendengar pekikan ibunya. Dia memakan rumput laut kering dengan santai. Melihat tingkah anak itu membuat Shoko semakin geram.
"KYOKO!!!" Kesabaran Shoko tampaknya sudah habis. Dia merampas rumput laut kering dari tangan anaknya dengan paksa. Sontak anak itu diam sejenak. Tak hanya itu, Shoko melayangkan tangannya ke wajah Kyoko dan membuat anak itu menangis.
Tiba-tiba malam itu menjadi mimpi terburuk Kyoko. Lagi-lagi rambutnya ditarik Shoko sesuka hati.
"Duduk kau!!" titah Shoko paksa di pojok kamar Kyoko lantas wanita itu mengambil tali. Dia melilitkan tali itu dengan kencang di kaki anaknya. Lilitan itu membuat kaki Kyoko merasa perih.
"Ibu salahku apa?" tanya Kyoko terisak.
"Masih tanya?" kesal Shoko mengencangkan ikatannya.
"Aku tidak tahu salahku. Kenapa ibu begitu membenciku?"
"Diam!!! Kamu diam di sini dan jangan berisik. Aku tidak ingin punya anak maling makanan." Shoko keluar dari kamar Kyoko dan membiarkan anak itu menangis semalaman.
Keesokan paginya, Erin tidak melihat Kyoko. Shoko sudah berangkat ke Okiya. Erin berlari mendekati Tsubaki yang tengah membawa barang ke dalam mobil truk. "Mama, aku mau pamitan dengan Kyoko tapi dari tadi dia tidak terlihat."
"Mungkin Kyoko masih tidur," jawab Tsubaki.
"Tapi firasat aku Kyoko membutuhkan bantuan kita. Ayo Mama kita masuk!" ajak Erin.
"Tidak mungkin kita masuk ke dalam rumah orang tanpa izin, Erin." Tsubaki mencoba memberi pengertian.
"Aku mohon," pinta Erin dengan wajah memelas.
"Baiklah." Tsubaki dan Erin mendekati pintu rumah Kyoko.
"Kyoko!!!" seru Erin riang.
Kyoko menyadari ada yang memanggil namanya dari luar. "Erin. Tolong aku, Erin!!!" teriak Kyoko dari dalam kamarnya.
Erin mendengar teriakan temannya. "Mama dengar itu? Kyoko minta tolong. Ayo Mama!" tanpa menunggu persetujuan Tsubaki, Erin sudah masuk ke dalam rumah Kyoko dan mendapati kedua kaki temannya terikat. "Kyoko!" Erin panik seraya mendekati temannya.
Mendengar suara anaknya membuat Tsubaki ikut masuk ke dalam rumah Shoko. Dia pun ikut terkejut ketika melihat anaknya tengah membuka ikatan di kaki Kyoko. "Astaga, Kyoko. Siapa yang tega melakukan ini padamu?" Tsubaki membantu Erin membuka ikatannya.
"Terima kasih." Kyoko merasa lega.
"Katakan! Siapa yang melakukan ini?" tanya Tsubaki lagi.
"Tidak penting, Erin-haha. Yang penting ikatannya sudah terlepas. Arigatou gozaimashita." Kyoko menundukkan kepalanya.
Erin memeluk tubuh temannya lantas menangis. "Kyoko, maafkan aku. Kami terpaksa pindah ke Tokyo. kita tidak bisa bermain bersama lagi. Aku akan merindukanmu."
Kyoko terkejut mendengar ucapan Erin dan melepaskan pelukannya. "Kenapa?"
"Papa ditugaskan di Tokyo dan kami terpaksa harus ikut. Aku harap kamu bisa mendapatkan teman baru."
Seketika tangis Kyoko pecah. "Kenapa mendadak?"
"Maafkan kami, Kyoko." Tsubaki ikut bersuara. "Kami akan menjengukmu jika ada kesempatan. Jaga diri baik-baik, ya!" Tsubaki memeluk Kyoko selayaknya seorang ibu kepada anaknya sendiri.
"Aku akan merindukanmu, Kyoko." Erin memeluk Kyoko terakhir kalinya sebelum dia lari keluar rumah dan masuk ke dalam mobil.
Tsubaki menyusuk anaknya keluar setelah membelai kepala Kyoko lembut. Kyoko hanya diam mematung. Dia tidak ingin melihat kepergian temannya, tepatnya sahabatnya. merekalah yang selalu menyayanginya. Selain itu, dia tidak bisa berjalan karena pergelangan kakinya berdarah akibat ikatan yang terlalu kencang. Anak itu hanya memeluk lututnya dan menangis kencang.
Kepergian Erin membuat Kyoko terpukul. Dia menjadi anak yang lebih pemurung dari biasanya. Terkadang dia menyalurkan kekesalannya dengan merusak barang-barang ibunya setiap habis dimarahi sepanjang malam. Kyoko tidak tahu apa kesalahannya. Kesalahan yang dikatakan Shoko seringkali Kyoko merasa tak melakukannya, tepatnya tidak ingat. Kyoko sering memikirkan sepanjang hari, mengingat-ingat apa kesalahannya setiap setelah dimarahi Shoko. Namun tidak menemukan jawaban.
Waktu terus beranjak menjadikan anak itu berubah menjadi gadis. Kyoko kini sudah berusia tujuh belas tahun. Dia menjadi gadis yang cantik dan tinggi. Sudah dua tahun kebelakang dia menemukan ibunya pulang dalam keadaan mabuk dan melampiaskan kemarahan kepadanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/83190043-288-k990833.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Me
Mystery / ThrillerTAMAT Rank #1 of hashtag geisha: 1-18 Mar 2019 Rank #1 of hashtag dua kepribadian: 19-26 Mar 19 9-12 Apr 19 9-13 Jun 31 Jul-5 Aug 2020 Yang sedang bebicara dengan kamu bukanlah orang yang kamu kenal Bukan pula dengan karakter yang kamu ketahui Dia s...