Part 2

3.2K 375 38
                                    

Namjoon mengerjap, membuka matanya perlahan dan sedikit terkejut mendapati dirinya yang terlalu dekat dengan wajah seseorang yang tertidur di sampingnya.

"Ssh.." pria itu meringis, memegang kepalanya yang pening akibat gerakannya yang mendadak tadi. Sial, ia terlalu banyak minum semalam.

Pandangannya kembali beralih pada Jennie yang masih tertidur dengan posisi yang sama seperti semalam. Terduduk di lantai dengan menumpukan wajahnya pada kedua tangannya.

Ia memilih untuk bangkit dari berbaringnya. Masih memegang kepalanya yang pening untuk menarik kedua tungkainya berjalan menuju kamar mandi.

Tak lama baginya untuk keluar setelah membersihkan dirinya. Masih dengan berbalut handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Membiarkan tubuh bagian atasnya terpampang dan satu tangannya masih mengusap rambutnya yang basah.

Namjoon masih mendapati Jennie yang masih tertidur dalam posisinya. Pria itu mendecak sebelum akhirnya mendekat. Berkacak pinggang pada gadis itu.

"Ya, bangunlah." Ucapnya sembari menggoyangkan lengan gadis itu dengan kaki kanannya.

"Ya!!"

Jennie sedikit tersentak oleh teriakan itu. Sedikit gelagapan dan gugup saat mendapati bagaimana penampilan Namjoon dihadapannya.

"Untuk apa kau tidur disini?"

"M-Maaf, Oppa. A-Aku tidak s-sengaja tertidur disini. S-Semalam kau m-mabuk d-dan Tae-Taehyung-ssi mengantarkanmu pulang."

"Apa kau bodoh? Kenapa bicaramu seperti itu?"

"M-Maaf."

"Sudahlah. Kau masih akan tetap disini?"

"Oh, m-maaf, Oppa. A-Aku akan keluar."

Jennie dengan cepat beranjak, mempercepat langkahnya keluar dari kamar Namjoon.

"Ck, bagaimana bisa mereka mengambil gadis bodoh sepertinya? Bahkan ingin dinikahkan denganku."

.

.

"Eomma, aku tidak apa. Sungguh."

"Sudah ikuti saja. Lagipula, ini perintah ayahmu."

"Tapi aku tidak ingin Oppa merasa tidak nyaman nanti."

"Tidak apa. Cepatlah kesana."

Jennie masih menatap Ibunya. Sedangkan sang Ibu malah mengangguk sekali dengan senyumannya. Meyakinkan gadis itu.

"Kim Jennie, cepatlah!!"

Ibu dan Jennie sedikit terkesiap oleh suara Namjoon. Bukan karena teriakan pria itu. Ibu bahkan tak bisa menutupi senyumannya. Berbeda dengan Jennie yang terdiam dengan debaran jantung yang sama ketika ia mengetahui pertama kali jika ia menyukai Namjoon.

"Jennie, kau dengar itu, sayang? Eomma memang sudah tua. Tapi eomma masihlah kuat pikirannya. Dan seingat eomma, ini adalah pertama kalinya Namjoon memanggil namamu. Bukankah ini perkembangan yang bagus?"

Jennie hampir menangis mendengar itu semua. Benar, ini adalah perkembangan yang bagus. Namjoon baru saja memanggil namanya untuk pertama kali setelah 16 tahun berlalu sejak dia menginjakkan kakinya di rumah ini.

"Jennie, cepat!!"

"N-Ne, Oppa."

Jennie mengembalikan pandangannya pada Ibu. Menghapus bulir airmata yang baru saja turun dengan cepat.

"Eomma, aku berangkat."

"Hmm. Hati-hati di jalan. Dan ini kotak bekal makan siang untuk kalian berdua. Ingat, kalian harus memakannya berdua."

a good wife ❌ namjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang