Jennie masih menautkan kedua tangannya. Duduk disisi ranjang dengan degupan jantung yang semakin lama semakin kencang. Ia bahkan masih mengenakan gaun pengantinnya saat ini.
Tidak mungkin bukan jika mereka akan melakukannya sekarang? Begitu pikirannya terus menerus selama hampir setengah jam ini.
Ya, dirinya kini sedang berada di sebuah kamar miliknya dan milik sang suami. Dan tebak siapa? Tentu saja Kim Namjoon. Yang beberapa jam lalu telah resmi menjadi milik Jennie.
Oh ya, secara status. Belum keseluruhannya.
Dan Jennie tidak pernah tahu jika kedua orangtua angkatnya itu telah menyiapkan sebuah rumah bagi keduanya untuk tinggal. Dan disinilah ia sekarang. Gugup dan takut. Bercampur jadi satu. Mengingat ini adalah "malam pertama" bagi dirinya dan juga Namjoon.
Ceklek
Gadis itu semakin terdiam ketika mendengar suara pintu yang terbuka itu. Deruan nafasnya bahkan tak teratur hanya dengan mencium aroma pria itu yang baru saja membersihkan dirinya. Oh, Jennie tak ingin repot-repot untuk mengalihkan pandangannya pada Namjoon saat ini.
"Kau tidak risih dengan gaun itu?"
"Ne? Ah, aku baik-baik saja, Oppa."
"Jangan terus berkata seperti itu. Cepat bersihkan dirimu. Aku tahu jika kau tak nyaman dengan gaun itu seharian."
Jennie memilih menurutinya. Dengan cepat ia pun beranjak walaupun sedikit risih dengan gaun panjang yang ia kenakan saat ini.
Saat di dalam kamar mandi pun, Jennie masih terlihat gugup. Tentu saja, siapa yang tidak gugup di hari pertama kalian telah resmi menjadi sepasang suami-istri? Fantasi liar tengah menari-nari dipikirannya. Tapi Jennie berusaha menepis itu semua. Mengingat bagaimana sikap Namjoon padanya.
Dengan masih mencoba untuk menetralkan dirinya, Jennie pun memilih untuk membersihkan dirinya. Lagipula, benar kata Namjoon. Gaun yang ia kenakan benar-benar terasa tak nyaman jika dipakai dalam jangka waktu yang lama. Walaupun terlihat indah dimatanya.
Tak butuh waktu yang lama baginya untuk membersihkan dirinya. Tapi kali ini, gadis itu terlihat bingung. Bagaimana ia akan keluar sekarang? Tidak mungkin kan jika ia hanya berbalut sehelai handuk saja keluar dari kamar mandi?
"Ck, bagaimana ini?"
Akhirnya, setelah berpikir panjang dan terus saja gelisah, Jennie pun memberanikan dirinya untuk membuka pintu secara perlahan. Mengintip keadaan sekitar dan bernafas lega mendapati Namjoon telah terlelap membelakanginya saat ini.
Ia pun semakin memberanikan dirinya untuk keluar dari kamar mandi. Rambut basahnya ia biarkan tergerai dan menetes pada lantai kamar. Dan hal itu membuatnya tak bisa menghindar ketika kakinya menginjak air yang menetes dari rambutnya. Dan--
Buk
--membuatnya terjatuh cukup keras karena terpeleset oleh ulahnya sendiri. Jennie berusaha untuk tak bersuara. Menahan sakit karena dirinya yang terjatuh cukup keras. Dan dirinya semakin bertambah malu ketika bisa melihat kini Namjoon terbangun dari tidurnya. Berbalik dan bingung karena mendapati Jennie yang masih terduduk di lantai.
"Apa yang kau lakukan disana?"
"Huh? T-Tidak. Tidak apa. Maaf membangunkanmu, Oppa. Oppa bisa kembali istirahat." Ucapnya dan berusaha untuk bangkit. Namun yang terjadi adalah dirinya yang merintih kesakitan dan kembali terduduk di lantai.
"Kau yakin tidak apa?"
"Huh? I-Iya. Aku tak apa. Oppa bisa lanjutkan istirahat saja."
Namjoon tak menurutinya. Masih menatap pada Jennie yang berusaha untuk bangkit kembali, namun selanjutnya kembali merintih kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
a good wife ❌ namjen
Fanfiction[18+] ✔ Kim Nam Joon harus menikahi gadis pilihan ayahnya yang ia adopsi 16 tahun yang lalu. Tentu saja Namjoon tidak menyukai pilihan ayahnya tersebut karena dirinya yang memang tidak pernah menyukai kehadiran gadis itu saat ayahnya mengadopsinya 1...