Part 6

2.8K 287 13
                                    

Seluruh pegawai di perusahan heboh. Bagaimana tidak? Pagi-pagi sekali, mereka sudah dikejutkan dengan sebuah tempelan yang membuat mereka terkejut bukan main.

"Menurutku, berita ini bukanlah berita yang mengejutkan. Aku sudah menduga sebelumnya kalau mereka akan menikah nantinya."

"Maksudmu?"

"Dia sudah diadopsi saat kecil. Tentu saja akan dinikahkan dengan sajangnim saat dewasa nanti. Ini cerita yang sangat klasik."

"Tapi kurasa, sepertinya sajangnim--"

Ting

Pintu lift terbuka, menampakkan Namjoon dengan Jennie dibelakangnya yang setia mengikutinya. Para karyawan yang berada di lift itu pun sedikit membungkuk, memberikan hormat mereka pada atasan mereka dan juga memberikan ruang bagi atasan dan sekretaris itu.

Seketika itu pula, bisikan dan obrolan para karyawan sebelumnya terhenti begitu saja. Hanya hening yang mendominasi lift itu.

"Lanjutkan saja."

Semua yang ada di dalam lift tersebut menatap bingung pada atasan mereka. Kerutan di kening semakin menambah kebingungan serta rasa penasaran mereka setelah mendengar ucapan Namjoon.

"Lanjutkan saja obrolan kalian. Anggap saja aku dan Jennie tidak ada disini sekarang."

Semua karyawan, tepatnya para karyawan perempuan yang ada disana langsung berdiri dengan canggung. Merutuki kebodohan mereka karena sampai ketahuan oleh atasan mereka.

"Bukankah ini topik yang bagus untuk kalian bicarakan? Aku tak akan menghentikan kalian disaat kalian sedang dalam puncak kesenangan kalian."

Ting

Dan tepat saat Namjoon menyelesaikan kata-katanya, pria itu menggenggam satu tangan Jennie. Membuat gadis itu terkesiap karenanya. Dan pria itu pun menarik gadis itu dan dirinya untuk keluar dari lift. Membuat para karyawan kembali dirundung rasa bingung karena mereka tahu, lantai yang Namjoon pijaki bersama Jennie bukanlah lantai dimana ruangan pria itu berada.

Sama seperti dengan Jennie saat ini. Ia tak tahu apa yang sedang pria itu lakukan padanya. Mereka bahkan tidak berada di lantai ruangan mereka.

"Sajang--maksudku Oppa, apa yang kau lakukan?"

Namjoon tak mendengarnya. Terus menarik Jennie bersamanya. Dan Jennie berusaha untuk tak menambah kemarahan Namjoon. Memilih mengikuti pria itu walaupun ia tetap dalam keadaan bingung saat ini.

Hingga langkah Namjoon terhenti ketika mereka telah sampai di koridor lantai itu. Begitu pula dengan Jennie yang juga menghentikan langkahnya.

Namjoon menetralkan dirinya. Melepas perlahan genggamannya pada Jennie. Dirinya juga sedikit berjalan menjauh dari gadis itu. Membuatnya kini berhadapan dengan kaca besar dihadapannya yang menampilkan pemandangan Seoul dari atas tempatnya berdiri.

Jennie tak tahu. Tapi ia bisa melihat pria itu yang terlihat gelisah. Dan gadis itu tak tahu apa yang terjadi padanya. Pria itu tak mudah ditebak olehnya. Ia ingin mendekat. Setidaknya menepuk punggungnya dan menenangkannya. Namun menahannya. Ia hanya tak ingin Namjoon semakin menunjukkan kemarahannya.

Beberapa menit berlalu dengan keduanya yang masih dalam posisi yang sama. Hingga akhirnya Namjoon berbalik. Membuat pandangan keduanya bertemu saat ini.

"Apa kau tak marah?"

Jennie tak mengerti apa maksud pertanyaan pria itu.

"Marah? Untuk alasan apa?"

a good wife ❌ namjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang