Part 22

2.4K 194 8
                                    

Gadis itu mengulurkan tangannya. Merasakan hembusan angin menyentuh telapak tangannya. Dengan kedua matanya tertutup serta helaian rambutnya yang sedikit terbang karena hembusan itu.

Hah, sudah sejak berapa lama Jiwoo merasakan udara pantai yang begitu asin? Mungkin sudah lama. Begitu pikirnya.

Gadis itu mengerutkan keningnya ketika mobil yang ia tumpangi saat ini menepi pada pantai yang mereka lewati tadi. Beralih pada Yoongi yang tak mengatakan apapun.

Jiwoo tersenyum. Dan saat mobil itu berhenti, Jiwoo tak berpikir dua kali selain keluar dengan cepat dari dalam mobil. Menghasilkan senyum dari Yoongi melihat tingkah gadis itu dan setelahnya mengikuti Jiwoo. Dengan dua buah kaleng bir yang ikut bersamanya.

Alas kaki yang digunakannya telah terlepas. Menentengnya di tangan dan membiarkan jari-jemari kakinya menyentuh pasir putih itu.

Hari itu, mungkin sangat pas bagi keduanya. Senja sudah akan berakhir dan matahari juga akan tenggelam di barat sana. Benar-benar pemandangan yang indah bagi siapapun yang melihatnya.

Jiwoo memilih meletakkan begitu saja sepatunya pada pasir putih itu. Sedikit berlari menuju air pantai dan terpekik senang ketika merasakan air asin itu menyentuh telapak kakinya.

Yoongi sedikit memberi jarak di antara keduanya. Mengumpulkan sepatu milik Jiwoo dan sepatu miliknya. Mendudukkan dirinya pada pasir putih itu dan meletakkan kaleng bir yang ia bawa sebelumnya pada pangkuannya.

"Yoongi, kemarilah. Kau akan menyesal karena tak merasakan airnya."

Pria itu hanya menggeleng menjawab Jiwoo dan ia yakin jika gadis itu melihat reaksinya. Terbukti dari wajahnya yang terlihat murung dan kembali melanjutkan kegiatannya.

Satu kaleng bir telah pria itu buka dan teguk saat ini. Menatap pada Jiwoo disana yang masih dalam dunianya. Senyum gadis itu terbentuk dan mengundang Yoongi untuk menarik ujung bibirnya.

Keduanya masih dalam dunia mereka. Hingga akhirnya Jiwoo merasakan lelahnya. Mulai berjalan menuju Yoongi disana dan mendudukkan dirinya di samping pria itu.

Jiwoo menatap pada sebuah kaleng bir yang disodorkan Yoongi. Mengambilnya dan meneguknya setelah membukanya.

"Wah, memang meminum bir disaat seperti ini rasanya benar-benar pas." Ucapnya dan kembali meneguk birnya.

"Yoongi.."

"Hmm?"

"Apa kau pernah merasakan rasanya menyukai seseorang? Sampai rasanya kau tak rela jika melepasnya begitu saja?"

Pria itu tersenyum. Menatap ke arah depan.

"Tentu saja. Noona pikir aku tak pernah jatuh cinta?"

"Kau itu dingin dan terlihat tertutup. Bagaimana bisa aku menyadari jika kau jatuh cinta atau tidak?"

"Benarkah? Aku tak pernah tahu jika aku seperti itu di matamu."

"Itulah yang membuatmu sampai saat ini tak pernah berkencan." Lalu kembali meneguk bibirnya.

"Lalu, siapa wanita tak beruntung yang kau sukai itu? Aku bertaruh jika wanita yang kau sukai itu bahkan tak pernah tahu jika kau menyukainya."

"Hmm. Belum lagi, wanita itu memang sangat bodoh. Dia juga bukan seseorang yang akan peka terhadap pada sesuatu di sekitarnya."

"Kalau begitu, katakan padanya perasaanmu, bodoh."

Yoongi tak lagi menjawab. Menjatuhkan kepalanya pada bahu Jiwoo dimana gadis itu sedikit terkesiap karenanya.

"Kau yakin ingin mendengarnya?"

a good wife ❌ namjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang