Part 10

3.1K 286 29
                                    

"Bagaimana? Kau sudah mengerti, kan?"

Jennie mengangguk menjawab Ibu. Membuat Ibu yang melihatnya juga ikut tersenyum setelahnya. Namun pikiran gadis itu tidaklah sepenuhnya terfokus dengan apa yang baru saja diajarkan Ibu padanya. Ya, keduanya kini berada pada taman belakang rumah dimana Ibu sengaja datang berkunjung dan mengajari Jennie untuk menanam beberapa bunga disana.

"Jennie, kau ada masalah?"

"Huh? T-Tidak. Tidak ada."

"Kau yakin?"

Jennie nampak ragu disana. Dan itu ditangkap oleh Ibu yang kini mengambil salah satu tangan Jennie dan menggenggamnya.

"Jennie, kau tak bisa terus-terusan menyembunyikan sesuatu dariku. Aku ibumu, kan?"

Jennie hanya tersenyum tipis menjawabnya.

"Tidak apa, eomma. Aku memang baik-baik saja."

Ibu menyerah. Memilih untuk tak bertanya lagi pada Jennie.

"Tapi eomma.."

"Hmm?"

"A-Apa Oppa pernah mengatakan pada eomma jika dia sudah memiliki kekasih?"

Ibu mengerutkan keningnya bingung. Dan selanjutnya adalah ia menggeleng menjawabnya.

"Tidak. Namjoon tidak pernah mengatakan apapun. Wae?"

Jennie menghela nafasnya. Mungkin memang ia harus bicara pada Ibu tentang masalahnya. Ini bukan masalah main-main. Ini menyangkut kehidupan rumah tangganya. Dan Jennie merasa jika ucapan Jiwoo saat itu bukanlah main-main.

"Sepertinya, Oppa memiliki kekasih sebelumnya. Tapi dia tidak pernah memberitahu pada appa maupun eomma."

"Mwo? Darimana kau mengetahuinya, Jennie?"

"Aku pernah melihatnya di kantor sebelumnya. Ia bahkan memaksa masuk untuk bertemu dengan Oppa. Tapi, aku tidak tahu apa yang terjadi pada mereka. Oppa bahkan memelukku dihadapannya dan mengatakan untuk tak lagi menghubunginya."

"Bukankah itu bagus?"

Jennie mengangguk menjawabnya.

"Tapi tadi pagi, dia datang kemari. Aku bahkan tidak tahu bagaimana bisa dia datang kemari dan mengetahui rumah ini."

Ibu tampak terlihat tidak menyukai setelah mendengarnya. Tentu saja. Ibu mana memangnya yang ingin rumah tangga anak-anaknya dirusak oleh seseorang?

"Kalau begitu, eomma akan menyuruh ayahmu untuk mencarikan kalian rumah baru agar wanita itu tidak datang lagi kemari."

Jennie menggeleng dengan cepat menjawabnya.

"Tidak perlu, eomma. Ini masalahku dan biarkan aku saja yang menyelesaikannya. Lagipula, aku tidak ingin merepotkan kalian lagi. Ini saja sudah cukup."

"Tapi, Jennie--"

"Eomma, kumohon. B-Bukankah aku juga harus membuat Oppa menyadari perasaannya untukku?"

Ibu tak bisa lagi menjawabnya. Beliau memilih diam dan merangkul Jennie setelahnya. Seolah menguatkan putrinya tersebut.

"Tapi kau harus tahu, eomma selalu ada untukmu."

"Hmm. Terima kasih, eomma."

.

.

Jennie memeluk kedua lututnya yang ia naikkan ke atas sofa. Memandang pemandangan malam dari atas balkon kamarnya. Dari sana pula, ia juga bisa melihat mobil Namjoon datang nantinya.

a good wife ❌ namjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang