Pagi itu terlihat cerah. Dimana gadis yang masih berbalut dengan bathrobe-nya itu berdiri di depan balkon kamarnya. Menikmati cerahnya pagi dan semburan anginnya yang menerpa wajahnya.
Sementara pria yang masih terbaring di atas tempat tidurnya itu membuka matanya perlahan. Dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah siluet gadisnya yang berdiri membelakanginya.
Namjoon masih tak memiliki niat untuk bangun dari berbaringnya. Membiarkan dirinya memperhatikan Jennie disana. Gadis itu terlihat menikmati pagi itu. Dan dia tak ingin mengganggunya.
Menit demi menit berlalu. Namjoon akhirnya memilih beranjak dari berbaringnya. Hanya mengenakan celana terusan di tubuhnya dan menyibak selimutnya, membawa selimut itu pula bersamanya untuk kini berjalan mendekat pada Jennie disana.
Jennie terkesiap ketika sebuah pelukan ia terima. Tak perlu berbalik karena dirinya sudah mengetahui siapa yang memeluknya sekarang. Memilih menyamankan dirinya pada pelukan itu dimana Namjoon mengikutsertakan selimut yang ia bawa sebelumnya untuk menutupi tubuh keduanya.
"Kau ingin kita pergi kemana, hmm?"
Jennie sedikit melirik pada Namjoon dan semakin terkejut karena pria itu memberikannya sebuah kecupan cepat di bibirnya. Tapi ia berusaha untuk tetap bersikap tenang walaupun jantungnya berdebar. Dan mungkin, rona merah kini sudah terbentuk di kedua pipinya.
"Pergi kemana?"
"Kau lupa ucapanku semalam? Kita akan pergi. Kau bisa menyebutnya dengan bulan madu. Jadi, katakan padaku. Tempat apa yang ingin kau datangi?"
Jennie memasang wajah berpikirnya. Tentu saja ia sedang berpikir saat ini. Membuat Namjoon yang melihat wajah menggemaskan itu tak bisa untuk tak tersenyum. Memilih untuk menyampirkan helaian rambut Jennie yang tertiup angin.
(Bayangin aja wajahnya si Jennie pas di Weekly Idol. Pas dia ditanya makanan kesukaannya apa dan muka mikirnya itu dan dgn polosnya dia jawab susu. Wkwkwk.)
"Kurasa, aku tak mempunyai tempat yang ingin ku datangi."
"Kau yakin?"
"Ah, tidak. Mungkin Jeju bisa. Aku hanya malas saja jika harus pergi ke tempat-tempat yang jauh."
"Baiklah. Kau ingin Jeju?"
"Apa bisa? Oppa tak punya pekerjaan apapun di kantor?"
"Itu masalah gampang. Aku akan mengatakan pada kedua orangtua kita nanti." Lalu mendekatkan wajahnya pada Jennie. "Jika kucing kecilku ini ingin pergi keluar bersamaku."
Jennie benar-benar tak bisa menahan senyumannya. Merasakan wajah pria itu mendekat padanya dan memberikannya sebuah kecupan di pipinya. Dan gadis itu memilih menutup matanya ketika ia bisa merasakan bibir itu kembali.
Kedua tangannya dengan spontan memeluk prianya. Sementara tubuhnya telah dipojokkan pada pembatas balkon dengan sang pria yang memeluk tubuhnya.
Bibir itu semakin liar menjamah lawan mainnya. Tangan besarnya juga tak tinggal diam dan terus memberikan sentuhan lembut pada tubuh kecil itu.
Namjoon melepaskan ciuman mereka. Kini turun untuk menyentuhkan bibirnya pada permukaan leher putih milik Jennie setelah menyampirkan rambut gadis itu. Dan Jennie yang tak bisa melakukan apapun hanya menerimanya. Semakin erat memeluk Namjoon dan menutup matanya. Membiarkan dirinya merasakan pria itu.
Tubuhnya kini dibalikkan kembali dan membuatnya berdiri membelakangi prianya. Dan kembali, ia merasakan bibir pria itu menyentuh tengkuknya. Terus menciumnya disana dimana dirinya tak tahu jika daerah itu merupakan titik paling sensitifnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
a good wife ❌ namjen
Fanfiction[18+] ✔ Kim Nam Joon harus menikahi gadis pilihan ayahnya yang ia adopsi 16 tahun yang lalu. Tentu saja Namjoon tidak menyukai pilihan ayahnya tersebut karena dirinya yang memang tidak pernah menyukai kehadiran gadis itu saat ayahnya mengadopsinya 1...