Jennie membuka pintu kamar dan menemukan Namjoon disana berdiri membelakanginya. Dan menurut Jennie, pria itu nampak sedikit gusar di tempatnya.
Gadis itu memilih menutup pintu di belakangnya. Meletakkan jas hitam pria itu ditempatnya sebelum mendekat padanya.
"O-Oppa ingin mandi lebih dulu?"
Tak ada jawaban dari pria itu. Jennie semakin tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia pasti akan mendapat kemarahan lain dari pria itu karena melanggar perintahnya.
Namun tanpa bisa dia duga, tubuhnya dibawa begitu saja ketika pria itu mendudukkan dirinya pada meja rias di kamar itu. Membuatnya sedikit memekik dan kini tingginya sama dengan pria itu. Kedua tangan pria itu bahkan menguncinya dalam kungkungannya.
"Oppa--"
"Apa ucapanku saat itu adalah main-main untukmu?"
Jennie memundurkan dirinya. Berusaha untuk tak terlalu dekat dengan Namjoon yang malah mendekatkan wajahnya padanya.
"M-Maaf, Oppa. Bukan aku yang mengundangnya kemari. Tapi eomma."
"Kalau begitu, kau bisa mencegahnya, kan? Bukankah sudah kubilang untuk tidak dekat dengannya?"
"Oppa--"
Jennie kembali dikejutkan oleh pria itu. Yang kini memegang tengkuknya dan mempertemukan bibir keduanya. Gadis itu bahkan tak bisa melakukan apapun selain membalas ciuman itu.
Menit demi menit berlalu. Kedua tangan gadis itu bahkan sudah mengalung pada leher sang pria. Ciuman itu berubah menjadi menuntut ketika jarak di antara keduanya semakin dekat. Gadis itu tak lagi berpikir apapun dan hanya terus membalas lumatan itu semampunya.
"Mmh..."
Desahan pertama Jennie keluar ketika ia bisa merasakan bibir pria itu menyentuh lehernya. Bahkan pelukannya mengerat ketika rasa itu menggelitiki tubuhnya. Ia menutup matanya ketika tangan itu mulai menyentuh tubuhnya dari luar pakaian yang ia kenakan.
Tok Tok
"Jennie?"
Jennie tersadar dan membuka matanya perlahan. Ia ingin menjauhkan Namjoon darinya. Tapi pria itu dengan cepat pula mengambil kedua tangannya dan memenjarakan kedua tangannya di balik tubuh Jennie.
"Oppa, itu eomma."
"Lalu apa?"
Pria itu masih menyentuh Jennie. Menciumi kulit tubuh sang gadis yang masih bisa dijangkaunya. Lalu kembali pada bibirnya dan Jennie yang tak bisa menolak hanya membalas ciuman itu.
Tok Tok
"Jennie? Kenapa lama sekali?"
Jennie akhirnya berhasil melepaskan ciuman Namjoon padanya. Namun seakan tak menyerah, pria itu memilih mencium pipinya. Terus turun dan kembali ke leher gadis itu. Mencium aromanya.
"Oppa, biarkan aku bicara pada eomma lebih dulu."
"Kalau begitu, bicaralah."
Jennie terkesiap ketika Namjoon menyentuhkan tangannya pada area bawah tubuhnya yang masih tertutupi. Bahkan kini telah masuk ke dalamnya dan menyentuh langsung bagian bawah tubuhnya.
"Oppa, a-apa yang kau lakukan?"
"Menurutmu? Bukankah hal ini seharusnya kau berikan untukku?"
Jennie menggeliat di atas meja rias itu. Ia tak bisa menghentikan pria itu ketika kedua tangannya masih digenggam oleh Namjoon. Pria itu tersenyum sebelum kembali mencium Jennie tepat dibibirnya. Tentunya dengan tangannya yang masih bermain di bawah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
a good wife ❌ namjen
Fanfiction[18+] ✔ Kim Nam Joon harus menikahi gadis pilihan ayahnya yang ia adopsi 16 tahun yang lalu. Tentu saja Namjoon tidak menyukai pilihan ayahnya tersebut karena dirinya yang memang tidak pernah menyukai kehadiran gadis itu saat ayahnya mengadopsinya 1...