PRANG
Suara piring yang terbanting itu begitu keras terdengar di telinga orang-orang yang ada disana. Sang pria yang baru saja membanting piring itu menatap seseorang yang baru saja membuatnya membanting piring dihadapannya.
"Appa, kau sedang bercanda, bukan?"
"Tidak. Semua sudah aku persiapkan. Kau hanya diam dan ikuti saja semuanya."
Sang pria mengepalkan kedua tangannya yang berada di atas meja makan itu. Tatapannya kini beralih menatap seorang gadis yang terus menundukkan kepalanya dengan sang Ibu yang berada di samping gadis itu.
Ia menghela nafasnya kasar dan beranjak dari duduknya. Nafsu makannya menghilang begitu saja setelah mendengar ucapan Ayahnya. Belum lagi wajah gadis itu yang menambah kemarahannya.
"Kim Namjoon, kau tidak bisa menolaknya. Jika kau tidak mau kehilangan semua kenikmatan yang kau miliki saat ini."
Pria itu -Namjoon- semakin dibuat marah dengan ucapan Ayahnya. Ia menahan kemarahannya dan terus berjalan keluar dari rumahnya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Sedangkan gadis yang menundukkan kepalanya itu semakin menautkan kedua tangannya mendengar semua keributan yang baru saja terjadi.
"Jennie, tenanglah, sayang. Ini semua pasti akan baik-baik saja."
Gadis itu -Jennie- hanya mengangkat kepalanya, berusaha mengeluarkan senyumnya pada Ibu Angkatnya.
"Tidak apa. Habiskan saja makananmu. Jangan pikirkan Namjoon, hmm?"
Gadis itu hanya mengangguk saja setelahnya. Berusaha menahan lelehan airmata yang bisa kapan saja akan turun dari pelupuk matanya.
Tidak, ia sudah biasa melihat kemarahan lelaki itu. Tapi ia tak pernah menyangka, kemarahan pria itu bisa sampai seperti ini ketika mendengar ucapan Ayah pria itu.
Ya, sang Ayah menginginkan anak prianya untuk menikahinya. Menikahi gadis panti asuhan yang diadopsi oleh kedua orangtua sang pria 16 tahun yang lalu.
Jennie tahu, Namjoon tak pernah sekalipun menyukai kehadirannya dari semenjak ia menginjakkan kaki di rumah ini. Dan gadis itu yakin, kebencian pria itu akan semakin bertambah ketika ia dipaksa untuk menikahinya.
.
.
Dentuman musik di sebuah club tersebut bertambah keras seiring malam hari berganti menjadi dini hari. Para manusia tersebut terus terbius dan mengikuti alunan musik beat tersebut. Mereka seakan tidak lelah dengan suara keras musik tersebut dan tetap meliak-liukkan tubuh mereka.
"Jadi, kau tetap akan dinikahkan dengan gadis itu?"
Pria tersebut menuangkan kembali minuman berakohol itu saat pria lain dihadapannya saat ini menyodorkan gelas yang baru saja habis di tegaknya. Dengan cepat pula, cairan berakohol itu sudah jatuh ke dalam lambung pria itu. Seolah dirinya saat ini tengah menyembunyikan dirinya dengan minuman-minuman itu.
"Ck, kalau aku jadi kau, aku pasti akan langsung menerimanya."
"Kalau begitu, kau saja yang menikah dengannya."
"Benarkah? Tapi jangan menyesal nanti, hmm?"
"Terserah kau saja."
"Tapi serius, Kim. Apa yang sebenarnya yang kau tak suka dari gadis itu? Kulihat, dia adalah gadis yang baik. Dan sepertinya, dia juga menyukaimu."
"Aku sudah tak menyukainya sejak dia menginjakkan kakinya di rumahku untuk pertama kalinya. Dia datang dengan tiba-tiba dan juga merebut perhatian orangtuaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
a good wife ❌ namjen
Fiksi Penggemar[18+] ✔ Kim Nam Joon harus menikahi gadis pilihan ayahnya yang ia adopsi 16 tahun yang lalu. Tentu saja Namjoon tidak menyukai pilihan ayahnya tersebut karena dirinya yang memang tidak pernah menyukai kehadiran gadis itu saat ayahnya mengadopsinya 1...