Part 23

2.2K 197 4
                                    

"Kau tak mau masuk dulu?"

Yoongi menggeleng. "Mungkin ibuku dan Jungkook juga sedang menungguku di rumah."

"Ck, jika kau lupa, rumah kita bersebrangan, bodoh."

Yoongi tersenyum mendengar nada kesal Jiwoo.

"Sudahlah. Cepat masuk dan temui ibumu. Dan titip salamku padanya. Sudah berapa lama memangnya kau tak bertemu dengan ibumu, huh?"

Jiwoo masih diam. Tak menuruti pula perkataan Yoongi. Gadis itu masih disana. Menatap pada pria dihadapannya.

Perkataan Yoongi saat di pantai kembali teringat olehnya. Dan Yoongi menyadari keterdiaman gadis itu. Memilih untuk berbalik dan berlalu lebih dulu dari hadapan Jiwoo.

"Sejak kapan?"

Pertanyaan Jiwoo menghentikan langkah Yoongi. Membuatnya kini berbalik dan melirik pada Jiwoo disana.

"Sejak kapan kau menyukaiku?" Ulang kembali Jiwoo. Sementara Yoongi kini benar-benar menghadapkan tubuhnya pada Jiwoo. Dengan jarak mereka yang tidak terlalu dekat pula saat ini.

"Aku tidak akan memberitahumu."

Jiwoo mengernyit tak mengerti. Namun juga ada rasa kesal dalam dirinya karena Yoongi bahkan tak mau mengatakan padanya kapan pria itu menyukainya.

"Kau yang cari tahu sendiri, noona."

"Kau bercanda?"

"Tidak. Jika kau ingin mengetahuinya, kau harus mencari tahunya sendiri." Lalu melipat kedua tangannya di dada. "Anggap saja ini sebagai sebuah ujian untukmu. Kau yang harus kerjakan sendiri. Tidak perlu terburu-buru. Aku akan selalu menunggumu untuk datang padaku."

Dan setelah mengatakan itu, Yoongi memberikan kembali senyumnya pada Jiwoo disana yang masih tampak bingung sekaligus kesal. Berbalik untuk berlalu pergi dari hadapan gadis itu.

"Ck, dia benar-benar sangat merepotkan."

Jiwoo berlalu masuk ke dalam rumahnya. Mengetuk pintunya dan tak perlu waktu yang lama baginya untuk menunggu sang Ibu di dalam yang akan membukakan pintu untuknya.

"Jiwoo..." Terlihat sang Ibu terkejut ketika mendapati putrinya dihadapannya.

Jiwoo tersenyum. Sebelum akhirnya membawa dirinya untuk memeluk Ibunya. "Aku merindukanmu, eomma."

"Astaga, sayang. Kenapa kau baru kemari? Eomma juga sangat merindukanmu."

Ibunya melepaskan pelukannya. Menangkup wajah Jiwoo dan mengelus pipinya. "Lihatlah ini. Kenapa kau semakin kurus saja?"

"Bukankah sangat bagus jika aku kurus? Eomma dulu selalu mengomeliku ketika aku makan terlalu banyak."

Sang Ibu tersenyum. Membuat Jiwoo yang melihatnya ikut tersenyum.

"Kau kemari sendiri?"

Jiwoo menggeleng. "Aku kemari dengan Yoongi."

"Yoongi? Dimana dia sekarang?"

Jiwoo melirik rumah di sebrang rumah mereka. "Tentu saja dia sudah pulang. Tapi dia telah menitipkan salam pada eomma."

Ibunya hanya mengangguk menanggapinya. "Sudahlah. Kita masuk. Kau juga harus beristirahat, bukan?"

Jiwoo mengangguk dengan keduanya yang bersamaan kini masuk ke dalam rumah.

Dan saat dirinya telah sampai di kamarnya, Jiwoo melempar begitu saja tas yang ia bawa sebelumnya. Menjatuhkan dirinya begitu saja di atas tempat tidurnya.

"Hah, aku merindukanmu." Ucapnya sembari mengelus tempat tidurnya. Hingga tatapannya terhenti pada sebuah bingkai foto disana. Yang terpajang di atas meja nakasnya.

a good wife ❌ namjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang